Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Bencana

1.2. Permasalahan

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana wabah Rabies di Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana wabah Rabies di Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan.

1.4. Hipotesis

Adanya hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam mengahadapi bencana wabah Rabies di Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Bagi masyarakat menjadi masukan ilmu pengetahuan tentang penanggulangan dan kewaspadaan terhadap bahaya Rabies. b. Bagi petugas Dinas Pertanian sub bagian hewan, dapat meningkatkan kinerja nya dalam menanggulangi penyebaran Rabies di wilayah yang berpotensial terkena Rabies c. Bagi Petugas Dinas Kesehatan dan Petugas Puskesmas yang ada di wilayah kota Medan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk mengembangkan Universitas Sumatera Utara program peningkatan kesehatan masyarakat yang menjadi sasaran gigitan hewan peliharaan dalam upaya penanggulangan tertularnya bahaya Rabies. d. Bagi peneliti, menambah wawasan dalam aplikasi keilmuan dibidang manajemen bencana non alam; penyakit wabah Rabies. e. Bagi penelitian selanjutnya secara ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesiapsiagaan

2.1.1. Definisi

Menurut Undang Undang No 24 Tahun 2007 kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan proses internal untuk mengantisipasi masalah melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Menurut Ditjen Binkesmas Depkes 2005, kesiapsiagaan preparednes adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana, melalu pengorganisasian langkah- langkah yang tepat guna dan berdayaguna. Berdasarkan hal diatas, maka kesiapsiagaan petugas dan masyarakat dalam mitigasi potensial bencana penyakit Rabies melalui instansi terkait Kota Medan adalah untuk menurunkan angka kejadian Rabies pada masyarakat. Disamping menurunkan angka kejadian juga memberikan pengetahuan dan informasi ini bisa dikembangkan di daerah lain.

2.1.2. Kesiapsiagaan Masyarakat terhadap Wabah Rabies

Masyarakat sebagai subjek dari penelitian ini memang selayaknya harus mendapatkan informasi dari petugas Dinas Pertanian kesehatan hewan yaitu dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan terhadap anjing agar tidak Universitas Sumatera Utara terkontaminasi dengan anjing liar yang diduga Rabies dengan cara anjing tidak boleh lepas berkeliaran atau anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak lebih dari 2 meter jika dibawa keluar dengan pemiliknya. Sosialisasi petugas kepada masyarakat kepada pemilik anjing yaitu harus memvaksinasi anjingnya dan melakukan pengawasan terhadap sumber makanan di tempat terbuka agar tidak terkontaminasi dengan anjing dari luar. Dan masyarakat memberitahu kepada Petugas Dinas Peternakan cq Kesehatan Hewan agar melaporkan jika ditemukan anjing liar, karena dikhawatirkan mengidap Rabies dan bisa menularkan kepada anjing yang sehat. Jepang salah satu negara yang bebas penyakit Rabies, tetapi Jepang tetap melaksanakan program vaksinasi Rabies. Di Jepang terdapat peraturan yang mewajibkan setiap pemilik hewan kesayangan anjing mendaftarkan anjingnya sekali dalam seumur hidup anjing dan memvaksin anjingnya terhadap penyakit anjing gila Rabies antara bulan April dan Juni sekali dalam setahun. Jika penduduk memiliki anjing berumur lebih dari 90 hari, diwajibkan untuk memvaksinkan anjingnya terhadap penyakit rabies sekali dalam setahun dan menyimpan sertifikasi vaksinasi yang diterima. Disinilah bentuk kesiapsiagaan masyarakat Jepang untuk menghindari bahaya bencana kejadian luar biasa Rabies, masyarakatnya sudah sadar dan taat pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah, hal ini berhasil karena sudah ada dana yang telah disiapkan Pudjiatmoko, 2009. Universitas Sumatera Utara Kesiapsiagaan masyarakat juga diperlukan, apabila ada anggota keluarganya di gigit anjing maka segera di bawa ke Puskesmas agar diberi pertolongan pertama oleh petugas kesehatan. Kesiapsiagaan petugas Dinas Kesehatan yaitu setelah mendapat laporan dari petugas Dinas Pertanian Kesehatan Hewan bahwa anjing yang di evaluasi mati sebelum 2 minggu maka orang tersebut segera diberi Vaksinasi Anti Rabies VAR. Apabila anjing yang menggigit tidak mati setelah 2 dua minggu maka tidak dilakukan VAR. 2.2. Masyarakat 2.2.1. Definisi Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

2.2.2. Petugas dan Masyarakat terhadap Rabies

Partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam pencegahan penyakit Rabies. Partisipasi masyarakat dalam hal ini partisipasi pemilik anjing menunjukkan bukti bahwa pemilik anjing merasa terlibat dan merasa menjadi bagian dari pembangunan. Hal ini akan sangat berdampak positif terhadap keberhasilan pelaksanaan suatu program pembangunan Depkes RI, 2003. Peranan petugas saat ini sangat diperlukan sekali, karena penyakit Rabies ini tidak bisa diduga akan terjadi, dimana ketika itu Provinsi Bali yang sebelumnya sebelum tahun 2010 telah dinyatakan bebas dari wabah. Pada tahun 2010 Universitas Sumatera Utara merupakan provinsi peringkat pertama terkena wabah Rabies di Indonesia, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kesiapsiagaan petugas Dinas Pertanian cq Kesehatan Hewan dan Dinas Kesehatan harus waspada dan terus memantau perkembangan penyebaran anjing yang ada di daerah tersebut, dan juga menyiapkan secara maksimal obat-obatan seperti VAR pada masyarakat yang positip terkena Rabies. Program pemberantasan Rabies yang akan dilaksanakan, antara lain pengendalian penyakit secara terpadu, mencegah Rabies pada manusia dengan penanganan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies GHPR, melindungi kelompok resiko tinggi di wilayah yang berjangkit Rabies serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas serta pemberdayaan masyarakat. Target yang dilakukan oleh pemerintah dikarenakan sering terjadi wabah Rabies yang tidak diduga-duga sebelumnya. Ini dikarenakan munculnya anjing liar karena masyarakat yang memiliki anjing peliharaan kurang optimal dalam merawat anjing peliharaannya kemudian anjing tersebut menjadi liar dan memakan apa saja termasuk bangkai serta kotoran yang mengandung berbagai kuman karena lapar.

2.3. Bencana

2.3.1. Definisi Berdasarkan UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor Universitas Sumatera Utara non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu: a. Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak hazard. b. Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan fungsi dari masyarakat. c. Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka. Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak hazard dan kerentanan vulnerability masyarakat. Bila terjadi hazard, tetapi masyarakat tidak rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi sendiri peristiwa yang mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat rentan, tetapi tidak terjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana http:karstaceh.comdisasterbelajar-mengenai-bencana, 8 Pebruari 2009, 14.30 WIB. Universitas Sumatera Utara Bencana non alam yang ada di Indonesia salah satunya adalah epidemi dan wabah penyakit berjangkitnya penyakit dapat mengancam manusia maupun hewan ternak dan berdampak serius dalam bentuk kematian dan terganggunya roda perekonomian, misalnya wabah Rabies. 2.4. Wabah 2.4.1. Definisi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun

30 175 194

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI DESA KRAGILAN, KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

1 14 16

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU Pengetahuan Geografis Dan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 2 20

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU Pengetahuan Geografis Dan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.

0 1 11

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN WEDI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.

0 2 14

SKRIPSI Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13