Tehnik Identifikasi Bakteri API 20 E Pemantapan Kualitas

Larutkan semua bahan dalam aquadest sampai volume 1,0 liter, panaskan sampai mendidih selama 15 menit, sampai suhu 121 O C, tuangkan kedalam piring petri. Dilanjutkan dengan pemakaian disc. 20,21

f. Tehnik Identifikasi Bakteri API 20 E

API 20 E Analytical Profile Index adalah identifikasi bakteri berdasarkan pemeriksaan biokimia.

g. Disk Antibiotik Tabel 3.6.1. CLSI

41 JENIS ANTIBIOTIK DISK CONTENT DIAMETER RESISTEN mm DIAMETER INTERMEDIATE mm DIAMETER SENSITIF mm Amoxicillin 10 µg 0 – 13 14-17 ≥ 18 Ampicillin 10 µg 0 – 11 14-16 ≥ 14 Amikasin 30 µg 0 – 14 15-16 ≥ 17 Amoxicillin clavulanat 20 10 µg 0 – 13 14-17 ≥ 18 Cefepime 5 µg 0 – 22 23-29 ≥ 30 Ceftriaxone 30 µg 0 – 21 15-22 ≥ 29 Cefuroxime 30 µg 0 – 20 15-17 ≥ 27 Ciprofloxacin 5 µg 0 – 21 16-20 ≥ 26 Cotrimoxazole 1,25 23,75 µg 0 – 10 11-15 ≥ 16 Erythromycin 15 µg 0 – 14 14-16 ≥ 18 Norfloxacin 10 µg 0 -12 13-16 ≥ 17 Vancomycin 30 µg 0-9 10-12 ≥ 13 3.6.2. Cara Kerja 3.6.2.1. Pengambilan sampel Semua penderita dianamnesis yang berhubungan dengan keluhan pasien dan dilakukan pemeriksaan THT rutin dan pemeriksaan radiologi foto polos sinus paranasal dan CT scan sinus paranasal dan ditegakkan dengan diagnosa sinusitis maksila kronis. Sebelum dilakukan tindakan pasien terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan sekaligus membuat informed consent. Sampel diambil dari dua tempat yaitu: 1. Sampel diambil pada cavum nasi. Sebelum dilakukan irigasi sinus sampel diambil dengan menggunakan swab kapas lidi steril melalui cavum nasal dengan membuka rongga hidung dengan bantuan alat pemeriksaan THT speculum hidung dan media transfer yang digunakan dalam keadaan di tutup rapat. 2. Sampel diambil pada secret sinus maksila. 51 1. Pengambilan sampel dilakukan dikamar operasi. Teknik ini dilakukan dengan cara bfes dengan menggunakan alat irigasi sinus Coacley trocars mengirigasi sinus dari meatus nasi inferior. Sekret di dalam sinus maksila dihisap dengan menggunakan spuit 5 cc steril yang ujungnya disambung selang kecil wing needle no 25. Jika tidak didapati secret maka terlebih dahulu dimasukkan 2-4 cc NaCl 0,9 secara aseptik melalui spuit ke sinus maksila dan kemudian dihisap kembali dengan spuit tersebut. 51

3.6.2.2. Pewarnaan gram

Spuit yang terisi secret tersebut langsung dimasukkan pada swab kapas lidi dan ditutup rapat dan segera dibawa ke Departemen Patologi Klinik devisi Penyakit Tropik Infeksi FK USURSUP H. Adam Malik Medan untuk dilakukan pemeriksaan pewarnaan gram, kultur kuman serta sensitifitasnya terhadap antibiotik. Setelah sampai di laboratorium, segera dilakukan pemeriksaan kultur dan diikuti perwarnaan Gram. Pewarnaan Gram sebagai tindakan antisipasi terhadap representasi dari bahan sampel dan informasi awal dari mikroorganisme yang ada pada spesimen. Cara pewarnaan Gram : 1. Buat hapusan diatas kaca objek dengan diameter ± 2 cm. 2. Lakukan fiksasi diatas api bunsen. 3. Tuang Kristal violet datas hapusan menggenangi seluruh media, diamkan selama 1 menit 4. Cuci dengan air, tuang lugol 10 dan diamkan selama 1 menit. 5. Buang sisa pewarnaan dan bilas dengan alcohol 96 hingga warna violet hilang, cuci dengan air. 6. Tuangkan safranin, diamkan selama 30 detik. 7. Bilas dengan air, keringkan diudara dengan meletakkan slid pada posisi dimiringkan. 8. Baca sediaan dibawah mikroskop, pembesaran 100 X dengan minyak emersi. 20

