positif. Disini peran orang tua sangat penting dalam memberikan sifat-sifat afektif pada anak dan tidak semata kognitif saja Emaniar, 2007.
2.3.2. Konsep Anak
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12
tahun disebut usia sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Pada bahasan ini, kita mempelajari bersama asuhan keperawatan keluarga dengan anak
usia sekolah. Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak
usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat memengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Akhir
masa kanak-kanak memiliki beberapa cirri:
a. Label yang digunakan oleh orang tua
Usia yang menyulitkan adalah suatu masa ketika anak tidak mau lagi menuruti perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh
orang tua dan anggota keluarga lain. Usia tidak rapi adalah suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan
dan ceroboh dalam penampilan. Usia bertengkar adalah suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antar-
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Ketika label yang digunakan orang tua dapat meminimalkan dengan
menghartuskan melakukan dan mengancam dengan hukuman hal ini sering dilakukan tanpa disadari.
Universitas Sumatera Utara
b. Label yang digunakan pendidik atau guru
Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar- dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian dari
pada kehidupan dewasa dan mempelajari pelbagai keterampilan penting tertentu baik kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Periode kritis dalam berprestasi adalah suatu masa ketika anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses, yang
cenderung menetap sampai dewasa. Kagan 1977 dalam penelitiannya yang ditulis kembali oleh Hurlock, melaporkan bahwa tingkat prilaku pada masa kanak-
kanak mempunyai korelasi yang tinngi dengan prilaku prestasi pada masa dewasa. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
Usia berkelompok adalah suatu masa ketika perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.
Usia kreatif adalah suatu masa ketika anak ditentukan apakah anak akan menjadi konfermis pencipta karya baru atau tidak.
Usia bermain adalah suatu masa ketika besarnya keinginan bermain karena luasnya adanya minat dan kegiatan untuk bermain.
2.3.3. PERKEMBANGAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust: a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum. b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhlik yang
sedang tumbuh.
Universitas Sumatera Utara
c. Belajar menyesuaiakan diri dengan teman-temannya. d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung. f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari. g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tinggkatan nilai.
h. Mengembangkan sikap terhadapkelompok-kelompok sosial dan lembaga- lembaga.
i. Mencapai kebebasan pribadi. Untuk mencapai tugas perkembagan secara optimal, pada akhir masa
kanak-kanak tidak lagi sepenuhnya mencapai tanggung jawab sekolah, terapi juga merupakan tanggung jawab guru dan kelompok sebaya. Namun, orang tua perlu
membantu meletakkan dasar-dasar penyesuaian diri anak dengan teman sebaya.
2.4. PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH 2.4.1. Perkembangan Biologis
Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5cm pertahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat badan. Selama usia tersebut,
anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, anak perempuan cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari
pada otot.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa
prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya
tentang gambar seks yang dilihat dan diekspoitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembagan psikososialnya barada dalam tahap
industri vs Inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial; memiliki keinginan untuk
mandiri; dan berupaya menyelesaikan tugas-inilah yang merupakan tahap industry. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
Tahap ini sangat mempengaruhi faktor intrinsik penghargaan yang didapat, stimulus, dan keterlibatan orang lain.
2.4.3. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama
priode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
dijumpainya. Kemampuan anak yang dimiliki dalam tahap operasional konkret: Konservasi, menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara konkret bakan magis.
Klsifikasi, mulai belajar mengelompokkan, menyusun dan mengurutkan. Kombinasi, mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan
keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai kelompok. Wujud dari aktivitas ini banyak orang menyebut sebagai geng anak, tetapi berbeda tujuannya dengan geng
remaja. Tujuan dari geng anak-anak diantaranya memperoleh kesenangan dengan bermain.
2.5. Bermain
Bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologi karena selama bermain anak mengembangkan anak berbagai keterampilan sosial
sehingga memungkinkannya untuk meningmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak.
Bentuk permainan yang sering diminati pada masa usia ini: a.
Bermain kontrouktif: membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja tanpa memikirkan manfaatnya, seperti menggambar, melukis, dan
membentuk sesuatu.
b. Menjelajah: ingin bermain jauh dari lingkungan rumah.
c. Mengumpulkan: benda-benda yang menarik perhatian dan minatnya,
membawa benda ke rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak
memperlihatkan koleksinya dalam laci.
d. Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan anak
besar bola basket dan sepak bola dan senag pada permainan yang
bersaing.
Universitas Sumatera Utara
e. Hiburan: anak ingin meluangkan waktu untuk membaca, mendengarkan
radio, menonton, atau melamun.
Keluarga dengan anak usia sekolah merupakan salah satu tahap yang mesti dilalui dan merupakan masa-masa yang sibuk bagi orang tuanya dan banyaknya
kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak. Pada tahap ini tugas perkembagan keluarga, yaitu:
1 Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan
dalam belajar dan kebutuhan berkelompok dengan teman sebayanya. 2
Mempertahankan hubungan perkawinan yang harmonis. 3
Memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga Friedman, 1998. Di samping itu, orang tau memiliki tanggung jawab seperti yang diatur
dalam UU No.4 tahun 1979 pasal 9 tentang ”orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani,
jasmani, maupun sosial”. Dengan demikian, seharusnya anak yang setiap harinya tinggal bersama keluarga akan dapat dan selalu tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan usianya. Bila keluarga dan orang tua menyadari tentang kewajibannya maka anak
akan memperoleh hak-haknya seperti yang tertulis dalam UU No.4 tahun 1979 pasal 2: Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar Suprajitno, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Adapun yang menjadi kerangka konsep pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kebiasaan menonton televisi, aktivitas belajar dan
prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak Tahun 2010. Berdasarkan tinjauan adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional
Alat Ukur
Menonton Televisi Aktifitas
Belajar Prestasi Belajar
Menonton televisi adalah suatu kegiatan melihat
dan mendengarkan suatu tayangan melalui media
televisi yang dapat berdampak meningkatkan
maupun menurunkan aktivitas belajar pada
responden di SD Negeri 101791 Patumbak.
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh responden di SD Negeri 101791
Patumbak. Hasil nilai bulanan di
sekolah Kuesioner melalui
wawancara sebanyak 10 pertanyaan lisan.
Kuesioner melalui wawancara sebanyak 10
pertanyaan lisan. Data nilai bulanan
sekolah Kebiasaan
Menonton televisi Aktivitas Belajar Siswa
SD Kelas VI Prestasi
Universitas Sumatera Utara