Kenaikan 24 Mei 2008 Per Menteri ESDM No 16 tahun 2008

Akhirnya, hal ini lah yang melatarbelakangi lahirnya kebijakan pemerintah tentang penyesuaian harga BBM pada tanggal 28 Februari 2005 dan berlaku efektif mulai tanggal 1 Maret 2005. Penyesuaian harga jual BBM dalam negeri ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2005.

B. Kenaikan 1 Oktober 2005 Perpres No 55 tahun 2005

Setelah terjadi kenaikan harga minyak dunia pada awal tahun 2005 yang kemudian menyebabkan kenaikan harga penjualan BBM dalam negeri tanggal 1 Maret 2005, pemerintah pada bulan itu juga melakukan langkah penyesuaian APBN yang tercantum dalam APBN-P 2005. Pemerintah mengajukan rancangan APBN-P tersebut kepada DPR pada tanggal 23 Maret 2005. Dalam APBN-P 2005 tersebut, pemerintah menetapkan asumsi harga minyak dunia sebesar US35 per barrel dengan asumsi kurs Rp 8.900 per dollar AS. Namun seiring berjalannya waktu, harga minyak dunia justru semakin meningkat dan mencapai kisaran US 68 per barrel dengan nilai kurs Rp 10.900 per dollar AS. Lagi-lagi hal ini membuat pemerintah merasa khawatir karena membengkaknya jumlah subsidi BBM karena ketidaksesuaian asumsi yang sudah ditetapkan sehingga perlu dilakukan penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri. Keputusan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2005 yang ditetapkan tanggal 30 September 2005 dan mulai berlaku efektif tanggal 1 Oktober 2005. Kenaikan harga BBM kali ini tergolong sangat ”luar biasa” karena rata-rata mencapai angka128.

C. Kenaikan 24 Mei 2008 Per Menteri ESDM No 16 tahun 2008

Dalam APBN 2008 yang ditetapkan tanggal 6 November 2007, besarnya subsidi BBM adalah Rp 45,8 triliun dengan asumsi harga minyak mentah sebesar US 60 per barrel. Selanjutnya karena harga minyak mentah dunia yang cenderung meningkat, APBN tersebut mengalami penyesuaian. Berdasarkan APBN-P 2008, harga minyak mentah dunia dipatok sebesar US 95 per barrel. Dengan asumsi demikian, maka jumlah subsidi BBM yang direncanakan adalah sebesar Rp 126,8 triliun. Namun dalam perkembangannya, nilai asumsi tersebut juga menjadi tidak realistis lagi karena harga minyak mentah dunia yang terus mengalami peningkatan. Harga minyak mentah dunia sejak awal tahun 2008 selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan rata-rata selalu berada di atas kisaran US100 per barrel. Pada triwulan pertama 2008 harga minyak mentah dunia tidak pernah bergeser dari angka rata-rata US 120 per barrel dan bahkan dikhawatirkan akan menyentuh angka US 150 per barrel. Akibat dari kenaikan tersebut, beban subsidi pun membengkak dan melebihi angka Rp 200 triliun. Akhirnya pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri rata-rata sebesar 28,7 melalui Peraturan Menteri ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral No 16 tahun 2008 yang ditetapkan pada tanggal 23 Mei 2008 dan mulai berlaku efektif sejak tanggal 24 Mei 2008. BAB III DESKRIPSI KEBIJAKAN DAN PROSES PERUMUSANNYA Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dalam rangka penyesuaian harga eceran bahan bakar minyak BBM kepada masyarakat sebagai konsekuensi melambungnya harga minyak mentah dunia, pemerintahan SBY-JK telah mengeluarkan peraturan yang terkait hal tersebut. Jika pada kenaikan harga yang pertama dan kedua tahun 2005 diatur dengan peraturan presiden, maka pada kenaikan harga yang ketiga yakni tanggal 23 Mei 2008 diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral. Secara umum, isi dari masing-masing kebijakan tersebut memuat perihal penyesuaian harga jual eceran bahan bakar minyak dalam negeri sebagai langkah untuk meringankan beban keuangan negara yang semakin berat dalam penyediaan dan pengadaan bahan bakar minyak dalam negeri namun dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat kurang mampu, melalui berbagai program peningkatan kesejahteraannya. Pada masing-masing kebijakan, dimuat hal yang menjadi dasar pertimbangan keluarnya kebijakan penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri tersebut. Untuk dua peraturan presiden yang mengatur penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri, maka yang menjadi dasar pertimbangannya adalah: Untuk meringankan beban keuangan negara yang semakin berat dalam penyediaan dan pengadaan BBM di dalam negeri, dan perlunya mengurangi subsidi BBM dalam negeri. Sementara untuk peraturan menteri ESDM yang memuat penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri tanggal 23 Mei 2008, lebih tegas lagi dijelaskan bahwa yang menjadi dasar pertimbangannya adalah: Semakin meningkatnya harga minyak dunia dan berdampak kepada semakin besarnya subsidi BBM sehingga akan memberatkan APBN.

I. Deskripsi Kebijakan Kenaikan Harga BBM Pada Pemerintahan SBY-JK Periode 2004-2009.

Berikut deskripsi masing-masing kebijakan penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri tersebut. Adapun yang akan dipaparkan pada bagian ini bukanlah secara keseluruhan isi dari kebijakan tersebut melainkan hanya beberapa poin yang dianggap penting penting.

A. Peraturan Presiden No 22 Tahun 2005