Definisi Variabel Operasional Teori S-O-R

Karakteristik Responden 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendapatan

I.9. Definisi Variabel Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini perlu didefenisikan sebagai berikut: I. Persepsi Karyawan, terdiri dari: 1. Pengenalan : adanya pengenalan terhadap rangsangan. Dimana rangsangan itu adalah rangsangan terhadap fenomena BlackBerry yang diawali dengan perhatian. 2. Penalaran : proses sewaktu rangsangan dihubungi dengan rangsangan lainnya sehingga menimbulkan pemahaman responden terhadap fenomena BlackBerry. 3. Perasaan : kondisi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan baik sendiri maupun sama-sama dengan rangsangan lain berupa suka atau tidak suka. 4. Tanggapan : tanggapan dalam penelitian ini berarti tindakan tersembunyi yang berupa persepsi karyawan terhadap fenomena BlackBerry. II. Fenomena Blackberry, terdiri dari: 1. Model telepon seluler : bentuk yang menjadi ciri khas dari telepon seluler tersebut. 2. Fitur-fitur yang disajikan, terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a. Push E-mail : email yang diterima dapat langsung diterima di kotak masuk pesan secara otomatis. b. Global Positioning System GPS : program yang dapat digunakan untuk mencari alamat atau penunjuk jalan jika kita berada di suatu kota atau daerah tertentu. c. Internet Mobile : dapat mengakses data dimana pun kita berada selama dalam jangkauan jaringan operator seluler provider. d. e-book : buku elektronik. 3. Gaya hidup : suatu tindakan yang dilakukan oleh individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. III. Karakteristik Responden, terdiri dari: 1. Usia : tingkat umur responden. 2. Jenis Kelamin : jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita. 3. Tingkat Pendapatan : jumlah pendapatan yang diterima responden perbulan. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial social relations. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial social interaction. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti Efendi, 1992:3. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berkomunikasi dengan tujuan tertentu. Adapun tujuan komunikasi, yaitu: 1. Mengubah sikap 2. Mengubah opini 3. Mengubah perilaku 4. Mengubah masyarakat Universitas Sumatera Utara

II.1.2. Proses Komunikasi

Dalam proses komunikasi ada sejumlah komponen atau unsur yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi Efendi, 1992:6, yaitu: 1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan. 2. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambing. 3. Komunikan : orang yang menerima pesan. 4. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. 5. Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan.

II.1.3. Klasifikasi Komunikasi

Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut Effendy, 1993:53: 1. Komunikasi verbal verbal communication, dibagi atas: a. Komunikasi lisan oral communication b. Komunikasi tulisan written communication 2. Komunikasi nonverbal nonverbal communication, dibagi atas: a. Komunikasi kial gesturalbody communication b. Komunikasi gambar pictorial communication 3. Komunikasi tatap muka face-to-face communication 4. Komunikasi bermedia mediated communication Universitas Sumatera Utara

II.1.4. Karakteristik Komunikasi

Menurut Everett M. Rogers, membedakan karakteristik komunikasi sebagai berikut Wiryanto, 2004:22: 1. Komunikasi antarpribadi, yaitu arus informasi yang diterima oleh khalayak bersifat pribadi. 2. Komunikasi interaktif, yaitu bentuk komunikasi melalui media massa yang memiliki arus informasi bersifat dua arah. 3. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas.

II.2. Komunikasi Massa

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa inggris “mass communication”, kependekan dari mass media communication komunikasi media massa yang artinya saluran Susanto, 1974 dalam Wiryanto, 2005:69. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang mass communication is messages communicated through a mass médium to a large number of people. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Communicalog An Introduction to the Study of Communication dalam Effendy, 2004:21 mengatakan bahwa defenisi komunikasi massa adalah sebagai berikut : Pertama, komunikasi massa Universitas Sumatera Utara adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya, televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku. Selanjutnya, menurut Gerbner 1967, dalam Ardianto, 2004:3 mengartikan komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

