Dari tiga uraian alasan di atas, memberikan gambaran bahwa keragaman hayati merupakan bagian tak terpisahkan dari konsep pengembangan pemulihan
kawasan hutan mangrove yang dinilai telah terdegradasi Sukarjo,1993. Dalam Keppres 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,
dijelaskan bahwa kawasan penyangga pada dasarnya merupakan buffer yang berfungsi sebagai perlidungan terhadap kawasan yang dilindungi protected area.
Dalam kontek kawasan penyangga pantai, dimaksudkan sebagai kawasan jalur yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap keutuhan pantai dan atau pesisir. Jalur
penyangga ini dapat berupa komunitas vegetasi atau formasi pantai dan atau mangrove.
2.5. Konsepsi Dasar dan Arahan Pemulihan Kawasan Manggrove
Mencermati uraian pentingnya konservasi sumber daya alam hayati, dengan demikian konsep pengembangan pemulihan kawasan mangrove dalam bidang
konservasi dapat dilakukan melalui 1 penanganan dan pengendalian lingkungan fisik dari berbagai bentuk faktor penyebabnya, 2 pemulihan secara ekologis baik
terhadap habitat maupun kehidupannya, 3 mengharmoniskan perilaku lingkungan sosial untuk tujuan mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, hingga pada
akhirnya merasa peduli dan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan, melestarikannya, serta 4 meningkatkan akuntabilitas kerja institusi yang
bertanggung jawab dan atau pihak-pihak terkait lainnya Sukarjo, 1993. Adapun langkah-langkah kongkrit yang dilakukan untuk tujuan pengendalian
lingkungan fisik, antara lain dengan melakukan kegiatan : a pembinaan dan
Universitas Sumatera Utara
peningkatn kualitas habitat, dan b peningkatan pemulihan kualitas kawasan hijau melalui kegiatan reboisasi, penghijauan, dan atau perkayaan jenis tetumbuhan yang
sesuai Sukarjo, 1993. Terhadap pemulihan habitat, dilakukan terhadap kawasan-kawasan
terdegradasi atau terganggu fungsi ekosistemnya, untuk pengembalian peranan fungsi jasa bio-eko-hidrologis, dilakukan dengan cara : a rehabilitasi, dan atau b
reklamasi habitat; sedangkan peningkatan kualitas kawasan hijau dilakukan dengan pengembangan jenis-jenis tetumbuhan yang erat keterkaitannya dengan sumber
pakan, tempat bersarang atau sebagai bagian dari habitat dan lingkungan hidupnya Sukarjo,1993.
Mengharmonisasikan perilakulingkungan sosial dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan, pelatihan, dan atau menunjukkan contoh-contoh aktivitas
yang berwawasan pelestarian lingkungan. Agar langkah kongkrit di atas dapat dilakukan serasi dan selaras serta sejalan
berdasarkan kaidah-kaidah konservasi, akuntabilitas kinerja petugas juga perlu dibekali dengan pengetahuan yang dinilai memadai Sukarjo,1993.
2.6.
Secara global, sektor pariwisata termasuk ekowisata pada saat ini menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan
dalam pembangunan ekonomi. Pada saat ini sektor pariwisata telah menjadi idustri swasta yang terpenting di dunia. Menurut
Paradigma Baru Pembangunan Ekowisata
World Travel and Tourism Council ,
Universitas Sumatera Utara
terbukti pada tahun 1993 pariwisata merupakan industri terbesar di dunia dengan pendapatan lebih dari US 3,5 triliyun atau 6 dari seluruhnya Omarsaid,1999.
Masalah kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan pada saat ini sangat menonjol dan menjadi isu internasional yang mendapat perhatian khusus. Di sisi lain,
justru kepariwisataan alam mengalami perkembangan yang meningkat dan signifikan. Kepariwisataan alam kemudian berkembang ke arah pola wisata ekologis yang
dikenal dengan istilah ekowisata ecotourism dan wisata minat khusus alternative tourism
. Pergeseran dalam kepariwisataan internasional terjadi pada awal dekade delapan puluhan. Pergeseran paradigma pariwisata dari mass tourism ke individual
atau kelompok kecil, maka wisata alam sangat berperan dalam menjaga keberadaan dan kelestarian obyek dan daya tarik wisata ODTW alam pada khususnya dan
kawasan hutan pada umumnya. Pergeseran paradigma tersebut cukup berarti dalam kepariwisataan alam sehingga perlu diperhatikan aspek ekonomi, ekologi, dan
masyarakat lokalsosialnya Omarsaid,1999.
Wisatawan saat ini sangat peka terhadap permasalahan lingkungan. Menyesuaikan dengan kondisi positif ini, konsep-konsep pariwisata dikembangkan
sehingga timbul inovasi-inovasi baru dalam kepariwisataan. Salah satu konsep pariwisata yang sedang marak ialah ekowisata, dengan berbagai teknik pengelolaan
seperti pengelolaan sumber daya pesisir yang berbasiskan masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu, dimana dalam konsep pengelolaan ini melibatkan
seluruh stakeholder yang kemudian menetapkan prioritas–prioritas. Dengan
2.7. Ekowisata Hutan Mangrove