Analisis Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant di Jalan Merak Jingga NO 2D Medan

(1)

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV.GRAND MAXIMUM SEAFOOD

RESTAURANT DI JL. MERAK JINGGA NO.2D MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

MENTARI JUNIARTI SILALAHI (100907064)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. GRAND MAXIMUM SEAFOOD RESTAURANT DI JL. PUTRI MERAK JINGGA NO 2D MEDAN

Nama : MENTARI JUNIARTI SILALAHI

NIM : 100907064

Prodi : Administrasi Niaga / Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Malanthon Rumapea SE, Msi,ak

ABSTRAK

Usaha restoran merupakan usaha yang sangat diminati oleh pemilik modal, karena pemilik modal bersasumsi bahwa dalam usaha restoran perputaran kas berjalan lancar.Usaha ini juga memberi pelayanan dalam hal penyediaan meeting room, karoke, dan ballroom untuk kapasitas yang orang banyak. Semakin tingginya perputaran modal akan menyebabkan efisiensi modal semakin baik yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas suatu usaha. Semakin besar dana dalam suatu usaha berputar maka akan semakin efektif penggunaan dana tersebut dalam jalannya usaha tentunya akan meningkatkan profitabilitas usaha tersebut.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant di Jalan Putri Merak Jinggga No 2D Medan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.Data yang digunakan adalah data sekunder.Penelitian ini menggunakan data penelitian selama 2 tahun.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%.Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 for windows.

Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap tingkat ROI pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap tingkat ROI pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Hal ini dapat dilihat melalui uji signifikansi parameter individual (Uji t).

Kata Kunci: Perputaran kas, Perputaran piutang, Perputaran persediaan dan Profitabilitas (ROI)


(3)

ANALYSIS OF WORKING CAPITAL TURNOVER ON PROFITABILITY IN CV. GRAND MAXIMUM SEAFOOD RESTAURANT DI JL. PUTRI

MERAK JINGGA NO 2D MEDAN

Name : MENTARI JUNIARTI SILALAHI

NIM : 100907064

Department : Administrasi Niaga / Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Advicer : Malanthon Rumapea SE, Msi,ak

ABSTRAK

Therestaurant business is a business that is highly sought after by the owners of capital, because owners of capital think that in business the cash turnover restaurant run smoothly. This business also gives services in terms of the provision of meeting rooms, ballroom, and karoke to a capacity crowd. The increasing capital turnover will lead to better capital efficiency, which will then increase the profitability of a business. The bigger the funds in an attempt to spin then it will be more effective use of those funds in the course of business will certainly increase the profitability of the business.

The purpose of the research is to find out and analyze the effect of rotation of the working capital that consists of cash turnover, accounts receivable turnover inventory turnover and profitability on the CV. Grand Maximum Seafood Restaurant at Jalan Putri Merak Jingga No. 2D Medan.

The research methodology used is descriptive analysis method and the method of statistical analysis. The Data used are secondary data. This research uses research data for 2 years. Hypothesis testing is done using the t-test and F-test, with the level of significance (α) 5%. Analyse data using the software SPSS statistical data processing namely 17.00 for windows.

Turnover cash, accounts receivable and Inventory Turnover does not have significant influence are jointly against the level of ROI on CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Inventory Turnover , Receivable Turnover,and Cash Turnove does not have significant influence on partial against of ROI on CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. This can be seen through testing the significance of individual parameters (t-test).

Keyword :Cash Turnover , Receivable Turnover, Inventory Turnover , Return on Investment


(4)

KATA PENGANTAR

“Dan apa saja yang kamu minta dengan doa dan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Matius 21:22)

Segala puji, hormat dan kemuliaan kepada Allah Tritunggal, Bapa, Putera dan Roh Kudus yang telah memberikan kasih karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Analisis Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant di Jalan Merak Jingga NO 2D Medan”. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bagaimana pengaruh perputaran modal (kas, persediaan, dan piutang) terhadap profitabilitas.

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada orangtua terkasih, Ayahanda Drs. Berman Silalahi dan Ibunda Mayarni Pasaribu S.pd, sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat atas segala kasih sayang, pengorbanan, perjuangan, perhatian dan terutama atas atas doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan demi keberhasilan hidup penulis.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis


(5)

sebelum, selama dan sesudah penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Malanthon Rumapea S.E , M.si,ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan bimbingan dan masukan yang berguna dalam penyusunan skripsi ini sampai pada akhir penulisan.

4. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, MSP selaku Staff pengajar dan Bagian Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Terima kasih Kak buat motivasi dan semangatnya.

6. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tanpa


(6)

terkecuali, teristimewa kepada Bapak Faisal Eriza, S.Sos, MSP untuk motivasi dan bimbingannya.

7. Bapak Firman Kaharputra selaku pemilik dan pimpinan CV.Grand Maximum Seafood Restaurant dan seluruh karyawan yang telah memberikan izin penelitian, pengalaman dan ide yang membangun kepada penulis.

8. Adik dan kakakku yang kusayangi, Ultary Agustina Silalahi dan Lestari Putri Silalahi serta Basar Panjaitan abang ipar penulis yang selalu mendukung penulis dalam pengerjaan skripsi. Keponakan-keponakan penulis Joshua Ebenhaezer, Rebekka Bethesda, dan Joseph Ebenhaezer. 9. Buat sahabat-sahabat penulis yang luarbiasa selalu mendukung serta

mendampingi penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Natasya Meylani, Helen Harefa, Agustina Megawati, Vixky, Naomi Christy, Nathania, Teddy Salomo, Christian Simanjuntak, Diki Marbun, Hendarto Napitu. Kalian luar biasa, 4 tahun berkawan dengan kalian punya arti yang luar biasa. Semoga kita sama-sama sukses nanti ya mongki-mongki.

10.Sahabat-sahabatku mulai dari SMA yang tetap terjalin komunikasi sampai saat ini, yang selalu mendukung dan memberi nasihat serta selalu mendorong penulis Afni, Elizabeth, Healthy, Daniel, Immanuel, John Hagai, Dewi Paska, Hana Theresa, Ruth Gutom, Nora Sitinjak, Pani Naibaho, Mona Sianturi, Eka Silalahi, Resius Pasaribu, Canboy


(7)

Doloksaribu, Tumpak Sihombing dan terkhusus Ricky Malber Sihaloho yang selalu memotivasi penulis.

