Peraturan Presiden No 55 tahun 2005 Peraturan Menteri ESDM No 16 tahun 2008

menggunakan istilah meninjau kembali. Sementara itu, Fraksi yang memahami adalah Fraksi Partai Demokrat F-PD dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi F-BPD. Adapun yang bersikap mengambang adalah Fraksi Partai Persatuan Pembangunan F-PPP dan Fraksi Partai Golkar F-PG. Selanjutnya, terjadi perdebatan yang cukup alot dalam menentukan sikap DPR terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tersebut. Akhirnya masalah tersebut menjadi mengambang dan tidak menemui titik temu. F-PDIP melalui juru bicaranya Tjahjo Kumolo menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pemerintah telah membuat keputusan sepihak dan belum pernah mendapat persetujuan DPR untuk menaikkan harga BBM dan itu berarti pemerintah sudah melanggar UU. Pelanggaran terhadap UU juga dinyatakan F- KB. Melalui juru bicaranya, A Helmy Faishal Zaini, F-KB menegaskan pemerintah telah melanggar dua UU, yaitu UU Nomor 172003 tentang Keuangan Negara dan UU No 362004 tentang APBN Tahun 2005. Sementara dua fraksi yang menyatakan memahami adalah Fraksi Partai Demokrat F-PD dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. Juru bicara F-PD Soetan Batoegana menegaskan bahwa fraksinya dapat memahami keputusan pemerintah karena hal itu merupakan bagian dari proses menyehatkan perekonomian Indonesia.

B. Peraturan Presiden No 55 tahun 2005

Peraturan ini ditetapkan pada tanggal 30 September 2005 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2005. Hal yang berbeda terjadi ketika proses penetapan kebijakan kenaikan harga BBM yang kedua kalinya pada tahun 2005 padahal rata-rata kenaikan yang diajukan sudah melebihi angka 100. Tidak seperti proses kenaikan pertama yang banyak menimbulkan pro dan kontra, proses penetapan kebijakan kali ini tergolong lancar dan mendapat dukungan dari DPR legislatif. Dari sepuluh fraksi yang ada di DPR, hanya satu fraksi yakni fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang secara tegas menolak rencana pemerintah tersebut dan meminta pemerintah mencari sumber-sumber pendapatan lain atau meminta penghapusan utang kepada negara-negara donor. Anggota F- PDIP Sonny Keraf, mengatakan pemerintah semestinya bisa menutup defisit anggaran dengan mengurangi pengeluaran rutin dan belanja pembangunan yang tidak perlu. Sementara itu, sembilan fraksi yang lain menyatakan dapat memaklumi kebijakan yang diambil oleh pemerintah karena sudah merupakan alternatif terakhir dan tidak ada pilihan yang lain.

C. Peraturan Menteri ESDM No 16 tahun 2008

Penetapan peraturan kenaikan harga BBM melalui Peraturan Menteri ESDM No 16 tahun 2008 pada tanggal 23 Mei 2008 dan mulai berlaku pada tanggal 24 Mei 2008 juga menimbulkan pro dan kontra. Diawali dari rencana kenaikan yang sudah diwacanakan pemerintah akhirnya menimbulkan banyak gejolak dan aksi demonstrasi terutama di kalangan mahasiswa, buruh, dan rakyat miskin. Maraknya aksi demonstrasi mendesak DPR sebagai wakil rakyat agar menolak rencana tersebut. Di dalam tubuh DPR akhirnya terpecah lagi antara yang pro dan kontra kebijakan pemerintah. Fraksi yang sejak awal mendukung kebijakan pemerintah adalah F-PG dan F-PD. Sementara itu, fraksi yang lain menyatakan penolakan terhadap kebijakan tersebut. Ketika kebijakan tersebut sudah ditetapkan, reaksi penolakan khususnya di tubuh legislatif masih terus berlangsung. Reaksi penolakan tersebut dinyatakan melalui penggunaan hak interplasi DPR yang pada awalnya diusulkan oleh F-KB Fraksi Kebangkitan Bangsa. Bahkan, FKB juga mengusulkan salah satu opsi dari hak interplasi tersebut adalah pemakzulan pemberhentian Presiden SBY. Opsi ini dinilai terlalu berlebihan dan melanggar konstitusi terutama oleh fraksi pendukung pemerintah. Namun, usul untuk menggunakan hak interplasi banyak didukung oleh fraksi-fraksi di DPR diantaranya F-PDI P, F-PKS, F-PAN dan fraksi lainnya. Pada perkembangannya, penggunaan hak interplasi tersebut berlanjut dengan penggunaan hak angket oleh DPR. Meskipun diwarnai pro dan kontra dalam menanggapi penggunaan hak angket BBM sehingga harus ditentukan melalui proses voting, akhirnya panitia hak angket BBM tersebut berhasil dibentuk. BAB IV ANALISIS PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN KENAIKAN HARGA BBM PADA MASA PEMERINTAHAN SBY-JK PERIODE 2004-2009