I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah Persepsi Karyawan PT.
CIMB Niaga Medan terhadap Fenomena Blackberry?”
I.3. Pembatasan Masalah
Agar penulis dapat lebih jelas dan lebih spesifik dalam melaksanakan penelitian, maka ruang lingkup penelitian perlu dibatasi. Adapun ruang lingkup
penelitian yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut: a.
Penelitian ini hanya terbatas pada respon karyawan PT. CIMB Niaga Medan terhadap hadirnya BlackBerry.
b. Penelitian ini hanya terbatas untuk mengetahui persepsi karyawan PT.
CIMB Niaga Medan tentang fenomena BlackBerry. c.
Objek penelitian adalah karyawan PT. CIMB Niaga Medan.
I.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
I.4.1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tanggapan karyawan PT. CIMB Niaga Medan
terhadap fenomena Blackberry. b.
Untuk mengetahui persepsi karyawan PT. CIMB Niaga Medan terhadap fenomena Blackberry.
Universitas Sumatera Utara
I.4.2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah penelitian dibidang Ilmu Komunikasi khususnya mengenai persepsi karyawan terhadap fenomena Blackberry.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh selama ini dan menjadi wadah dalam memperkaya cakrawala berpikir.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membuka pandangan
karyawan mengenai fenomena Blackberry.
I.5. Kerangka Teori
Dalam melaksanakan penelitian, selanjutnya diperlukan kerangka teori sebagai pedoman dasar berpikir dan berfungsi untuk mendukung kegiatan analisa
variabel-variabel yang diteliti. Hal ini sangat berkaitan dengan pengertian teori yakni serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep Singarimbun, 1995:57.
Menurut Nawawi kerangka teori berisi pokok-pokok pikiran yang menjadi titik tolak atau landasan dalam menyoroti masalah, sehingga menggambarkan juga
dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995:32. Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan
digunakanlah teori-teori yang akan mendukung dan berguna untuk membahas permasalahan. Adapun teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi,
Komunikasi Massa, Persepsi, dan Teori S-O-R.
Universitas Sumatera Utara
I.5.1. Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin ”communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan ”communis” yang berarti sama. Sama yang
dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan Effendy, 2003:30. Dari hal tersebut dapatlah diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan, maka komunikasi tidak akan terjadi. Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, Effendy mengutip
pendapat Harold D. Laswell, yaitu memahami komunikasi adalah dengan mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: ”Who Says What, In Which Channel,
To Whom, With What Effect” Effendy, 2003:253. Melalui paradigma tersebut dapat kita lihat bahwa unsur-unsur komunikasi
adalah: - Who
: komunikator - Says what
: pesan - In which channel
: media - To whom
: komunikan - With what effect
: efekdampak Proses komunikasi disebut berhasil jika pesan yang disampaikan dimiliki
bersama oleh komunikan dan komunikator. Proses tersebut akan lebih efektif jika sejalan dengan sistem nilai yang ada di lingkungan masyarakat yang
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
I.5.2. Komunikasi Massa
Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang Ardianto, 2004 : 3. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu
Gerbner. Komunikasi massa ialah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dalam lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri Ardianto, 2004 : 4. Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi
komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat Ardianto, 2004 : 7. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi
melalui media massa media cetak dan elektronik. Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid,
buku dan Film Nurudin, 2004: 2. Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi kemudian dilakukan
dengan menggunakan media, baik itu media cetak maupun media elektronik. Hal tersebut menyebabkan proses pengiriman pesan dalam komunikasi dapat
dilakukan secara serempak dan dapat diterima khalayak dalam jumlah yang besar dalam satu waktu tertentu. Kegiatan komunikasi semacam ini kemudian disebut
juga sebagai komunikasi massa. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni yang pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
Universitas Sumatera Utara
khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual.
Menurut Gerbner Rakhmat, 2000:188, komunikasi massa adalah produksi dari distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Komunikasi massa memiliki empat karakteristik Effendy,2003:81,
yaitu: a.
Komunikasi massa bersifat umum b.
Komunikasi bersifat haterogen c.
Media massa menimbulkan keserempakan d.
Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi Teknologi seluler adalah salah satu media komunikasi massa yang
mempunyai fungsi untuk menghibur dan untuk memberi informasi.
I.5.3. Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Pemahaman terhadap sesuatu
informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap oarng tak terlepas dari proses persepsi.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli Rakhmat, 2000:51.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, yaitu aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan.
Menurut William J. Stanton dalam Setiadi, 2003:160, persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa
lalu, stimuli rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui lima indera. Dari uraian telah dijelaskan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang dating
dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses.
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang: a.
Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi
tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapannya.
b. Sasaran persepsi.
Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa, sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya.
Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya.
c. Faktor situasi.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapatkan perhatian.
Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issue, termasuk jarak isu apakah isu itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu, lama terpaan
apakah isu itu baru muncul atau mulai pudar, kedekatan geografis apakah isu itu bertingkat lokal atau nasional, dan sumber apakah disajikan pada media yang
kredibel atau media yang tidak kredibel. Sifat-sifat khalayak menunjukkan variabel-variabel psikososial, termasuk data demografis, keanggotaan dalam
sistem sosial, kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media.
I.5.4. Teori S-O-R
Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan
adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan Effendy, 2003:254. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: a.
Pesan stimulus, S b.
Komunikan Organism, O c.
Efek Response, R Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semula.
Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255 dalam bukunya ”Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley
yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Stimulus Organism:
- perhatian
- pengertian
- penerimaan
Response
Sumber : Effendy, 2003 : 56 Gambar 1 Model S-O-R
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
untuk mengubah sikap Effendy, 2003:255.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan penjelasan di atas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Stimulus : fenomena Blackberry.
-Organism : karyawan PT. CIMB Niaga Medan.
-Response : efek yang ditimbulkan pada karyawan PT. CIMB Niaga Medan
berupa persepsi.
I.6. Kerangka Konsep
Dari beberapa teori yang telah diuraikan pada kerangka teori, maka langkah selanjutnya merumuskan kerangka konsep sebagai hasil dari suatu
pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi, 1995:40. Konsep merupakan generalisasi
dari sekelompok fenomena yang sama Bungin, 2001:73. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya
menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel persepsi karyawan PT. CIMB Niaga Medan.
2. Variabel fenomena Blackberry.
I.7. Model Teoritis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dibuat suatu model teoritis sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 Model Teoritis
Komponen
Fenomena Blackberry
Komponen
Persepsi karyawan
Variabel Antara
Karakteristik Responden
I.8. Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, variabel- variabel teoritis tersebut dijadikan sebagai acuan untuk memecahkan masalah.
Agar variabel teoritis tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasionalisasikan sebagai berikut:
Tabel 1 Variabel Operasional
Komponen Indikator
Persepsi karyawan 1.
Pengenalan 2.
Penalaran 3.
Perasaan 4.
Tanggapan Fenomena Blackberry
1. Model telepon seluler
2. Fitur-fitur yang disajikan:
• Push E-Mail
• Global Positioning System
GPS •
Internet Mobile •
e-book 3.
Gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Responden 1.
Usia 2.
Jenis Kelamin 3.
Tingkat Pendapatan
I.9. Definisi Variabel Operasional