Usaha-usaha Orang Munafik

C. Usaha-usaha Orang Munafik

Gambaran lain dari sisi kehidupan orang munafik, yang juga merupakan bagian dari karakternya, adalah dapat di lihat dari usaha-usaha yang mereka lakukan.

Dalam hal ini al-Qur`an menginformasikan usaha-usaha orang munafik sebagai berikut:

1. Menghalangi orang beriman untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah:

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (Qs. Al-Nisâ`/4: 61)

Pada ayat di atas Allah Swt. mengungkap keberadaan orang-orang munafik yang tidak hanya ingkar kepada Allah, bukan hanya tidak beriman, tidak taat kepada perintah dan aturan Allah, tetapi mereka juga berusaha menghalangi orang lain dari Pada ayat di atas Allah Swt. mengungkap keberadaan orang-orang munafik yang tidak hanya ingkar kepada Allah, bukan hanya tidak beriman, tidak taat kepada perintah dan aturan Allah, tetapi mereka juga berusaha menghalangi orang lain dari

Allah menegaskan pula bahwa orang-orang yang tidak beriman itu, dengan berbagai macam cara –bahkan sering tidak disadari oleh kaum muslimin sendiri- menyesatkan orang-orang beriman. Mereka kerahkan segala kemampuan untuk menyesatkan orang-orang beriman. Mereka gunakan berbagai macam taktik.

Kadangkala mereka bungkus kesesatan yang mereka propogandakan itu dengan hal- hal yang kelihatannya baik. 42

Di antara upaya mereka untuk itu adalah dengan pemberian bantuan secara materil. Dengan dalih membantu orang yang lemah dan menolong orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mengentaskan kemiskinan, membantu meningkatkan kualitas pendidikan, dan atas nama menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan lainnya, mereka mengeluarkan uang dan harta mereka. Kelihatannya mereka telah berbuat kebaikan dari harta yang mereka miliki. Padahal sebenarnya dibalik itu mereka memiliki niat dan tujuan yang sangat jelek untuk menjauhkan manusia (baca: umat Islam) dari jalan Allah (fî sabîlillâh) yang diridhoi-Nya. Surat al-Anfâl/8 ayat 36 menegaskan hal ini:

42 Didin Hafidhuddin, Tafsir Al-Hijri; Kajian Tafsir Al-Qur`an Surat An-Nisa ’ , (Jakarta: Yayasan Kalimah Thayyibah, 1421 H/ 2000 M), Cet. ke-1, h. 63-64

Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. (Qs. Al- Anfâl/8: 36)

Mereka benar-benar mengambil kesempatan dalam kemiskinan, kebodohan dan penderitaan orang-orang yang ditimpa musibah bencana dengan dalih menolong

dan menyelamatkan. Padahal mereka tidak pernah ikhlas melakukannya. Bahkan pada akhirnya nanti hal itu akan menjadi penyesalan bagi mereka sebagaimana dijelaskan Allah Swt. pada ayat di atas.

2. Mengajak kepada Kekafiran. Usaha orang munafik ternyata tidak berhenti hanya sampai pada menghalangi orang mukmin untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Namun mereka juga berusaha untuk menyeret orang- orang mukmin kepada kekafiran sebagaimana mereka telah mejadi kafir. Hal ini digambarkan Allah Swt. dalam surat al-Nisâ’/4 ayat 89: ﻲِﻓ ﺍﻭﺮِﺟﺎﻬﻳ ﻰﺘﺣ َﺀﺎﻴِﻟﻭﹶﺃ ﻢﻬﻨِﻣ ﺍﻭﹸﺬِﺨﺘﺗ ﺎﹶﻠﹶﻓ ًﺀﺍﻮﺳ ﹶﻥﻮﻧﻮﹸﻜﺘﹶﻓ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﺎﻤﹶﻛ ﹶﻥﻭﺮﹸﻔﹾﻜﺗ ﻮﹶﻟ ﺍﻭﺩﻭ ﺎﹶﻟﻭ ﺎﻴِﻟﻭ ﻢﻬﻨِﻣ ﺍﻭﹸﺬِﺨﺘﺗ ﺎﹶﻟﻭ ﻢﻫﻮﻤﺗﺪﺟﻭ ﹸﺚﻴﺣ ﻢﻫﻮﹸﻠﺘﹾﻗﺍﻭ ﻢﻫﻭﹸﺬﺨﹶﻓ ﺍﻮﱠﻟﻮﺗ ﹾﻥِﺈﹶﻓ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒﺳ

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong. (Qs. Al- Nisâ`/4: 89)

Ibn Katsîr menjelaskan maksud ayat di atas adalah, “bahwa karena hebatnya rasa permusuhan mereka, maka mereka menginginkan kamu sesat supaya mereka dan

kamu sama-sama berada dalam kesesatan”. 43 Begitu hebatnya rasa permusuhan yang mereka tanamkan dalam diri mereka,

sehingga tidak cukup bagi mereka dengan hanya menghalangi orang-orang mukmin dari jalan Allah. Dengan segala daya upaya mereka berusaha untuk menyesatkan orang-orang mukmin sampai pada tingkat kekafiran yang sangat dimurkai oleh Allah Swt.