3.6.2.3. Media kultur Blood Agar

Cara kerja : Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman dengan melakukan goresan secara zig zag. Kemudian ditutup dan masukkan kedalam incubator pada suhu 37 O Uji katalase : 1 tetes H C, dengan posisi tutup dibawah. Biarkan selama 24 jam. Kemudian apabila koloni tumbuh akan dilanjutkan dengan pemeriksaan identifikasi dengan uji katalase. 2 O 2 Apabila terbentuk gas, berarti bakteri tersebut adalah Staphylococcus . 20 ditambahkan 1-2 koloni bakteri. Apabila tidak terbentuk gas, maka : - Untuk Streptococcus β hemolyticus, pada blood agar tampak adanya zona hemolisis yang luas dan terang. - Untuk Streptococcus α hemolitycus, terbentuk zona hemolisis parsial, yang berwarna kehijauan. Untuk Streptococcus γ hemolyticus, tidak terjadi hemolisis pada eritrosit, sehingga tidak terlihat perubahan pada permukaan koloni. McConkey Agar Cara kerja : Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman dengan melakukan penanaman kuman dengan melakukan goresan secara zig zag. Kemudian ditutup dan masukkan kedalam incubator pada suhu 37 O C, dengan posisi tutup terbalik. Biarkan selama 24 jam. Jika tumbuh lanjutkan dengan pewarnaan Gram kembali dan identifikasi dengan API 20 E. Agar Chocolate cara kerja : Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman dengan melakukan goresan secara zig zag. Kemudian media dimasukkan kedalam toples yang berisi lilin yang sedang menyala. Tutup toples dan biarkan sampai lilin mati. Masukkan toples yang berisi media Chocolate kedalam inkubator pada suhu 35 ฀ C – 37 ฀ C. biarkan selama 24 jam. Jika terdapat pertumbuhan pada media – media diatas maka dilakukan pengecatan Gram kembali sebagai identifikasi bakteri. Katalase dilakukan pada koloni yang tumbuh pada Blood Agar Mannitor Salt Agar MSA Tes Mannitor Salt Agar MSA dilakukan jika hasil uji katalis + didasarkan atas kemampuan staphylococcus aureus untuk memfermentasi manitol. MSA positif + Staphylococcus aureus dan staphylococcuc saprophyticus. Tes Koagulase Tes koagulase adalah tes untuk menentukan adanya enzim koagulase yang dihasilkan oleh staphylococcus aureus dan merupakan suatu tes yang penting dalam mikrobiologi diagnostik. Tes ini dapat membedakan staphylococcus aureus dari staphylococcus yang lain dimana staphylococcus aureus satu- satunya memiliki enzim koagulase. Tes koagulase positif : staphylococcus aureus.

3.6.2.4. Muller Hilton Agar Cara kerja :

1. Ambil tiga sampai lima koloni kuman yang tumbuh pada media biakan dengan ose dan masukkan kedalam cairan NaCl 0,9 ±5 ml, bandingkan suspense dengan standart kekeruhan Mc Farland 0,5. 2. Suspensi kuman 1 cc disebarkan secara merata pada permukaan media agar Muller Hinton. 3. Letakkan cakram antibiotik yang dijumpai pada : Amoxicillin 10 µg, Ampicillin 10 µg, Amicacin30 µg, Erythromycin 15 µg, Vancomy 30 µg, Cefepime 5 µg, Ceftriaxone 30 µg, Cefuroxime 30 µg, Ciprofloxacin 5 µg, Norfloxacin 10 µg, Cotrimoxazole 1,2523, 75 µg, Amoxicillin- clavulanat acid 2010 µg, Cakram antibiotik diletakkan pada permukaan agar dengan sedikit penekanan agar melekat dengan sempurna. 4. Petri dimasukkan dan diletakkan secara terbalik kedalam incubator 37 O Keesokan harinya dibaca zona hambatan pertumbuhan bakteri berdasarkan criteria NCCLS untuk ditentukan sensitifitasnya. C selamat 24 jam.

