Jika tidak didapati secret maka terlebih dahulu dimasukkan 2-4 cc NaCl 0,9 secara aseptik melalui spuit ke sinus maksila dan
kemudian dihisap kembali dengan spuit tersebut.
51
3.6.2.2. Pewarnaan gram
Spuit yang terisi secret tersebut langsung dimasukkan pada swab kapas lidi
dan ditutup rapat dan segera dibawa ke Departemen Patologi Klinik devisi Penyakit Tropik Infeksi FK USURSUP H. Adam
Malik Medan untuk dilakukan pemeriksaan pewarnaan gram, kultur kuman serta sensitifitasnya terhadap antibiotik.
Setelah sampai di laboratorium, segera dilakukan pemeriksaan kultur dan diikuti perwarnaan Gram. Pewarnaan Gram sebagai
tindakan antisipasi terhadap representasi dari bahan sampel dan informasi awal dari mikroorganisme yang ada pada spesimen.
Cara pewarnaan Gram : 1. Buat hapusan diatas kaca objek dengan diameter ± 2 cm.
2. Lakukan fiksasi diatas api bunsen. 3. Tuang Kristal violet datas hapusan menggenangi seluruh media,
diamkan selama 1 menit 4. Cuci dengan air, tuang lugol 10 dan diamkan selama 1 menit.
5. Buang sisa pewarnaan dan bilas dengan alcohol 96 hingga warna violet hilang, cuci dengan air.
6. Tuangkan safranin, diamkan selama 30 detik. 7. Bilas dengan air, keringkan diudara dengan meletakkan slid pada
posisi dimiringkan. 8. Baca sediaan dibawah mikroskop, pembesaran 100 X dengan
minyak emersi.
20
3.6.2.3. Media kultur Blood Agar
Cara kerja :
Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman dengan melakukan goresan secara zig zag. Kemudian ditutup dan
masukkan kedalam incubator pada suhu 37
O
Uji katalase : 1 tetes H C, dengan posisi tutup
dibawah. Biarkan selama 24 jam. Kemudian apabila koloni tumbuh akan dilanjutkan dengan pemeriksaan identifikasi dengan uji
katalase.
2
O
2
Apabila terbentuk gas, berarti bakteri tersebut adalah Staphylococcus
. 20 ditambahkan 1-2 koloni bakteri.
Apabila tidak terbentuk gas, maka : -
Untuk Streptococcus β hemolyticus, pada blood agar tampak
adanya zona hemolisis yang luas dan terang.
- Untuk Streptococcus α hemolitycus, terbentuk zona hemolisis
parsial, yang berwarna kehijauan. Untuk
Streptococcus γ hemolyticus, tidak terjadi hemolisis pada eritrosit, sehingga tidak terlihat perubahan pada permukaan koloni.
McConkey Agar
Cara kerja : Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman
dengan melakukan penanaman kuman dengan melakukan goresan secara zig zag. Kemudian ditutup dan masukkan kedalam incubator
pada suhu 37
O
C, dengan posisi tutup terbalik. Biarkan selama 24 jam. Jika tumbuh lanjutkan dengan pewarnaan Gram kembali dan
identifikasi dengan API 20 E.
Agar Chocolate
cara kerja : Ambil swab kultur, kemudian lakukan penanaman kuman dengan
melakukan goresan secara zig zag. Kemudian media dimasukkan kedalam toples yang berisi lilin yang sedang menyala. Tutup toples
dan biarkan sampai lilin mati. Masukkan toples yang berisi media Chocolate kedalam inkubator pada suhu 35
C – 37 C. biarkan selama 24 jam.
Jika terdapat pertumbuhan pada media – media diatas maka dilakukan pengecatan Gram kembali sebagai identifikasi bakteri.
Katalase dilakukan pada koloni yang tumbuh pada Blood Agar
Mannitor Salt Agar MSA
Tes Mannitor Salt Agar MSA dilakukan jika hasil uji katalis + didasarkan atas kemampuan
staphylococcus aureus
untuk memfermentasi manitol.
MSA positif + Staphylococcus aureus dan staphylococcuc saprophyticus.
Tes Koagulase
Tes koagulase adalah tes untuk menentukan adanya enzim koagulase yang dihasilkan oleh staphylococcus aureus dan
merupakan suatu tes yang penting dalam mikrobiologi diagnostik. Tes ini dapat membedakan staphylococcus aureus
dari staphylococcus
yang lain dimana staphylococcus aureus satu- satunya memiliki enzim koagulase.
Tes koagulase positif : staphylococcus aureus.
3.6.2.4. Muller Hilton Agar Cara kerja :