Kalau pada uraian sebelumnya dijelaskan bahwa salah satu upaya yang dilakukan orang-orang kafir dan munafik untuk mencapai tujuannya dengan pemberian berupa iming-iming uang dan harta. Pada sisi lain mereka juga menggunakan taktik dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk tidak memberi bantuan dan pertolongan kepada orang-orang mukmin dengan maksud agar orang- orang mukmin tertekan dengan penderitaan atau keadaaannya yang sulit sehingga membatalkan keimanan mereka dan menggantinya dengan kekafiran. Hal seperti itu telah menjadi salah satu watak yang cukup kuat bercokol dalam diri orang munafik

43 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân…, Juz II, h. 225 43 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân…, Juz II, h. 225

Pada kenyataannya bahkan hal tersebut telah terjadi pada masa Rasulullah saw. membina masyarakat di Madinah. Sebagaimana diungkap Allah Swt. dalam surat al-Munâfiqûn/63 ayat 7:

Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)". Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. (Qs. Al-Munâfiqûn/63: 7)

Dalam sejarahnya –perlu diketahui- bahwa komunitas Islam di Madinah berhubungan dengan berbagai macam orang munafik dengan segala bentuk kemunafikannya. Mereka berbeda-beda dalam cara memerangi dan mengacaukan orang-orang mukmin, meskipun mereka memiliki tujuan yang sama yaitu menentang

agama Islam. 44

44 Muhammad Al-Madani, Masyarakat Ideal Dalam Perspektif Surat An-Nisa ’ , terj. Kamaluddin Sa’diyatulharamain, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), Cet. ke-1, h. 156

Di Madinah terdapat komunitas orang yang secara lahiriah mereka menampakkan keislaman, tetapi secara bathiniah mereka menyembunyikan kekafiran. Mereka memiliki kepentingan menanamkan keraguan pada jiwa-jiwa manusia dan

menyebarluaskan kekacauan kepada masyarakat. 45 Realitas sejarah di atas menunjukkan bahwa orang-orang munafik dalam

usaha-usaha yang mereka lakukan menggunakan berbagai cara dan strategi yang

mereka bangun baik secara pribadi maupun secara berkelompok. Sebagai kelompok, mereka sesungguhnya tidak pernah berada pada kesepahaman yang sama dalam bersekongkol. Karena mereka memiliki kepentingan untuk pribadi mereka masing- masing. Jadi usaha mereka untuk mengkafirkan orang-orang mukmin pada hakekatnya merupakan jembatan bagi mereka untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang tersembunyi pada diri mereka.

3. Menyuruh berbuat kemungkaran dan mencegah berbuat kebaikan (Amar Munkar dan Nahî Ma ’rûf)

Disaat-saat orang mukmin suka dan berusaha untuk menyuruh kepada perbuatan yang baik dan mencegah segala perbuatan yang mungkar sebagaimana

yang diperintahkan Allah. 46 Sebaliknya orang-orang munafik berusaha menyuruh berbuat mungkar dan mencegah atau menghalangi perbuatan yang baik. Hal ini

diungkap Allah dalam firman-Nya:

45 Ibid. 46 Lihat Qs. Âli Imrân/3: 110 dan Qs. Al-Tawbah/9: 71

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. (Qs. Al- Tawbah/ 9: 67)

Sayyid Quthb menafsirkan ayat di atas dengan menjelaskan bahwa orang- orang munafik baik laki-laki maupun perempuan itu wataknya dan pembawaannya sama, tabiatnya sama. Orang munafik itu pada semua masa dan semua lokasi, selalu berbeda antara perkataan dan perbuatannya. Akan tetapi semuanya kembali pada karakter yang sama dan bersumber dari sebuah sumber. Niatnya busuk, hatinya tercela, suka memfitnah, suka menyembunyikan, suka melakukan tipu muslihat, lemah kalau berhadapan, takut untuk berterus terang. Itulah sifat dasar mereka. Sedangkan prilaku mereka ialah suka menyuruh berbuat mungkar dan mencegah atau menghalang-halangi perbuatan yang baik, bakhil untuk menginfakkan harta kecuali

dengan maksud pamer (riyâ’) kepada masyarakat. 47 Mereka lupa kepada Allah. Mereka tidak mempertimbangkan kecuali

perhitungan manusia dan perhitungan untung rugi di dunia. Mereka tidak takut kecuali kepada orang-orang kuat yang dapat menghinakan mereka dan membujuk mereka. Maka Allah melupakan mereka, tidak menimbang mereka, dan tidak

47 Lihat Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur`ân, Jilid III, h. 1673 47 Lihat Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur`ân, Jilid III, h. 1673

contohnya. 48 Sebagai contoh dari usaha orang-orang munafik untuk menyuruh kepada

kemungkaran dan mencegah kepada kebaikan adalah perilaku mereka yang senantiasa mendukung kemungkaran dan menghalangi perbuatan baik. Mereka sangat gencar menebar perbuatan-perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, misalnya aktif mensosialisasikan anti hijab bagi kaum perempuan. Dan lewat tulisan, tak sedikit para penulis yang menyerukan emansipasi wanita dengan membuang jauh-

jauh hijab penutup aurat mereka. 49 Intinya mereka ingin mengaburkan ajaran Islam dan mengingkari syari’at-syari’atnya.

Contoh lain, merekapun aktif memasyarakatkan nyanyian-nyanyian pemicu syahwat dan maksiat, majalah-majalah porno, narkoba dan perbuatan mungkar lainnya. Otomatis setiap perkara makruf, mereka menjadi penghalang utama dan benteng penentang kebaikan. Karena yang mereka inginkan, kebaikan semakin terpinggir, ilmu semakin sedikit dan terbenamnya dakwah dalam hiruk pikuk budaya

permisif mereka. 50

48 Ibid . 49 Lihat Al-Qarnî, Bahaya Kemunafikan…, h. 39 50 Ibid.

Pada dasarnya, orang munafik akan melakukan usaha apa saja untuk memadamkan api keimanan yang telah membakar hati mereka akibat kebencian dan permusuhan yang mereka tanamkan terhadap orang-orang beriman. Juga akibat kebodohan mereka terhadap syari’at Islam yang mereka ingkari kebenarannya.