11.Buat semua kawan-kawan Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis, secara khusus untuk kelas B Angkatan 2010 yang luar biasa. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah yang Mahakuasa mencurahkan kasih dan berkatNya kepada kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan,. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih. “Non Scholae, Sed Vitae Discimus”

Medan, Juni 2014

Penulis,

Mentari Juniarti Silalahi


(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.. ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Lampiran.. ... v

Abstrak.. ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Batasan Masalah ... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 7

1.5Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORI ... 9

2.1 Profitabilitas ... 9

2.1.1 Pengertian Profitabilitas ... 9

2.1.2 Tujuan dan manfaat rasio Profitabilitas ... 10

2.1.3 Jenis – jenis Rasio Profitabilitas ... 11

2.2 Modal Kerja ... 16

2.2.1 Pengertian Modal Kerja ... 16

2.2.2 Elemen Modal Kerja ... 18

2.2.3 Pentingnya Modal Kerja yang cukup ... 21

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja... 23

2.2.5 Kebijakan Modal Kerja ... 26


(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Bentuk Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian ... 32

3.3 Hipotesis ... 33

3.4 Defenisi Konsep ... 33

3.5 Kerangka Konseptual ... 34

3.6 Defenisi Operasional ... 35

3.7 Operasionalisasi Variabel ... 36

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 38

3.9.1 Analisis Regresi Berganda ... 38

3.9.2 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV ANALISIS DATA ... 42

4.1 Deskripsi Perusahaan ... 42

4.1.1 Sejarah Grand Maximum Seafood Restaurant ... 42

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 45

4.2 Penyajian Data ... 49

4.3 Analisis Data ... 50

4.3.2 Regresi Linear Berganda ... 61

4.3.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 62

4.4 Pembahasan.. ... 72

BAB V PENUTUP ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

3.1 DefenisiOperasional ... 35

4.1 Perputaran Modal Kerja Grand Maximum Seafood Restaurant .... 50

4.2 Perputaran Persediaan Grand Maximum Seafood Restaurant ... 52

4.3 Perputaran Piutang Grand Maximum Seafood Restaurant ... 55

4.4 Perputaran Kas Grand Maximum Seafood Restaurant ... 57

4.5 Return of Investment CV. Grand Maximum Seafood Restaurant . 60 4.6 Collinearity Statistics ... 65

4.8 Model Summary ... 67

4.9 Uji Regresi.. ... 68

4.10 R-square ... 69

4.11 Uji F.. ... 70


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

2.1 Siklus Operasi / Putaran Modal Kerja ... 21

4.1 Struktur Organisasi Grand Maximum Seafood Restaurant ... 45

4.2 Grafik Hasil Perhitungan Modal Kerja ... 51

4.3 Grafik Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan ... 53

4.4 Grafik Hasil Perhitungan Perputaran Piutang ... 56

4.5 Grafik Hasil Perhitungan Perputaran Kas ... 58

4.6 Grafik Hasil Perhitungan Return of Investment ... 60

4.7 Uji Normalitas ... 63


(12)

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. GRAND MAXIMUM SEAFOOD RESTAURANT DI JL. PUTRI MERAK JINGGA NO 2D MEDAN

Nama : MENTARI JUNIARTI SILALAHI

NIM : 100907064

Prodi : Administrasi Niaga / Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Malanthon Rumapea SE, Msi,ak

ABSTRAK

Usaha restoran merupakan usaha yang sangat diminati oleh pemilik modal, karena pemilik modal bersasumsi bahwa dalam usaha restoran perputaran kas berjalan lancar.Usaha ini juga memberi pelayanan dalam hal penyediaan meeting room, karoke, dan ballroom untuk kapasitas yang orang banyak. Semakin tingginya perputaran modal akan menyebabkan efisiensi modal semakin baik yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas suatu usaha. Semakin besar dana dalam suatu usaha berputar maka akan semakin efektif penggunaan dana tersebut dalam jalannya usaha tentunya akan meningkatkan profitabilitas usaha tersebut.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant di Jalan Putri Merak Jinggga No 2D Medan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.Data yang digunakan adalah data sekunder.Penelitian ini menggunakan data penelitian selama 2 tahun.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%.Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 for windows.

Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap tingkat ROI pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap tingkat ROI pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Hal ini dapat dilihat melalui uji signifikansi parameter individual (Uji t).

Kata Kunci: Perputaran kas, Perputaran piutang, Perputaran persediaan dan Profitabilitas (ROI)


(13)

ANALYSIS OF WORKING CAPITAL TURNOVER ON PROFITABILITY IN CV. GRAND MAXIMUM SEAFOOD RESTAURANT DI JL. PUTRI

MERAK JINGGA NO 2D MEDAN

Name : MENTARI JUNIARTI SILALAHI

NIM : 100907064

Department : Administrasi Niaga / Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Advicer : Malanthon Rumapea SE, Msi,ak

ABSTRAK

Therestaurant business is a business that is highly sought after by the owners of capital, because owners of capital think that in business the cash turnover restaurant run smoothly. This business also gives services in terms of the provision of meeting rooms, ballroom, and karoke to a capacity crowd. The increasing capital turnover will lead to better capital efficiency, which will then increase the profitability of a business. The bigger the funds in an attempt to spin then it will be more effective use of those funds in the course of business will certainly increase the profitability of the business.

The purpose of the research is to find out and analyze the effect of rotation of the working capital that consists of cash turnover, accounts receivable turnover inventory turnover and profitability on the CV. Grand Maximum Seafood Restaurant at Jalan Putri Merak Jingga No. 2D Medan.

The research methodology used is descriptive analysis method and the method of statistical analysis. The Data used are secondary data. This research uses research data for 2 years. Hypothesis testing is done using the t-test and F-test, with the level of significance (α) 5%. Analyse data using the software SPSS statistical data processing namely 17.00 for windows.

Turnover cash, accounts receivable and Inventory Turnover does not have significant influence are jointly against the level of ROI on CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Inventory Turnover , Receivable Turnover,and Cash Turnove does not have significant influence on partial against of ROI on CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. This can be seen through testing the significance of individual parameters (t-test).

Keyword :Cash Turnover , Receivable Turnover, Inventory Turnover , Return on Investment


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap orang baik individu maupun kelompok mendirikan suatu usaha pasti dengan tujuan utama untuk mendapatkan profit dari usahanya. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa transaksi jual beli barang maupun jasa. Barang atau jasa tersebut dijual kepada konsumen dengan ekspektasi bahwa pemilik usaha akan mendapat nilai lebih dari hasil penjualan barang atau jasa yang ia lakukan. Atau dengan kata lain, bahwa tujuan utama dari kegiatan operasi suatu usaha adalah profit oriented.

Untuk melakukan usaha tersebut, tentunya individu atau kelompok memerlukan dana sebagai modal awal untuk usahanya. Setiap aktivitas pasti memerlukan dana misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membeli peralatan dan perlengkapan usaha, sewa tempat dan lain lain. Untuk itu, pemilik usaha memerlukan modal kerja untuk membiayai kebutuhannya.Modal kerja tersebut dapat diperoleh dari hasil investasi pemilik atau pemilik melakukan pinjaman untuk memperoleh modal kerja. Usaha yang membiayai modal kerja dengan pinjaman, jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang selain akan mengurangi laba yang seharusnya diperoleh, juga akan memberikan beban yang berat pada usaha tersebut di masa yang akan datang.


(15)

Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari suatu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha.Modal kerja bersih (net working capital) adalah selisih antara aktiva lancar dan passiva lancar perusahaan.(Sundjaja Ridwan dan Barlian Inge , 2003:155)

Semakin besar modal yang digunakan untuk suatu usaha, tentunya ada ekspektasi bahwa keuntungan yang akan didapat akan semakin besar pula. Namun itu tergantung dari bagaimana pengelolaan dari modal kerja yang telah ada.Pengelolaan modal kerja tersebut dipengaruhi oleh elemen-elemen modal kerja, antara lain, kas, piutang, persediaan, dan utang.Elemen-elemen tersebut saling berkaitan dalam penentuan profitabilitas suatu usaha. Dan elemen-elemen tersebut harus lancar dan seharusnya tidak boleh ada satu elemen yang tidak berjalan lancar karena akan mempengaruhi siklus perputaran modal kerja. Apabila modal kerja tidak kembali, tentunya usaha juga tidak akan bisa berjalan.

Penentuan besarnya modal kerja dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap profitabilitas usaha. Adanya investasi yang terlalu besar pada persediaan dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar biaya penyimpanan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas barang sehingga akan memperkecil profitabilitas usaha ini.

