INKONSISTENSI PENGATURAN KTP ELEKTRONIK

3. INKONSISTENSI PENGATURAN KTP ELEKTRONIK

Secepatnya setelah Peraturan KPU disahkan dan diundangkan, KPU membuat dan mendistribusikan Surat Edaran (SE) KPU No.

EVALUASI DAFTAR PEMILIH TETAP: UPAYA DAN KENDALA PENYUSUNAN DPT PILKADA 2017

506 tahun 2016 tentang Daftar Pemilih Pemilihan Tahun 2017 yang ditandatangani oleh Ketua KPU pada tanggal 10 September 2016. Isi pokok dari Surat Edaran tersebut adalah memberikan penjelasan dan penekanan bahwa KTP Elektronik atau surat keterangan Disdukcapil merupakan dokumen yang wajib dimiliki dan ditunjukkan oleh pemilih untuk dapat didaftar dalam daftar pemilih.

Bagi pemilih yang belum memiliki KTP Elektronik atau tidak mampu menunjukkan KTP Elektroniknya, maka PPDP mencatatnya dalam formulir tersendiri yaitu formulir Model AC­KWK. Oleh KPU Kabupaten/Kota pemilih yang belum memiliki KTP Elektronik atau pemilih yang tidak mampu menunjukkan KTP Elektronik direkapitulasi di tingkat kabupaten/kota dan dilaporkan kepada KPU.

Pada tanggal 27 September 2016, di tengah­tengah proses pencocokan dan penelitian (coklit) oleh PPDP, KPU mendapat undangan dari Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil, Kemendagri untuk membahas format Surat Keterangan yang dimaksud dalam Pasal 200A UU No 10 Tahun 2016.

Dalam rapat tersebut selain membahas format surat keterangan sebagai pengganti KTP Elektronik, juga disampaikan progres pemutakhiran daftar pemilih yang sedang berjalan. Direktur Jenderal Adminduk terkejut dengan pengaturan KTP Elektronik yang dijadikan dokumen wajib pemilih untuk diaftar. Apa yang disampaikan oleh Dirjend Adminduk pada rapat konsultasi dengan DPR, KPU dan Pemerintah ternyata berbeda. Perbedaan pandangan ini dapat dipahami karena Pemerintah dalam hal ini Menteri Dalam Negeri sering diwakili atau ditemani oleh Dirjend Otda.

Dalam rapat koordinasi tersebut selain menyepakati rancangan format Surat Keterangan pengganti KTP Elektronik, juga dicapai kesepahaman bahwa KTP Elektronik bukan menjadi syarat wajib bagi pemilih untuk didaftar dalam DPT. KTP Elektronik baru menjadi dokumen wajib bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT yang ingin menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara. Oleh karena itu, surat keterangan pengganti KTP Elektronik hanya akan diberikan kepada pemilih yang tidak terdaftar di DPT dan belum memiliki atau melakukan perekaman KTP Elektronik.

Setelah rapat koordinasi dilaksanakan, KPU mengeluarkan kembali

Pemilu Jurnal & Demokrasi

Surat Edaran (SE) No 556 tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Model AB­KWK dan Model AC­KWK. Surat edaran ini ditandatangani oleh Ketua KPU pada tanggal 11 Oktober 2016, 4 (empat) hari setelah berakhirnya masa coklit di lapangan. Surat edaran ini pada pokoknya memerintahkan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk mencermati kembali pemilih­pemilih yang didaftar dalam Model AC­KWK – pemilih yang belum memiliki KTP Elektronik atau belum dipastikan memiliki

agregat maupun secara spesifik pada tahun-tahun Pemilu, terkonfirmasi

KTP Elektronik – apakah mereka sudah terdaftar didalam DP4 atau belum.

Jika nama­nama pemilih dalam Model AC­KWK sudah pernah terdaftar di DP4 maka pemilih tersebut berhak untuk didaftar. Nama­ nama pemilih dalam Model AC­KWK yang tidak ditemukan pada DP4 kemudian diperintahkan untuk dilakukan koordinasi dengan Disdukcapil setempat untuk diperiksa apakah mereka terdata di dalam

syarat verifikasi faktual untuk menjadi peserta pemilu. UU No. 8 Tahun data base (SIAK) Disdukcapil. Selama pemilih yang belum memiliki KTP Elektroni dinyatakan terdaftar di SIAK Disdukcapil setempat maka pemilih tersebut berhak untuk didaftar dalam DPT.

Yang menjadi permasalahan adalah perubahan kebijakan tersebut terjadi pada saat proses coklit berjalan. Surat Edaran tidak mampu menjangkau seluruh petugas PPDP dengan baik, bahkan pemahaman KPU Kabupaten/Kota mengenai perubahan kebijakan ini tidak optimal. Dilain pihak perdebatan KTP Elektronik pada saat pembahasan Peraturan KPU dengan Komisi II DPR RI mendapat liputan yang besar dari media massa. Ada beberapa petugas yang masih memahami bahwa pemilih yang tidak didaftar dalam Model AC­KWK adalah pemilih yang tidak berhak untuk didaftar di DPT. Sehingga di beberapa tempat pemilih­pemilih tersebut.

Selain itu, kesepahaman dan kerjasamasa baik yang dimiliki oleh instansi di pusat antara KPU dengan Dirjend Adminduk tidak selalu dibarengi dengan kesepahaman dan kerjasama yang baik antara KPU Kabupaten/Kota dengan Disdukcapil Kabupaten/Kota. Di beberapa kabupaten/kota kerjasama antara KPU dengan Disdukcapil tidak berjalan sesuai harapan. Pemilih yang terdaftar pada Model AC­KWK, daftar pemilih belum memiliki KTP Elektronik, yang diserahkan oleh KPU Kabupaten/Kota kepada Disdukcapil tidak mendapatkan respon yang baik.

EVALUASI DAFTAR PEMILIH TETAP: UPAYA DAN KENDALA PENYUSUNAN DPT PILKADA 2017