56,7, berdasarkan jenis pekerjaan orang tua responden mayoritas wiraswasta sebanyak 17 orang 56,7.
5.2.2. Kebiasaan Menonton televisi
Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober di SD Negeri 101791Patumbak, waktu siswa menonton televisi kategori 1-2 jam sebanyak 19
orang 63,3, jenis tayangan televisi yang sering ditonton sinetron sebanyak 12 orang 40 dan tujuan menonton televisi untuk mencari informasi sebanyak 12
orang 40. Untuk pertanyaan pertama waktu yang digunakan siswa kelas IV SD
Negeri 101791 untuk kebiasaan menonton televisi dalam satu hari adalah 1-2 jam dengan jumlah 19 orang 63,3, hal ini sesuai dengan penjelasan Rahman 2007
yang menyatakan bahwa kebiasaan menonton televisi yang berlebihan saat masa anak dan remaja berdampak buruk terhadap prestasi belajar. Rahman 2007 juga
mengatakan bahwa hanya dari menonton televisi saja, otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi dari kesempatan berpartisipasi aktif dalam
hubungan sosial dengan orang lain, bermain kreatif dan memecahkan masalah. Dari pertanyaan kedua diperoleh anak-anak yang sering menonton jenis
tayangan televisi film dan sinetron adalah sebanyak 12 orang 40. Dengan penjelasan Surono 2003 yang menyatakan bahwa jenis siaran televisi yang
banyak mempengaruhi anak-anak adalah siaran televisi yang mengandung unsur konsumerisme, mistik, seks, kekerasan, film-film kepahlawanan hero selalu
menarik perhatian dan disenangi anak-anak. Demikian halnya pada penelitian yang di lakukan Libert dan Baron dalam penjelasan Tasmin 2006 yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa anak yang menyaksikan program televisi yang menampilkan adegan kekerasan memiliki keinginan lebih untuk berbuat kekerasan,
dibandingkan dengan anak yang menyaksikan program netral tidak mengandung unsur kekerasan.
Untuk pertanyaan ketiga diperoleh hasil sebanyak 12 orang 40 menyatakan bahwa tujuan menonton televisi adalah untuk mencari informasi. Hal
ini berkaitan dengan penjelasan Tasmin 2006 yang menyatakan bahwa siaran yang mengandung unsur positif yaitu acara-acara yang dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan seperti berita tentang kejadian-kejadian atau informasi yang menambah pengetahuan anak, dialog tentang pendidikan, wawancara tentang
prilaku anak dan pendidikan, petualangan anak.
5.2.3 Aktivitas Belajar