Dalam usaha pencapaian tujuan, faktor modal kerja mempunyai arti yang sangat penting agar usaha dapat beroperasi secara terus-menerus dengan prinsip kesinambungan.Faktor modal kerja mendapat perhatian yang khusus agar


(16)

pembelanjaan modal kerja dapat dilaksanakan dengan efisien.Efisien tidaknya pembelanjaan modal kerja dapat mempengaruhi likuiditas usaha, dan besar kecilnya likuiditas dapat mempengaruhi profitabilitas.Efisiensi modal kerja dapat diukur dengan melihat tingkat perputaran modal kerja.

Hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh suatu usaha merupakan profitabilitas.Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan usaha.Profitabilitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya usaha tersebut, sedangkan penanaman modal dapat digunakan sebagai tolak ukur prospek modal yang ditanamkan dalam usaha tersebut.

Ada banyak hal yang menjadi ukuran profitabilitas.Masing-masing pengembalian dihubungkan terhadap penjualan, aktiva, dan modal.Alat yang umum digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dalam persentase yang umum (common size income statements) yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan.

Usaha yang menjadi subjek penelitian ini adalah Grand Maximum Seafood Restaurant.Usaha restoran merupakan usaha yang sangat diminati oleh pemilik modal, karena pemilik modal bersasumsi bahwa dalam usaha restoran perputaran kas berjalan lancar.Usaha ini memiliki lokasi yang strategis tepat disuatu persimpangan jalan yang selalu dilalui oleh masyarakat.Usaha ini juga


(17)

memberi pelayanan dalam hal penyediaan meeting room, karoke, dan ballroom

untuk kapasitas yang orang banyak.Jadi usaha ini tidak hanya memberi pelayanan dalam bidang kuliner saja melainkan konsumen diberi kebebasan untuk menyewa ruangan-ruangan yang telah disediakan untuk berbagai kepentingan.Dapat digunakan untuk ruang pertemuan, reuni, dan tempat untuk berkumpul dengan rekan-rekan sejawat.

Semakin tingginya perputaran modal akan menyebabkan efisiensi modal semakin baik yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas suatu usaha. Semakin besar dana dalam suatu usaha berputar maka akan semakin efektif penggunaan dana tersebut dalam jalannya usaha tentunya akan meningkatkan profitabilitas usaha tersebut. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran kas , perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat profitabilitas.

Dalam penelitian ini, peneliti mencari beberapa referensi dari beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukanAti Susanti (2006), dengan judul ”Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas”dengan indikator Kas, Laba sebelum pajak, Totalaktiva. Studi kasus pada POKMAS ”ASRI” Tasikmalaya. Melaluipenelitiannya diperoleh hasil bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruhterhadap profitabilitas.

Jepri Supomo (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di


(18)

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat ROI pada perusahaan pertambangan di BEI. Secara parsial perputaran kas dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROI sedangkan perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat ROI pada perusahaan pertambangan di BEI.

Dikti Kusmeidi Ruwindas (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Kasus Pada CV Dandy Handycraft Tasikmalaya).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tingkat keyakinan 95 % diperoleh hasil bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa setiap terjadi peningkatan modal kerja, maka Profitabilitas pun akan mengalami kenaikan pula. Berdasarkan penelitian ini pengaruh yang ditimbulkan oleh modal kerja sebesar 93,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 6,1 %.

Ade Prasetya Setiawan (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada CV. Maros Jaya di Penajam Pares Utara”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CV. MarosJaya mengalami peningkatan atau dengan kata lain terjadi efisiensi dalam pengelolaan modal kerjanya. Dilihat dari Working Capital Turn Over(perputaran modal kerja) untuk periode 2007-2010.


(19)

Ade Fatwa (2013) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Artinya semakin meningkat perputaran piutang hanya akan meningkatkan sedikit profitabilitasnya, sehingga tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan latar belakang dan perbedaan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Grand Maximum Seafood Restaurant di Jalan Putri Merak Jingga no.2D Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh perputaran modal kerja (working capital turnover)terhadap profitabilitas (ROI)?

2. Bagaimana pengaruh perputaran kas (cash turnover) terhadap profitabilitas (ROI)?

3. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap profitabilitas (ROI)?


(20)

4. Bagaimana pengaruh perputaran piutang (receivable inventory) terhadap profitabilitas (ROI) ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini.Dalam hal ini peneliti membatasi masalah pada beberapa faktor saja (Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan).Adapun yang menjadi batasan masalah adalah :

Periode perputaran modal kerja yang diteliti oleh peneliti periode 2011-2013

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, makatujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh perputaran modal kerja (working capitalturnover) terhadap profitabilitas (ROI).

2. Untuk menganalisis pengaruh perputaran kas (cash turnover) terhadap profitabilitas (ROI).

3. Untuk menganalisis pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap profitabilitas (ROI).

4. Untuk menganalisis pengaruh perputaran piutang (receivable turnover) terhadap profitabilitas (ROI).


(21)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Sebagai pembelajaran dan menambah wawasan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas suatu usaha.

2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Sebagai bahan informasi, referensi, perbandingan untuk peneliti selanjutnya mengenai modal kerja dan pengaruhnya terhadap profitabilitas. 3. Bagi Pemilik Usaha

Menjadi bahan referensi dalam menjalankan usaha bisnisnya khususnya dalam mengelola modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Profitabilitas

2.1.1 Pengertian Profitabilitas

Tujuan utama suatu usaha adalah untuk memaksimalkan nilai usaha dan menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan memaksimalkan keuntungan (profitability). Salah satu tujuan memaksimalkan

profitability tadi dapat diartikan sebagai kemampuan suatu usaha agar dapat memperoleh laba. Banyak usaha yang berjalan pada awalnya tidak memiliki kemampuan ini, sehingga ditengah perjalanan akan mengalami kesulitan keuangan yang berujung pada kerugian. Untuk itu, bagaimanapun kondisinya, suatu usaha harus memiliki profitabilityyang bagus atau menjaga kestabilan usaha agar tetap bertahan dan mampu menghadapi persaingan.

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu usaha dalam mendapatkan laba atau keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu usaha dalam mencari keuntungan (Kasmir,2008 : 196). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu usaha.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi.Pengukuran dapat dilakukan untuk


(23)

beberapa periode operasi.Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan usaha dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2008:197), tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi suatu usaha ataupun bagi pihak luar, yaitu :

1. Untuk menghitung atau mengukur laba yang diperoleh dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

7. Dan tujuan lainnya.

Sementara itu manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio profitabilitas adalah untuk :

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.


(24)

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri.

2.1.3 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Menurut Agus Sartono (2005 : 123) terdapat beberapa rasio untuk mengukur seberapa besar efektivitas manajemen mengelola

assets dan equityuntuk menghasilkan laba, yaitu : 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin=

Atau =

Contoh

Sebagai contoh, ringkasan kinerja PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI). Berdasarkan ringkasan kinerja PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) per 31 Januari 2013, GROSS PROFIT MARGIN AALI tahun 2008 – 2012 adalah sebagai berikut:


(25)

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 Gross Profit 3,803,399 3,101,785 3,609,349 3,934,908 4,357,482 Sales Revenue 8,161,217 7,424,283 8,843,721 10,772,582 11,564,319

GPM (%) 46.60 41.78 40.81 36.53 37.68

Sumber : Laporan Keuangan IDX

Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik.Tetapi perlu diperhatikan bahwa gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit marginakan menurun begitu pula sebaliknya.