3.6.3. Prosedur kerja API 20 E

Cara kerja : 1. Koloni yang tumbuh pada media agar McConkey, dimasukkan kedalam tabung yang berisi 5 cc NaCl 0,9. 2. Bandingkan warna dalam tabung tersebut dengan tabung warna standart Mac Farland. 3. Dengan menggunakan pipet, isi semua tabung API 20 E dengan suspense bakteri hanya pada bagian tabungnya saja jangan mengisi penuh mulut tabung, kecuali untuk tes CIT, VP dan GEL dimana pengisiannya dilakukan sampai penuh mulut tabungnya. 4. Pada uji tes ADH, LDC, ODC, H 2 5. Tutup box dengan penutupnya dan inkubasi pada suhu 37 S dan URE, teteskan tabung tersebut dengan mineral oil. O 6. Nilai perubahan warna yang terjadi pada API 20 E dengan menggunakan software API lab plus. C selama 24 jam.

3.7. Pemantapan Kualitas

22 Pemantapan kualitas internal dilakukan untuk pewarnaan Gram pada setiap media kultur yang baru dan kontrol terhadap disc antibiotik dengan menggunakan stamm kuman yang telah disediakan

1. Pemantapan kualitas pewarnaan

Dilakukan stamm kuman untuk gram positif berwarna ungu yaitu staphylococcus aureus bentuk koloni coccus kecil berkelompok tidak teratur dan menyerupai buah anggur dan untuk Gram negatif berwarna merah yaitu klebsiella pneumoniae dari sampel secara bersamaan dilakukan pewarnaan atau dilakukan dengan tehnik yang sama.

2. Pemantapan kualitas media kultur

Dimana stamm kuman yang telah diketahui dan sampel ditanam pada media yang sesuai untuk mengontrol media-media yang baru dibuat dan mengevaluasi morfologi koloni yang tumbuh. Pemilihan stamm kuman berdasarkan media yang akan dilakukan terhadap pemeriksaan tersebut. 1. Kuman Escherichia coli ditanamkan pada agar Mac Conkey inkubasi 18-24 jam dan dilihat hasilnya. 2. Kuman Staphylococcus aureus ditanamkan pada agar darah dan diinkubasi selama 18-24 jam dan lihat hasilnya.

3. Kuman Streptococcus pneumoni pada agar coklat

Caranya : Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman dengan melakukan goresan secara zig zag. Kemudian media dimasukkan kedalam toples yang berisi lilin yang sedang menyala. Tutup toples dan biarkan sampai lilin mati. Masukkan toples yang berisi media Chocolate kedalam inkubator pada suhu 35 ฀ C – 37 ฀ C. biarkan selama 24 jam. Jika terdapat pertumbuhan pada media – media diatas maka dilakukan pengecatan Gram kembali sebagai identifikasi bakteri.

4. Pemantapan kualitas untuk identifikasi kuman

Dilakukan pemeriksaan sampel dalam satu kali jalan bersamaan dengan stamm kuman yang telah diketahui. Dimana berdasarkan hasil pewarnaan yang Gram negative batang dilanjutkan pada API 20 E dan Gram positif coccus dengan pemeriksaan katalase, koagulase dan MSA. Untuk penetapan kwalitas katalase, koagulase dan MSA menggunakan Staphylococcus aureus karena menghasilkan gram positif, sedangkan Escheria coli karena dengan menghasilkan gram negative.

5. Pemantapan internal untuk disc antibiotic

Setiap penggunaan disc baru pemeriksaan sensitifitas disc dilakukan pemeriksaan menggunakan stamm kuman yang telah diketahui sensitifitasnya sehingga disc yang tidak sesuai dengan sensitifitasnya diganti dengan disc lain yang sejenis dan memberikan hasil sensitifitas yang sesuai. Untuk itu menggunakan stamm kuman Escheria coli untuk disc antibiotik spectrum luas untuk disc antibiotik gram negative dan untuk stamm kuman staphylococcus aureus disc antibiotik yang digunakan golongan luas dan disc antibiotik positif.

3.8. Kerangka Konsep