Rancangan Penelitian Lokasi Dan Waktu Penelitian Perkiraan Besar Sampel Media transport. Pewarnaan gram. Media kultur.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional study.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Sampel diambil pada pasien yang berobat di Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan dan penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik FK-USURSUP H. Adam Malik Medan sejak Juli 2012 sampai dengan September 2012.

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang di diagnosa sinusitis maksila kronis yang datang di Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah seluruh pasien yang didiagnosa sinusitis maksila dan yang menjalani pembedahan di Departemen THT- KLRSUP H. Adam Malik Medan sejak bulan Juli 2012 sampai dengan Oktober 2012.

3.4 Perkiraan Besar Sampel

� = � �1 − ∝ 2 � ���1 − �� + �1 − ����1 − �� �� − �� 2 � Z 1- � 2 = derivate baku alpha, untuk α = 0,05 1,96 Z 1- β = derivate baku beta, untuk β= 0,10 1,282 Po = proporsi pasien infeksi nosokomial pathogen = 0.378 Po-Pa = selisih proporsi yang bermakna, ditetapkan sebesar = 0.30 Pa = perkiraan proporsi I.N.P.O pada saat penelitian = 0,678 Jadi jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus dia atas: � = � 1,96 �0,3781 − 0,378 + 1,282�0,6781 − 0,678 0,30 2 � = 23 orang

3.5 Variabel Penelitian

a. Variabel bebas 1. Sekret cavum nasi. 2. Sekret sinus maksila. b. Variabel tergantung. Sinusitis maksila kronis

3.5.1. Definisi operasional variable

a. Sinusitis maksila kronis adalah suatu inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal, yang dapat ditegakkan berdasarkan riwayat gejala yang diderita sudah lebih dari 12 minggu, serta sesuai dengan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor. Kriteria mayor antara lain: kongesti hidung sumbatan hidung, sekret hidung purulen, sakit kepala, nyeri atau rasa tertekan pada wajah, gangguan penghindu. Kriteria minor antara lain: demam dan halitosis. Pada penelitian ini diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan THT serta pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi berupa foto polos hidung sinus paranasal posisi Waters dan later serta pemeriksaan CT Scan Hidung sinus Paranasal potongan coronal. b. Pola kuman yang dideteksi diidentifikasi dari sekret sinus dari cavum nasi dan secret sinus maksila yang diduga sebagai penyebab infeksi c. Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotik seperti amoksilin, amoksiclav, kloramfenikol, , kotrimoksazol, eritromisin, ciprofloksasin, cefadroksil, cefuroksime, cefepime, cefaclor, erythromycin, norfloxacin, kanamycin dan vancomycin,

3.6. Bahan dan Cara Kerja

3.6.1. Bahan a. Sampel

Sampel diambil pada 2 lokasi yaitu sekret cavum nasal dan Sekret sinus maksila yang akan di irigasi.

b. Media transport.

Tujuannya guna mempertahankan pH, mencegah kekeringan dan mempertahankan agar mikroba pathogen tetap hidup. Jenis media transport: Swab lidi kapas BD BBL TM Cultur TM

c. Pewarnaan gram.

Plus 1. Pemeriksaan pewarnaan gram dilakukan pada spesimen yang mana untuk mengetahui adanya bakteri atau mikrooganisme penyebab infeksi dan untuk mengetahui jenis gram positif atau gram negative. 2. Pada koloni yang tumbuh.

d. Media kultur.

a. Blood Agar Agar Darah Agar blood biasanya digunakan untuk melihat bakteri gram positif, dan untuk melihat terjadinya hemolisis pada beberapa mikroorganisme yang diakibatkan oleh produk enzim ektraseluler streptolisin O yang bereaksi dengan eritrosit dan bersifat antigenic. Reaksi hemolisis terjadi ketika dilakukan penggoresan atau penusukan pada media. Heart extract ……………………………………. 10,0 g 20,21 Agar …………………………………………… 15,0 g Tryptose ………………………………………... 10.0 g NaCl …………………………………………… 5,0 g pH 6,8 ± 0,2 pada suhu 25 O Semua bahan dilakukan kedalam aqudest sampai volume 1,0 liter. Panaskan selama 15 menit sampai mendidih yaitu suhu 121 C O C, kemudian diinginkan sampai tunggu sampai suhunya menjadi 45 O – 50 O C untuk dilakukan penambahan darah defebrinasi darah domba, diaduk rata, tuangkan kedalam piring petri. Hindari gelembung udara, disimpan dilemari es 2 – 8 O C sebelum digunakan. 39,40 b. McConkey Agar Agar McConkey lebih sering digunakan sebagai media differensial oleh karena adanya kandungan kristal violet yang dapat menghambat pertumbuhan coccus Gram positif, sebaliknya Gram negative tumbuh dengan mudah. 20,21 Pepton …………………………………………….. 20,0 g Agar ………………………………………………. 12,0 g Lactose …………………………………………… 10,0 g NaCl ………………………………………………. 5,0 g Bile salt …………………………………………... . 5,0 g Neutral Red ……………………………………… . 0,075 g pH 7,1 ± 0,2 pada suhu 25 O Semua bahan dilarutkan didalam aquadest sampai volume 1 liter, panaskan sampai mendidih pada suhu 121 C o C selama 15 menit kemudian dituangkan kedalam piring petri didinginkan pada suhu 2-8 o c sebelum digunakan. c. 20,21 Agar chocolate adalah media non selektif. Merupakan varian dari agar Blood. Media ini mengandung sel darah merah yang telah dilisiskan oleh pemanasan secara perlahan lahan pada suhu 50 ฀ C sampai 55฀ C. Agar Chocolate digunakan untuk pertumbuhan bakteri saluran pernafasan yang fastidious, seperti H. Influenzae dan Nesseria. Agar Chocolate 22,24 Komposisi perliter : Komposisi perliter: Beef heart ........................................................ 10,0 g Agar ................................................................. 15,0 g Tryptose ........................................................... 10,0 g NaCl ............................................................... 5,0 g pH 6,8 ± 0,2 pada suhu 25 C. e. Mekanisme untuk pemantapan sensitivitas antibiotik Muller Hilton Agar Agar muller Hinton digunakan untuk uji kepekaan bakteri terhadap obat-obatan yang bertujuan untuk mengetahui obat antimikroba yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi oleh mikroba tersebut. Komposisi perliter Beef extra …………………………………………….. 2.0 g Acid hydrolysate of casein ………………………….. 17,5 g Starch ………………………………………………… 1,5 g Agar …………………………………………………. 17,0 g pH 7,3 ± 0,1 pada suhu 25 O C Larutkan semua bahan dalam aquadest sampai volume 1,0 liter, panaskan sampai mendidih selama 15 menit, sampai suhu 121 O C, tuangkan kedalam piring petri. Dilanjutkan dengan pemakaian disc. 20,21

f. Tehnik Identifikasi Bakteri API 20 E