2. Margin Laba bersih (Net profit Margin)

Net profit Margin=

Apabila gross profit margin selama satu periode tidak berubah sedangkan net profit margin mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relatif lebih besar daripada peningkatan penjualan.

Contoh :

Total Laba bersih setelah pajak : 217,588,779 (3 bulan)

Total penjualan : 2,823,170,138 (3 bulan)

Untuk menghitung NPM, karena jangka waktu net income dan total sales sama-sama 3 bulan, maka tidak perlu disetahunkan.


(26)

NPM = , ,

, , , x 100 %

= 7,71%

Artinya, setiap penjualan Rp 1 maka akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 7,71.

3. Return on Investment ( ROI)

ROI =

Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

Contoh:

Total Laba bersih setelah pajak : 217,588,779 (3 bulan) Total Aktiva : 11,082,197,952

Untuk menghitung ROI, Net Income perlu disetahunkan terlebih dahulu dengan dikalikan 4. Net Income menjadi 870,355,116 (disetahunkan)

ROI = , , , , , x 100 %

= 7,85 %


(27)

4. Return on Equity (ROE) ROE =

Return on equity mengukur kemampuan usaha memperoleh laba yang tersedia. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

Contoh :

Total Laba bersih setelah pajak : 217,588,779 (3 bulan) Total Modal : 2,625,968,648

Untuk menghitung ROE, Laba bersih perlu disetahunkan terlebih dahulu dengan dikalikan 4.

Laba bersih : 870,355,116 (disetahunkan) ROE = 870,355,116 x 100 % 2,625,968,648

= 33,14 %

Artinya, setiap rupiah dari modal akan menghasilkan laba sebesar Rp 33,14.

5. Earning Power


(28)

Earning power merupakan tolok ukur kemampuan suatu usaha dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila tingkat perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga kan meningkat.

Contoh:

Total Penjualan : 2,823,170,138 Laba bersih setelah pajak : 870,355,116

Total Aktiva : 11,082,197,952

Earning Power = 2,823,170,138

x

870,355,116

11,082,197,952 2,823,170,138

= 0,25 x 0,31

= 0,0775

= 7,75 %

Artinya, setiap rupiah dari total aktiva dan penjualan akan menghasilkan laba Rp 7,75.


(29)

2.2 Modal Kerja

2.2.1 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha. (Ridwan Sundjaja,2003 : 187).

Jumingan, (2006 : 66) mengemukakan terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim dipergunakan yakni sebagai berikut :

1. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.

2. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Defenisi ini bersifat kuantitaif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar.


(30)

Disamping dua defenisi modal kerja di atas, masih terdapat pengertian modal kerja menurut konsep fungsional. Menurut konsep fungsional, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya suatu usaha. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:189) besarnya modal kerja yang dibutuhkan dalam suatu usaha tergantung pada beberapa hal, yaitu :

1. Besar kecilnya skala suatu usaha

Kebutuhan modal kerja pada usaha yang besar berbeda dengan usaha kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan kare lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan usaha kecil yang sangat tergantung dengan beberapa sumber saja.

2. Aktivitas usaha

Usaha yang bergerak dibidang jasa tidak memiliki persediaan, dan usaha menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu usaha. 3. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja juga akan ikut meningkat demikian pula sebaliknya.


(31)

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasistas maksimum dapat tercapai.

5. Sikap terhadap likuiditas dan profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba, tetapi dengan menahan kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat usaha lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

2.2.2 Elemen Modal Kerja

Adapun elemen-elemen modal kerja adalah sebagai berikut :

1. Kas

Kas merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar dan merupakan komponen paling likuid. Pengertian kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam bentuk seperti deposito, rekening koran (Agus Sartono,2001 : 415). Pengelolaan kas memiliki nilai strategis dalam hal berkaitan dengan operasional suatu usaha. Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan


(32)

Tetapi sebaliknya, apabila kas yang dimiliki terlalu banyak maka akan timbul kesan bahwa tidak dapat memanfaatkan kas dengan baik. Oleh karena itu, penentuan jumlah kas harus seimbang, dalam arti cukup untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul dari kegiatan pokok usaha. Pengelolaan kas yang baik akan membuat suatu usaha mampu memenuhi semua kewajibannya kepada pihak ketiga misalnya pemasok atau bank sehingga proses produksi maupun aktivitas penjualan tidak terhambat. (Sundjaja : 2003)

2. Piutang

Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. (Gitosudarmo Indriyo, 2000:81). Piutang timbul dari aktivitas penjualan yang dilakukan secara kredit dalam rangka mempebesar volume penjualan barang dan jasa mereka.Kebijakan penjualan kredit ini merupakan kebijakan yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis untuk merangsang minat pelanggan.Kebijakan ini dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar penjualan.Tentu saja kebijakan penjualan kredit memiliki risiko dengan tidak tertagihnya sebagian dari piutang tersebut atau bahkan sepenuhnya.

Pada waktu jatuh pembayaran piutang terjadi penerimaan kas.Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, maupun organisasi lainnya.


(33)

3. Persediaan

Persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal suatu usaha (Agus Sartono, 2001:443). Persediaan meliputi semua barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi dan distribusi yang menunggu untuk diproses lebih lanjut atau dijual. Persediaan mempunyai peran yang penting karena erat hubungannya dengan produksi dan penjualan. Produksi tidak akan berjalan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang jadi kurang.

Ada beberapa alasan mengapa perlu menyimpan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi sebagai persediaan antara lain sebagai berikut : 1. Penyimpanan barang diperlukan agar suatu usaha dapat memenuhi pesanan

pembeli dalam waktu yang cepat. Jika tidak memiliki persediaan barang dan tidak dapat memenuhi pesanan pembeli pada saat yang tepat, maka kemungkinan pembeli akan berpindah ke pesaing.

2. Untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh.

3. Untuk menekan harga pokok per unit barang. Melakukan proses produksi dalam jumlah yang besar untuk memanfaatkan apa yang disebut dengan

economics of scale. Konsekuensinya adalah usaha tersebut akan menyimpan persediaan barang dalam jumlah yang cukup besar.


(34)

2.2.3 Pentingnya Modal Kerja yang Cukup

Gambar 2.1 Siklus Operasi / Putaran modal kerja

Bahan baku / upah

Kas Barang jadi

Piutang

Sumber: Munawir (2007 :116)

Menurut Munawir (2007 :116) modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkin perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutupi kerugian-kerugian dan dapat mengatasi krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan.


(35)

Djarwanto (2004:89) memaparkan manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup, yaitu :

1. Melindungi usaha dari akibat buruk berupa turunnya nilai aset lancar, misalnya adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

2. Memungkinkan usaha untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya tepat pada waktunya.

3. Memungkinkan untuk dapat membeli barang secara tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin suatu usaha memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayanai permintaan konsumennya.

6. Memungkinkan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan.

7. Memungkinkan untuk dapat beroperasi lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.

8. Memungkinkan untuk mampu bertahan dalam periode resesi maupun depresi.


(36)

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Djarwanyo (2004:91) mengemukakan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja pada suatu usaha adalah sebagai berikut :

1. Sifat umum atau tipe perusahaan.

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat. Perusahaan industri atau dagang memerlukan modal kerja yang cukup besar yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual dan harga per satuan barang tersebut.

Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada pelanggan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang maka makin besar kebutuhan akan modal.

3. Syarat Pembelian dan Penjualan

Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi


(37)

lebih besar. Disamping itu modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat penjualan kredit. Semakin lunak kredit (jangka waktu kredit lebih panjang) yang diberikan kepada pelanggan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang ditanam didalam piutang.

4. Tingkat Perputaran Persediaan

Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan untuk persediaan akan semakin rendah. Karena hal ini akan mengurangi resiko penurunan harga barang, perubahan permintaan maupun mode, juga menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan.

5. Tingkat Perputaran Piutang

Bila piutang terkumpul dalam jangka waktu yang pendek berarti kebutuhan kan modal kerja menjadi semakin rendah / kecil.

6. Pengaruh Konjungtur (business cycle)

Pada periode makmur aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang lebih banyak, memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan jumlah persediaan membutuhkan modal kerja yang lebih banyak. Sebaliknya pada periode depresiasi volume perdagangan menurun, perusahaan cepat-cepat menjual barang-barangnya dan menarik piutangnya. Uang yang diperoleh digunakan untuk membeli surat-surat berharga, melunasi utang-utang atau untuk menutupi kerugian.


(38)

7. Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aset jangka pendek. Menurunnya nilai rill dibandingkan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja untuk mebayar bunga atau untuk melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Untuk melindungi diri dari hal yang tidak terduga dibutuhkan modal kerja yang relatif besar dalam bentuk kas atau surat-surat berharga. 8. Pengaruh musim.

Banyak perusahaan dimana penjualannya hanya terpusat beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan modal pinjaman jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber penting dari aset lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat, atau kebutuhan jangka pendek lainnya.

9. Kredit dari supplier atau trade creditor.

Salah satu modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier.


(39)

2.2.5 Kebijakan Modal Kerja

Menurut Syahyunan (2004:41), terdapat 3 kebijakan modal kerja yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu:

1. Kebijakan Moderat

Untuk membiayai kebutuhan aset tetap dan aset lancar permanen dengan menggunakan sumber dana jangka panjang, baik dari utang jangka panjang (kewajiban tidak lancar) maupun modal sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko perusahaan apabila sumber dana yang digunakan adalah sumber dana jangka pendek, maka pada saat jatuh tempo, perusahaan tidak dapat membayar kembali.

2. Kebijakan Konservatif

Untuk membiayai kebutuhan aset tetap dan aset lancar permanen serta sebagian aset lancar yang berfluktuasi dengan menggunakan sumber dana utang jangka panjang (kewajiban tidak lancar) atau modal sendiri. Proporsi kewajiban lancar dengan demikian akan lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan modal kerja moderat. Keputusan ini dimaksudkan untuk memperkecil risiko meskipun akan memperkecil keuntungan yang diharapkan yang tersedia karena biaya utang jangka panjang (kewajiban tidak lancar) pada umumnya lebih besar daripada kewajiban lancar.


(40)

3. Kebijakan Agresif

Untuk membiayai kebutuhan aset tetap dan sebagian aset lancar permanen dengan sumber dana dari utang jangka panjang (kewajiban tidak lancar) dan sebagian aset lancar permanen lainnya dan semua aset lancar variabel dengan utang jangka pendek. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan kebijakan agresif menangggung pengembalian utang yang lebih besar sehingga resiko fluktuasi bunga kewajiban lancar juga semakin besar tetapi dengan harapan bahwa laba yang diperoleh juga akan semakin besar.

2.2.6 Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam suatu usaha selama usaha tersebut masih berjalan. Perputaran modal kerja dimulai pada saat arus keluar dana diinvestasikan ke dalam unsur-unsur modal kerja sampai masuk kembali ke kas berikutnya. Periode perputaran modal kerja adalah rata-rata dana terikat dalam modal kerja selama satu proses produksi. Periode terikatnya modal kerja tergantung tingkat perputaran modal kerja dan periode perputaran modal kerja merupakan salah satu faktor untuk menentukan besarnya kebutuhan modal kerja. Semakin pendek waktu perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputaran modal kerja. Sebaliknya semakin panjang waktu perputaran modal kerja berarti semakin lambat perputaran modal kerja. Untuk menghitung perputaran modal kerja digunakan rumus :


(41)

Perputaran Modal kerja

Contoh :

Pada tahun 2013 total penjualan PT. Niaga Lestari adalah Rp278,000,000 dan jumlah modal kerja bersih perusahaan tersebut adalah Rp126,000,000. Maka perputaran modal kerja dari perusahaan tersebut adalah :

Perputaran modal kerja = Penjualan / Modal kerja bersih

= , ,

, , = 2,20

= 2 kali

Artinya, selama satu periode akuntansi modal kerja berputar sebanyak 2 kali.Dalam 1 tahun ada 365 hari, itu berarti perputaran sekali modal kerja membutuhkan waktu 182 hari.

Perputaran elemen-elemen modal kerja: Perputaran Kas =


(42)

Perputaran Persediaan =

Contoh :

Keterangan 2012 (Rp) 2013 (Rp)

Kas 200.000 400.000

Piutang 500.000 600.000

Persediaan 700.000 800.000

Penjualan 20.000.000

Perputaran Kas = Penjualan / Rata-rata Kas

= 20.000.000 / ((200.000+400.000)/2) = 20.000.000 / 300.000

= 66,67 = 67 kali

Artinya, selama satu periode akuntansi perputaran kas terjadi sebanyak 67 kali.Dalam 1 tahun ada 365 hari, itu berarti setiap kas yang tersedia membutuhkan waktu 5 hari untuk setiap putaran.

Perputaran Piutang = Penjualan / Rata-Rata Piutang

= 20.000.000 / ((500.000+600.000)/2)) = 20.000.000 / 550.000

= 36,36 = 37 kali


(43)

Artinya, selama satu periode akuntansi perputaran piutang terjadi sebanyak 37 kali.Dalam 1 tahun ada 365 hari, itu berarti setiap piutang yang ada membutuhkan waktu 9 hari untuk setiap putaran.Atau dalam waktu 9 hari, piutang sudah dapat tertagih.

Perputaran Persediaan = Penjualan / rata-rata Persediaan = 20.000.000 / ((700.000+800.000/2)) = 20.000.000 / 750.000

= 26,67 = 27 kali

Artinya, selama satu periode akuntansi perputaran persediaan terjadi sebanyak 27 kali.Dalam 1 tahun ada 365 hari, itu berarti setiap persediaan barang yang tersedia membutuhkan waktu 13 hari untuk setiap putaran.

2.3 Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas

Seperti yang telah dijelaskan pada teori diatas bahwa tujuan utama suatu usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan. Kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut adalah kinerja operasional dan konsisten dari pemilik usaha. Efisiensi penggunaan modal kerja sangat penting untuk keberhasilan suatu usaha. Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan jangka pendek. Sesuai dengan pengertian aktiva jangka pendek maka modal kerja dapat diartikan sebagai aktiva lancar. Dengan terpenuhinya modal kerja, suatu usaha


(44)

dapat memaksimalkan labanya. Sehingga modal kerja yang tinggi dapat meningkatkan profitabilitas.

