satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua.
2.4.2.2.
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula.
PropagatedProgresive Epidemic
Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui
vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masya yang rentan serta morbilitas dari
penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal abggota masyarakat yang
rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.
2.5. Rabies 2.5.1. Definisi
Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia
dan penyakit hewan menular yang akut dari susunan syaraf pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta manusia Depkes RI, 2011.
2.5.2. Penyebab Rabies
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang dapat menular dan masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama dari virus rabies
Universitas Sumatera Utara
keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negative RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai
perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara
lain rakun Procyon lotor dan sigung Memphitis memphitis di Amerika Utara, rubah merah Vulpes vulpes di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika
Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia
melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada
kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum
tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam
air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas ganas ataupun rabies jinak tenang. Pada rabies buas ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif,
menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinaktenang, hewan yang
terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan
udara yang tercemar virus rabies. Dua pekerja laboratorium telah
mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus
Universitas Sumatera Utara
rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di
tempat tersebut.
2.5.3. Patogenesis Rabies