• Menyebarluaskan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan mengedarkan
materi media massa cetak, dan mengedarkan barang-barang dengan cara memperdagangkan, memperlihatkan dan menuliskan.
• Menggunakan adalah kegiatan memakai materi media massa cetak.
2.11.3 Klasifikasi Media Cetak
Media cetak merupakan segala jenis media yang diproduksi dengan menggunakan alat-alat percetakan, meliputi surat kabar harian, majalah, tabloid,
buletin, dsb. Dalam industri media cetak terdapat beberapa bagian yang berfungsi dalam proses penerbitan media cetak dan diantaranya adalah perusahaan pers,
penerbitan kantor berita, percetakan, karyawan pers, pengasuh penerbitan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi, Pemimpin Perusahaan, dan wartawan.
2.11.4 Peranan Media Cetak
Media cetak mempunyai peranan yang cukup signifikan bagi masyarakat pada umumnya dan pengembangan tumbuhkan kepariwisataan secara
khusus. Media cetak berperan dalam industri pariwisata baik sebagai saluran informasi maupun sebagai sosial kontrol terhadap objek kunjungan itu sendiri.
Sebagai contoh pada objek wisata Bumi Melayu, media cetak berfungsi bukan saja dalam memberikan informasi tentang pembangunan destinasi, melainkan juga
memberikan masukan terhadap berbagai kemungkinan dikembangkannya kegiatan kepariwisataan itu sendiri. Jika melihat destinasi itu dari sisi negatif atau
kelemahannya tanpa membuat keseimbangan pemberitaan, maka akan terjadi pengaruh kepada destinasi itu sendiri. Jika seseorang wartawan memandang
secara optimis, maka akan muncul pandangan yang positif terhadap objek wisata tersebut.
22
Universitas Sumatera Utara
Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Menbudpar, Jero Wacik, peranan media sangat strategis dalam mendorong masyarakat lebih
mencintai berwisata di dalam negeri ketimbang harus ke luar negeri, dengan demikian devisa pariwisata yang hingga kini tercatat dalam neraca pembayaran
travel balance surplus akan tetap terjaga google.com. Peranan media dalam memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat mengerem untuk berwisata
ke luar negeri mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi yang gencar mengenai destinasi di dalam negeri akan menggugah masyarakat
lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri semakin berkembang.
Sebaliknya, kelangkaan informasi akibat kurangnya promosi pariwisata merupakan factor dominan dibalik turunnya angka kunjungan turis
mancanegara ke tanah air. Kurang tersedianya informasi yang lengkap dan up to date mengakibatkan konsep pemasaran dunia pariwisata, terutama di Sumatera
Utara menjadi tidak jelas. Tidak adanya konsep yang jelas tentang dunia pariwisata itu sendiri semakin memperburuk kondisinya. Seharusnya ada satu
pusat informasi pariwisata berskala internasional yang dapat mengkoordinir kebutuhan informasi bagi turis asing mengenai dunia pariwisata, dan hal tersebut
juga dapat direalisasikan melalui pemberdayaan sarana media cetak.
2.12 Surat Kabar