Efisiensi modal kerja dapat dinilai dengan menggunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata yang sering disebut workingcapital turnover (perputaran modal kerja). Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja akan berpengaruh kepada tingkat profitabilitas. Tingkat profitabilitas yang rendah bila dihubungkan dengan modal kerja dapat menunjukkan kemungkinan rendahnya volume penjualan dibanding dengan ongkos yang digunakan. Sehingga untuk menghindari itu, diharapkan adanya pengelolaan modal kerja yang tepat di dalam perusahaan. Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut . (Munawir : 2007)

Analisis rasio keuangan yang akan digunakan untuk mengukur profitabilitas yang dimaksud ialah Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan mengelola aktiva lancar untuk memperoleh keuntungan (laba).Rasio untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income (Agnes Sawir, 2005:32).Rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.Semakin besar rasio ini semakin baik.Hal ini berarti bahwa


(45)

aktiva dapat lebih cepat berputar memperoleh laba (Bambang Riayanto, 2001:331).


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah bentuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian kuantitatif yang menggunakan metode matematis, teori-teori serta hipotesis (Juliandi,2013:12). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa angka-angka yang berasal dari laporan keuangan CV. Grand Maximum Seafood Restaurant pada periode 2012- 2013.

Dilihat dari cara penjelasannya peneliti menggunakan pendekatan asosiatif, dimana pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel (Sugiyono,2008:55). Hal ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu ingin melihat apakah ada pengaruh perputaran modal kerja (independen) terhadap profitabilitas (dependen).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Grand Maximum Seafood Restaurant yang berada di Jalan Putri Merak Jingga No 2D Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan, terhitung dari bulan Februari hingga Maret 2014.


(47)

3.3 Hipotesis

Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya.Dengan demikian hipotesis relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang dipertanyakan dalam rumusan masalah.

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara perputaran modal kerja dengan profitabilitas di Grand Maximum Seafood Restaurant.

H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan antara perputaran modal kerja dengan profitabilitas di Grand Maximum Sea.ood Restaurant.

3.4 Defenisi Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian yang pada umumnya dinyatakan dalam suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan defenisi konsep penelitian yaitu:

1. Modal kerja merupakanaktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha .


(48)

2. Kas merupakan seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam bentuk seperti deposito, rekening koran.

3. Piutang merupakantransaksi penjualan secara kredit oleh pemilik usaha kepada pelanggannya.

4. Persediaan merupakan barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal suatu usaha.

5. Profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur kemampuan usaha dalam mencari keuntungan.

3.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi antarkonsep/antarkonstruk atau pertautan/hubungan antarvariabel penelitian (Juliandi,2013 :119). Untuk memudahkan pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian dari penelitian ini, maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Defeni


(49)

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi operasional menjelaskan tentang elemen-elemen yang diobservasi secara lebih singkat. Adapun defenisi operasional dari kedua variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

3.7 Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yangmenjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)(Sugiyono, 2004:33).Di dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu:

X = Modal Kerja

No Variabel Ukuran Defenisi Indikator Rumus Skala 

1 Perputaran Modal Kerja Working Capital Turn over Menggambarkan seberapa sering modal berputardalam satu periode 1.perputaran kas 2. perputaran piutang 3.perputaran persediaan

Working Capital Turn over

Penjualan

Modal kerja bersih

Rasio 

2 Profitabilitas Return on investment Mengukur kemampuan usaha dalam menghasilkan laba

Return on investments

Laba bersih sebelum pajak

Total aktiva


(50)

Dengan indikator variabel adalah sebagai berikut : 1. Perputaran kas (X1)

2. Perputaran piutang (X2) 3. Perputaran persediaan (X3)

2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004:33).Dalam penelitian ini variabel dependennya yaitu:

Y = Tingkat Profitabilitas

3.8Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau subjeknya tanpa melalui perantara.Peneliti melakukan wawancara kepada pemilik usaha untuk memperoleh sumber data dalam penelitian. Wawancara adalah dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian. Bentuk wawancara yang digunakan secara tidak terstruktur / tidak terpimpin yaitu penelitian yang tidak mempersiapkan pedoman wawancara (Juliandi,2013 :71).


(51)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara :

1. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat ahli yang relevan dengan permasalahan. 2. Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah berlalu yang berupa dokumentasi tertulis (buku,dokumen, dan laporan) dan dokumentasi elektronis (internet).

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1 Analisis Regresi Berganda 

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perpputaran persediaan terhadap profitabilitas (ROI). Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut:

Y = a +b1X1 +b2X2 + b3X3+ e Dimana :

Y = Return on Investment

a = konstanta X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Piutang


(52)

b 1,2,3 = Koefisien regresi berganda variabel X1,2,3

e = Kesalahan pengganggu ( standar error )

Adapun syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam satu model. Hubungan linear antar variabel independen inilah yang disebut multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson (DW).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.


(53)

Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, tetapi jika varians residualnya berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9.2Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t.

a. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah :

: b1 ,b2, b3 = 0, artinya secara simultan variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan tidak memenuhi model penelitian.

: b1 (b1,b2,b3) = 0 , maka dianggap variabel independen telah memenuhi model penelitian terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika pada hitungFtabelF %5=α Ha diterima jika pada hitungF >tabelF %5=α b. Uji t (Uji Parsial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas


(54)

mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai maka selanjutnya nilai dibandingkan dengan nilai . Bentuk pengujiannya sebagai berikut :

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran kas terhadap ROI secara parsial.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran kas secara parsial terhadap variabel ROI.

: : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran piutang secara parsial terhadap ROI.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran piutang secara parsial terhadap variabel ROI.

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap variabel ROI.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap variabel ROI.

Pada penelitian ini akan dibandingkan dengan pada tingkat signifikansi (α) = 5%. Kriteri pengambilan keputusan:

diterima jika - ≤ ≤ pada α = 5% diterima jika - > > pada α = 5%


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Grand Maximum Seafood Restaurant

Grand Maxim Seafood Restaurant adalah salah satu restoran ternama yang beroperasi di kota Medan, Sumatera Utara. Restoran yang berlokasi di Jalan Putri Merak Jingga No. 2D ini, menerapkan perpaduan konsep unik yaitu kolaborasi antara kebudayaan Indonesia dan tradisi China.

Grand Maxim menggelar Grand Opening yang jatuh pada hari Kamis tanggal 22 Juli 2010.Meski terbilang masih sangat baru, semua staff baik waitress, bartender, chef serta berbagai tenaga ahli yang turut campur tangan di restoran ini merupakan tenaga pilihan yang memiliki kualifikasi kemampuan serta berstandar internasional.Selain itu, restoran ini juga dikelola oleh tenaga professional yang mengutamakan kualitas di atas segalanya.

Grand Maxim Seafood Restaurant mengutamakan higienitas serta kenyamanan pelanggannya dan juga menawarkan berbagai fasilitas ruangan terutama untuk beragam penyelengaraan ulang tahun, arisan, pesta reuni, seminar hingga pernikahan alaCarte yang dipadu dengan fasilitas Sound System yang memuaskan.


(56)

Tim koki Grand Maxim Seafood Restaurant terdiri dari 30 personnel koki proffesional yang dibawahi oleh Master Chef Lie ChaiCin yang telah memiliki pengalaman praktek di Hong Kong, Taiwan, Singapura, GuangZhou, Malaysia,Thailand dan Indonesia sehingga mampu menyajikan mulai dari kuliner lokal hingga kuliner mancanegara. Konsumen dapat menikmati beragam konsep makanan vegetarian terbaru dalam berbagal pilihan sajian menu lezat dan Grand MaximSeafood Restaurant yang merupakan hasil olahan berbagai jenisnabati yang disajikan dengan citarasa tinggi.