II.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa

Agar tidak terjadi salah pengertian, sekaligus membedakan bentuk komunikasi massa dengan bentuk komunikasi lainnya, ada beberapa karakteristik komunikasi massa, yaitu Ardianto, 2004:7: 1. Komunikasi Terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Menurut Wright dalam Ardianto, 2004 komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan. Universitas Sumatera Utara 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. 3. Komunikan Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan anonim, karena komunikasinya mengunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi, 4. Pesan Serempak Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama juga. Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainya berada dalam keadaan terpisah. Universitas Sumatera Utara 5. Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur isilah yang penting. Dalam komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Sedangkan dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. 6. Bersifat Satu Arah Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan demikian, komunikasi massa bersifat satu arah. 7. Stimuli Alat Indra yang Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa, misalnya pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio siaran, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Universitas Sumatera Utara 8. Umpan Balik Tertentu Umpan balik atau yang disebut dengan feedback merupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick dalam Ardianto, 2004:15, terdiri dari: 1. Surveillance Pengawasan Fungsi pengawasan komunikasi massa dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Fungsi warning or beware surveillance pengawasan peringatan, yaitu terjadi ketika media massa menginfomasikan tentang ancaman bencana alam, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. b. Fungsi instrumental surveillance pengawasan instrumental, yaitu penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation Penafsiran Dalam fungsi ini, media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran adalah media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok. Universitas Sumatera Utara 3. Linkage Pertalian Media massa dapat berfungsi untuk menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values Penyebaran Nilai-Nilai Fungsi ini disebut juga dengan socialization sosialisasi. Sosialisasi ini mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. 5. Entertainment Hiburan Melalui berbagai macam sajian dari media massa, khalayak akan mendapatkan hiburan yang dikehendakinya dan berita-berita yang mengandung human interest sentuhan manusiawi. Komunikasi massa menggunakan media massa sebagai alat komunikasi. Media massa terdiri dari media elektronik, yaitu televisi, radio, internet, film, dan sebagainya dan media cetak, yaitu surat kabar, majalah, brosur, billboart, buku, dan sebagainya. Kesimpulannya adalah bahwa komunikasi massa memberikan pesan dari satu untuk semua dengan mengunakan media massa sebagai perantara atau saluran komunikasinya.

II.3. Media Massa

II.3.1. Pengertian Media Massa

Media massa berasal dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan singkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Universitas Sumatera Utara Media massa adalah komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area yang seluas-luasnya. Menurut McQuail 2005:3, media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Bukan hanya itu, media juga dapat menjadi sumber dominan yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial baik secara individu maupun kolektif, dimana media menyajikan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

II.3.2. Karakteristik Media Massa

Media massa memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut Cangara, 2003:134: 1. Bersifat melembaga Pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog anatar pengirim dengan penerima. 3. Meluas dan serempak Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, brosur, dan lain-lainya. Universitas Sumatera Utara 5. Bersifat terbuka Pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. Media merupakan agen atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang nasional atau internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan hanya dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup dan norma- norma.

II.3.3. Fungsi Media Massa

Fungsi media massa, yaitu Mc.Quail, 2005:70: 1. Informasi Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia menunjukkan hubungan kekuasaan, memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan. 2. Korelasi Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif. 3. Kesinambungan Universitas Sumatera Utara Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. 4. Hiburan Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi, meredakan ketegangan sosial. 5. Mobilisasi Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama.

II.3.4. Dampak Sosial Media Massa

Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Misalnya saja efek dari munculnya teknologi canggih seperti Blackberry. Pengaruh Blackberry sudah demikian kental bagi orang nomor satu Amerika yaitu Barack Obama, tentu saja dapat dibayangkan bagaimana dampaknya di masyarakat luas. Tidak hanya Obama banyak juga sejumlah artis baik luar negeri maupun tanah air yang terlihat menggunakan Blackberry di ranah publik. Jika pengunaan Blackberry sudah sampai di tataran public figure, maka masyarakat luas pun pasti akan berbondong-bondong mengikutinya. Melihat efek yang ditimbulkan dari kemunculan Blackberry maka budaya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media. Media juga dapat membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Misalnya pada kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum dan kampanye tentang pencegahan penyakit AIDS yang Universitas Sumatera Utara dilakukan melalui media massa. Dalam hal ini, secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu Agee, 2001:24-25. Menurut Dominick dalam Ardianto, 2004:58, menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi penyebaran nilai- nilai memainkan peranan penting dalam perubahan sikap, persepsi dan kepercayaan.

II.4. Teori S-O-R

Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang semula berasal dari psikologi. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses aksi-reaksi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan Effendy, 2003:254. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan stimulus, S b. Komunikan Organism, O, berupa perhatian, pengertian dan penerimaan c. Efek Response, R, berupa perubahan sikap Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dalam proses Universitas Sumatera Utara mempelajari perubahan sikap ada tiga variabel yang penting menunjang proses belajar tersebut, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Sikap yang dimaksud disini adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasidan nilai. Sikap bukanlah sekedar masa lalu, tetapi juga menentukan apakah seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai dan diharapkan. Sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang, situasi dan mungkin aspek-aspek lain dunia, termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial. Para ahli psikologi sosial umumnya memandang sikap sebagai gabungan dari komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen perilaku. Mann dalam Sobur, 2003, menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi, aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh- pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi dengan cara- cara tertentu Sobur, 2003:358-362. Universitas Sumatera Utara

II.5. Persepsi