Pola Penyebaran Tipe dan Tanda-Tanda Penyakit Rabies pada Hewan dan Manusia

luka gigitan hewan penderita Rabies dan luka terkena air liur hewan atau manusia dan didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut syaraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-perubahan fungsinya. Masa inkubasi bervariasi yaitu antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 2-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang ditempuh oleh virus sebelum mencapai otak. Sesampainya di otak, virus memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian neuron sentral, kemudian ke arah perifer kedalam serabut syaraf eferen dan pada syaraf volunter maupun syaraf otonom. Virus ini menyerang setiap organ dan jaringan dalam tubuh dan berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal dan sebagainya Depkes RI, 2000.

2.5.5. Pola Penyebaran

Penularan Rabies di lapangan rural rabies berawal dari suatu kondisi anjing yang tidak terpelihara dengan baik atau anjing liar yang merupakan ciri khas yang ada di pedesaan yang berkembang sangat fluktuatif dan sulit dikendalikan, hal ini merupakan suatu kondisi yang sangat kondusif untuk menjadikan suatu daerah dapat bertahan menjadi daerah endemis Rabies. Pada umumnya, manusia menjadi terminal akhir korban gigitan, karena sampai sekarang belum ada kasus manusia menggigit anjing. Sementara itu anjing liar, anjing peliharaan yang menjadi liar dan anjing pelihara dapat menggigit satu sama lainnya. Apabila salah satu diantara anjing yang menggigit mengidap positif Rabies, maka akan terjadi kasus-kasus positif Rabies yang semakin tinggi Depkes RI, 2011. Universitas Sumatera Utara Secara alami dan sering terjadi, pola penyebaran Rabies adalah seperti gambar dibawah ini : Gambar 2.1. Pola Penyebaran Rabies di Lapangan Departemen Pertanian RI, 2011

2.5.6. Tipe dan Tanda-Tanda Penyakit Rabies pada Hewan dan Manusia

a. Tipe Rabies Tipe Rabies pada hewan penular Rabies ada dua tipe dengan gejala-gejala sebagai berikut: a.1. Rabies Ganas Gejala-gejalanya adalah tidak lagi menuruti perintah pemilik, air liur keluar berlebihan, hewan menjadi ganas, menyerang atau mengigit apa saja ditemukan dan ekor dilengkungkan ke bawah perut diantara dua paha, kejang-kejang kemudian lumpuh, biasanya mati 4-7 hari sejak timbul gejala atau paling lama 12 hari setelah penggigitan. a.2. Rabies Tenang Gejala-gejalanya adalah bersembunyi ditempat gelap dan sejuk, kejang-kejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat, kelumpuhan, tidak mampu Anjing peliharaan menjadi liar Manusia Anjing liar Anjing peliharaan Universitas Sumatera Utara menelan, mulut terbuka dan air liur keluar berlebihan, kematian terjadi dalam waktu singkat. b. Tanda Rabies pada Anjing dan pada Manusia b.1. Tanda Rabies pada Anjing Tanda Rabies pada anjing : menggonggong, menyerang secara tiba-tiba, anjing tidak kenal lagi dengan tuannya, banyak mengeluarkan air liur, menggigit segala sesuatu, kesulitan melihat, berjalan tanpa arah, rahang turun, tidak mampu menelan, makan tanah dan batang kayu, sukar bernafas, muntah, susah berjalan, kelumpuhan, ekor menggantung, terletak diantara kedua kaki dibelakang. b.2. Tanda Rabies pada Manusia b.2.1. Stadium Prodromal Gejala awal berupa demam, sakit kepala, malaise, kehilangan nafsu makan, mual, rasa nyeri ditenggorokan, batuk dan kelelahan luar biasa, selama beberapa hari 1-4 hari. Gejala ini merupakan gejala yang spesifik dari orang yang terinfeksi virus Rabies yang muncul 1-2 bulan setelah gigitan hewan penular Rabies. b.2.2. Stadium Sensoris Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan, pada bekas luka gigitan dan secara bertahap menyebar keseluruh anggota badan yang lain, kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik. Universitas Sumatera Utara b.2.3. Stadium Eksitasi Tonus otot-otot dan aktivasi simpatik semakin meninggi dengan gejala hiperhydrosis, hypesalivasi, hyperlakrimasi, dan pupil dilatasi. Bersama dengan stadium eksitasi ini penyakit mencapai puncaknya. Keadaan yang khas pada stadium ini adalah adanya macam-macam fobia, yang sangat sering adalah hydrophobia ketakutan pada air. Kontraksi otot faring dan otot-otot pernafasan dapat pula ditimbulkan oleh rangsangan sensorik seperti meniupkan udara ke wajah penderita atau menjatuhkan sinar ke mata atau menepuk dengan tangan di dekat telinga penderita. b.2.4. Stadium Paralysis Predisposisi terjadi ragam gejala klinis Rabies pada manusia dipengaruhi antara lain perbedaan alur virus yang menginfeksi, jenis hewan penular, dan letak gigitan pada anggota badan Budi T.A, 2007. Ditinjau dari segi jumlahnya, stadium paralisis rabies pada manusia dijumpai kurang lebih hanya sekitar seperlima dari kasus yang terjadi, tetapi untuk hewan merupakan gejala yang paling sering dijumpai sebelum terjadi kematian. Hal ini terjadi karena ada gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan gejala paralisis yang bersifat asenden, yang selanjutnya meninggal karena kelumpuhan otot pernafasan Depkes RI, 2000.

2.5.7. Tindakan Pencegahan dan Pemberantasan Kasus Rabies

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun

30 175 194

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI DESA KRAGILAN, KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

1 14 16

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU Pengetahuan Geografis Dan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 2 20

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU Pengetahuan Geografis Dan Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.

0 1 11

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN WEDI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.

0 2 14

SKRIPSI Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13