Selain itu, langgam kuliner vegetarian atau yang lebih sering disebut “vege” tentunya bukan hal yang baru lagi di telinga masyarakat, makanan vege yang tidak mengandung unsur hewani ini ternyata dapat meningkatkan kesehatan dan menjaga kelembaban kulit, oleh kandungan seratnya yang tinggi dan kadar lemak jenuh yang amat rendah.

Paramount Royal Ballroom yang bermitra dengan Grand Maxim Seafood Restaurant merupakan salah satu ballroom ternama di jantung Kota Medan tepatnya di Jalan Putri Merak Jingga No.2B Medan, Sumatera Utara. Keberadaannya sejak 7 Juli 2005 telah memberikan kepuasan tersendiri bagi pelanggan-pelanggannya yang pernah berkunjung dan menikmati segala bentuk fasilitas dan pelayanannya.Kolaborasi ini merupakan bentuk kerjasama yang menguntungkan kedua pihak.

Semua fasilitas ruangan yang telah disediakan dapat dimanfaatkan untuk pesta ulang tahun, pesta pernikahan, arisan, seminar, presentasi, meeting room,


(57)

dan lain-lain.Dengan desain interior ruangan yang modern dan unik ditunjang dengan sistem pencahayaan yang mampu menambah kenyamanan serta kehangatan suasana makan para pelanggan.

Visi Perusahaan

Mewujudkan Restoran Grand Maximum sebagai Indonesian Restaurant yang bernuansa tradisional namun berwawasan internasional.

Misi Perusahaan

1. Mengutamakan kualitas dalam hal apapun yang dilakukan (pelayanan) dan disajikan (makanan).

2. Mengembangkan inovasi-inovasi baik dalam produk maupun pelayanan. 3. Menumbuhkan keterampilan dan pengetahuan karyawan guna mencapai

performa operasional yang maksimal

Strategi Perusahaan

Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi bertahan dan memelihara. 1. Penetrasi pasar, yang terdiri dari melakukan penyegaran terhadap brand

image, melakukan promosi aktif , dan mengembangkan pola kemitraan. 2. Pengembangan produk termasuk dalam strategi dengan meningkatkan


(58)

Direktur Utama (Firman Kaharputra)

Supervisor (Fenny)

Divisi Pemasaran

Marketing  Supervisor (Fenny) Kapten (Jay) Waitress Bartender

Divisi Keuangan

Akuntan (Nenny)

Administrator (Tiomina)

Divisi Pembelian

Stokist (Hendra)

Bagian Pengadaan

(Tiomina)

Dapur

Koki Utama (ChaiCin)

Koki

kualitas produk dan layanan dan terus melakukan modifikasi dan pencarian varian menu baru, mengembangkan menu sehat, dan menciptakan suasanan makan yang nyaman dan menyenangkan.

3. Pengembangan karyawan melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan karyawan dan pengembangan sistem reward.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Adapun struktur organisasi Grand Maximum Seafood Restaurant dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Grand Maximum Seafood Restaurant


(59)

Grand Maximum Seafood Restaurant sumber wewenang berasal dari Direktur Utama yang didelegasikan kepada bagian Marketing, Human Resources Management, Administrasi , Dapur restaurant , Pengadaan barang, dan keuangan.

1 . Marketing

Fungsi utama bagian pemasaran adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal, sehingga tercapainya kepuasaan pelanggan dan pemasok.

1. Membuat rencana pengadaan bentuk, cara dan jenis informasi yang akan disampaikan.

2. Membuat perencanaan program kerja yang akan dilaksanakan.

3. Melaksanakan koordinasi dengan semua unit pelayanan untuk mendapatkan informasi yang pasti dan lengkap.

4. Memberikan saran tentang cara menyelesaikan setiap masalah/ keluhan pelanggan.

5. Menyampaikan informasi tentang fasilitas kepada calon pelanggan baik yang bersifat individu maupun kelompok.

2. Human Resources Development (HRD)

Fungsi utama bagian Human Resources Development adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya


(60)

sehingga tercapainya kinerja bidang SDM yang optimal. Tugas dan tanggung jawab bagian human resources development adalah sebagai berikut :

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja yang terdiri dari : a. Persiapan

b. Rekrutmen tenaga kerja c. Seleksi tenaga kerja d. Penerimaan tenaga kerja

2. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai

3. EmployeeRelations Management/ Pengelolaan iklim kerja sama antar manajemen dengan karyawan untuk terciptanya iklim kerja yang kondusif. 4. Bertanggung jawab atas pelatihan karyawan.

5. Bertanggung jawab atas berkas-berkas, data dan informasi karyawan. 6. Membuat penilaian kerja.

3. Administrasi

Adapun tugas dan tanggung jawab bagian administrasi adalah sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas segala urusan administrasi.

2. Bertanggung jawab atas penggajian karyawan mulai dari sistem penggajian, pengaturan waktu penggajian sampai laporan penggajian.


(61)

4. Melakukan penghitungan atas biaya kepada pelanggan yang menggunakan gedung atau ruangan untuk suatu acara.

5. Menagih biaya kepada pelanggan.

4. Dapur Restaurant

Fungsi utama bagian dapur restaurant adalah untuk memberi kepuasan dan menjamin kehigienitas dari makanan yang disajikan. Adapun tugas dan tanggung jawab bagian dapur restaurant adalah :

1. Menyiapkan menu-menu baru.

2. Bertanggung jawab atas makanan dan minuman pelanggan.

3. Bertanggung jawab atas penyediaan dan kecukupan makanan dan minuman saat acara tertentu

5. Pembelian atau Pengadaan Barang

Fungsi utama dari bagian pembelian dan pengadaan barang adalah menyediakan dan menyimpan peralatan kebutuhan restaurant

6. Keuangan

Fungsi utama dari bagian keuangan adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna, sehingga tercapainya cash flow, dan biaya operasional yang efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan adalah sebagai berikut :


(62)

1. Bertanggung jawab dalam mengatur pengeluaran dan pemasukan harian restoran.

2. Menyusun laporan keuangan dan buku besar .

3. Menyusun laporan akhir tahun dan tutup buku perusahaan.

4.2Penyajian Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa neraca dan laporan laba rugi Grand Maximum Seafood Restaurant selama dua tahun yakni mulai 2012-2013.

Penyajian data dapat dilihat di bagian lampiran.

4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis Rasio

Menurut Djarwanto (2004:143) , yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio aktivitas dan return on invesment.

a. Rasio Aktivitas

Rasio ini bertujuan mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aset ataupun sumber dananya.


