Perbandingan Profil Kuman Cavum Nasi Dengan Sinus Maksila Pertumbuhan Kuman Perbandingan Kuman Gram Positif Dengan Kuman Negatif Profil Kuman Aerob Pada Hasil Kultur Kuman Penderita

Penelitian yang dilakukan Dewanti pada tahun 2008 dibagian THT-KL Fakultas Kedokteran UGMRS Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2006 – 2007 didapatkan 118 penderita rinosinusitis kronis, laki-laki 68 orang dan perempuan 50 orang atau dengan perbandingan. 6 Pada tahun 2007, Andika dalam penelitiannya mendapatkan 12 orang penderita laki-laki 40 dan 18 penderita perempuan 60. Hasil penelitian yang dilakukan Elfahmi pada tahun 2001 yang mendapatkan penderita perempuan sebanyak 19 penderita atau 47,5 dan laki-laki sebanyak 21 penderita 52,5, 45 49 serta Muyassaroh dan Supriharti 1999 mendapatkan perempuan sebanyak 23 penderita atau 44,2 dan laki-laki sebanyak 29 penderita atau 55,8. Dari data yang didapat peneliti melihat adanya perbedaan jenis kelamin lebih banyak laki-laki dikarenakan mungkin aktifitas serta pola hidup laki-laki lebih rentan terkenanya penyakit. 50

5.3. Perbandingan Profil Kuman Cavum Nasi Dengan Sinus Maksila

Dari data tabel 4.3.3 pada bab 4 yang didapati pada hasil kultur kuman tersebut diatas tidak adanya ditemukan kuman yang sama dari sample yang diambil dari cavum nasi dan sinus maksila pada pasien rinosinusitis maksila kronis yang sama, maka dikemungkinan tidak adanya hubungan kuman yang ada pada cavum nasi yang dapat menginfeksi pada sinus maksila yang bias terjadinya rinosinusitis maksila kronik. Pada penelitian yang dilakukan secara retrospective oleh Elisabeth dkk pada tahun 1999 – 2005 di Porto Alegre, Brazil menunjukkan adanya hubungan sebesar 80.

5.4. Pertumbuhan Kuman

Dari data gambar 4.4.2. pada bab 4 diatas yang didapati pada penelitian ini ada 19 sampel yang tumbuh kuman atau 89 dan 4 sampel atau 11 sampel yang tidak ada tumbuh kuman pada sampel yang berasal dari sinus maksila. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor seperti inflamasi yang disebabkan infeksi virus, alergi, adanya kuman Anaerob, penggunaan antibiotik sebelumnya oleh penderita atau pengambilan cairan sampel kultur yang sedikit.

5.5. Perbandingan Kuman Gram Positif Dengan Kuman Negatif

Dari gambar 4.5.3. pada bab 4 diatas didapati dari cavum nasi kuman gram positif sebanyak 82 lebih banyak dari kuman gram negatif sebanyak 17. Pada sinus maksila gram pasitif sebanyak 78 lebih banyak dari kuman gram negatif sebanyak 21.

5.6. Profil Kuman Aerob Pada Hasil Kultur Kuman Penderita

Rinosinusitis Maksila Kronis. Dari gambar diagram 4.6.4. pada bab 4 diatas dari seluruh kuman yang tumbuh pada cavum nasi dan sinus maksila adalah Staphylococcus epidermidis sebanyak 36 dan paling sedikit Streptococcus pyogenes sebanyak 2. Zurliansyah pada tahun 2006 penelitiannya mendapati kuman aerob terbanyak pada penderita rinosinusitis yang diambil dari sinus maksila, terbanyak adalah Klebsiella sp dan Enterobacter sp masing- masing 19 penderita atau 13,3 dan kuman aerob paling sedikit adalah Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus saprophyticus sebanyak 2 penderita atau 3,3 Kurnia pada 2002 penelitiannya mendapati kuman aerob terbanyak adalah Streptococcus pneumonia sebanyak 18 penderita atau 45, diikuti Pseudomonas sp 8 penderita atau 20. Penelitiannya di RS Kariadi Semarang, oleh Melania S dan Samsul pada tahun 1999 mendapati kuman aerob terbanyak Staphylococcus epidermidis 20, Pseudomonas aeruginosa 17,5 dan Streptococcus viridans 7,5. Penelitian oleh Ika S dan Mulyarjo pada tahun 1999 penelitiannya di RS Soetomo Surabaya menemukan kuman Aerob terbanyak dari sinus maksila Staphylococcus aereus 33,3 dan kuman yang paling sedikit ditemukan adalah Klebsiella pneumonia sp dan Escheria coli masing-masing sebanyak 6,7. Menurut Mantovani pada tahun 2010 penelitiannya menyebutkan Kuman aerob Streptococcus viridan merupakan spesies dari Streptococcus alpha Haemolyticus, yang sering berada di saluran nafas atas. Dari hasil penelitian ini dijumpai kuman Escherechia coli sebanyak 2 penderita atau 5. Escherechia coli merupakan bakteri aerob yang lazim berada di saluran cerna. Didapatinya kuman tersebut dalam penelitian ini dimungkinkan penderita kurang menjaga kebersihan badan sehingga kuman tersebut dapat berada di saluran nafas atas.

5.7. Distribusi Kuman Yang Tumbuh Berdasarkan Lokasi Pada