(63)

1. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Tabel 4.1

Perputaran Modal Kerja Grand Maximum Seafood Restaurant 2012-2013

Periode   Modal (Rp)  Penjualan (Rp)  Perputaran Modal 

2012  2013  2012  2013  2012 2013

Januari  512.128.500  515.000.000  138.560.500  140.430.186  0,27  0,27 

Februari  515.112.000  535.000.000  142.560.500  125.425.006  0,28  0,23 

Maret  500.545.000  540.000.000  144.360.200  132.075.006  0,29  0,24 

April  533.441.500  500.000.000  132.666.000  129.750.007  0,25  0,26 

Mei  498.441.500  466.523.379  126.456.700  131.550.006  0,25  0,28 

Juni  538.441.500  464.816.673  121.560.600  129.950.005  0,23  0,28 

Juli  571.918.121  447.614.184  132.450.400  131.812.500  0,23  0,29 

Agustus  573.624.827  478.363.574  129.879.000  131.077.000  0,23  0,27 

September  552.199.127  466.235.074  135.090.300  131.157.600  0,24  0,28 

Oktober  532.199.127  463.251.574  127.340.900  130.343.400  0,24  0,28 

November  549.401.616  487.818.574  133.440.300  130.416.000  0,24  0,27 

Desember  500.000.000  454.922.074  131.345.000  124.985.000  0,26  0,27 

Total   6.377.452.818  5.819.545.106  1.595.710.400  1.568.971.717  0,25  0,27 

Sumber: Pengolahan data sekunder 2012-2013

Gambar 4.2

Grafik Hasil Perhitungan Perputaran Modal Kerja

  0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 Januari Feb ruari Ma ret Ap ril Me i Juni Juli Ag us tu s Sep tember Oktober Novemb er De semb er Perputaran Modal 2012 Perputaran Modal 2013


(64)

Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang sangat erat. Bila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan, piutang , dan kas juga akan meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Dari hubungan penjualan dengan modal kerja diketahui apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau modal kerja yang rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan, perhitungan rasio perputaran modal kerja CV. Grand Maximum Seafood Restaurant selama dua tahun terakhir berada pada kondisi yang rendah. Penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah modal kerja bersih selama periode 2012 – 2013 berturut-turut adalah Rp 0,25, Rp 0,27. Berdasarkan standar rasio keuangan, standar perputaran modal kerja yang baik adalah 6 (Kasmir, 2009 : 182) . Perputaran modal kerja yang terlalu rendah disebabkan karena besarnya modal kerja yang ditanamkan, rendahnya tingkat perputaran kas dan piutang. Namun, CV. Grand Maximum Seafood Restaurant tetap berusaha mengoptimalkan penggunaan modal kerja kerja bersih.

Untuk mengoptimalkan penggunaan modal kerja bersih, CV. Grand Maximum Seafood Restaurant harus melakukan promosi yang lebih banyak lagi agar restaurant ini semakin dikenal banyak orang terutama promosi pada

ballroom. Karena modal dari usaha ini lebih besar digunakan dalam pembuatan


(65)

2. P Periode Januari  Februari Maret  April  Mei  Juni  Juli  Agustus Septembe Oktober Novembe Desembe Total   Sumber: P         Rasio Per erputaran    201 138.56

142.56

144.36 132.66 126.45 121.56 132.45

129.87

er  135.09

127.34

er  133.44

er  131.34

1.595.71

Pengolahan

G

rputaran P

Persediaan

Penjualan (R 12 

60.500  1

60.500  1

60.200  1

66.000  1

56.700  1

60.600  1

50.400  1

79.000  1

90.300  1

40.900  1

40.300  1

45.000  1

10.400  1.5

data sekund

Grafik Has

ersediaan (

Tabel 4 n Grand M

2012-20 Rp)  2013  140.430.186 125.425.006 132.075.006 129.750.007 131.550.006 129.950.005 131.812.500 131.077.000 131.157.600 130.343.400 130.416.000 124.985.000 568.971.717

der 2012-20

Ga sil Perhitun (Inventory 4.2 Maximum Se 013 Perse 2012  9.863.80 7.913.80 13.763.80 13.313.80 12.863.80 11.363.80 11.963.80 9.563.80 12.063.80 16.463.80 14.993.80 11.697.13 145.828.98 013 ambar 4.3 ngan Perpu Turnover) eafood Res

ediaan (Rp)  201 04 13.697 04 12.747 04 17.597 04 11.147 04 16.697 04 11.197 04 13.797 04 13.397 04 13.897 04 13.297 04 13.827 37 13.267 83 164.565 utaran Pers staurant P P

13  201

7.138  14,0

7.138  18,0

7.138  10,4

7.138  9,9

7.138  9,8

7.138  10,7

7.138  11,0

7.138  13,5

7.138  11,2

7.138  7,7

7.138  8,9

7.138  11,2

5.650  10,9

sediaan

Perputaran 

Persediaan

12  2013

05  10,25

01  9,84

49  7,51

6  11,64

83  7,88

70  11,61

07  9,55

58  9,78

20  9,44

3  9,80

0  9,43

23  9,42

94  9,53

5  4    4  8  1    8  4  0     


(66)

Menurut Djarwanto (2004:155), perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Besar kecilnya persediaan umumnya dipengaruhi oleh harapan-harapan akan volume penjualan dan tingkat harga dimasa yang akan datang. Harapan dapat menjual lebih banyak atau harga jual akan meningkat, mendorong perusahaan untuk memperbanyak persediaan barang.

Berdasarkan standar rata-rata industri, tingkat perputaran persediaa yang baik adalah 6 (Kasmir, 2009). Itu artinya, tingkat perputaran persediaan

restaurant ini sudah baik. Dari perhitungan diatas dapat diketahui rata-rata waktu persediaan barang baru terjual (365 : perputaran persediaan) selama tahun 2012 dan tahun 2013 berturut-turut adalah 33,3 hari dan 38,5 hari. Dari hal tersebut nampak bahwa dalam periode 2012 dan periode 2013 tingkat perputaran persediaan cenderung memburuk yakni 10,94 kali menjadi 9,53 kali. Hal ini juga tercermin pada umur persediaan pada tahun 2012 33 hari , kemudian menjadi 38 hari pada tahun 2013.

Untuk meningkatkan tingkat perputaran persediaan, CV.Grand Maximum Seafood Restaurant dapat dilakukan melalui peningkatan penjualan atau melalui mengurangi jumlah persediaan dengan memprediksi jumlah permintaan sehingga perputaran persediaan tetap stabil.


(67)

3. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Tabel 4.3

Perputaran Piutang Grand Maximum Seafood Restaurant 2012-2013

Periode   Penjualan (Rp)  Piutang (Rp) 

Perputaran 

Piutang 

2012  2013  2012  2013  2012  2013 

Januari  138.560.500  140.430.186

       

105.549.300  

     

93.659.400   1,31  1,50 

Februari  142.560.500  125.425.006

         

65.765.500  

     

88.219.400   2,17  1,42 

Maret  144.360.200  132.075.006

         

93.219.700  

     

74.129.400   1,55  1,78 

April  132.666.000  129.750.007

         

73.100.000  

     

92.231.400   1,81  1,41 

Mei  126.456.700  131.550.006

         

94.239.500  

     

85.803.521   1,34  1,53 

Juni  121.560.600  129.950.005

         

80.500.000  

     

70.285.773   1,51  1,85 

Juli  132.450.400  131.812.500

         

91.219.100  

     

95.750.484   1,45  1,38 

Agustus  129.879.000  131.077.000

         

87.699.600  

     

79.942.024   1,48  1,64 

September  135.090.300  131.157.600

         

93.609.800  

     

80.298.633   1,44  1,63 

Oktober  127.340.900  130.343.400

         

90.199.600  

     

67.072.663   1,41  1,94 

November  133.440.300  130.416.000

         

95.499.500  

     

72.151.663   1,40  1,81 

Desember  131.345.000  124.985.000

         

64.329.900  

     

77.590.863   2,04  1,61 

Total   1.595.710.400  1.568.971.717 1034931500 977.135.224  1,54  1,61 


(1)

Maximum Seafood Restaurant ini tidak memberikan efek yang besar terhadap profitabilitas dari usaha restaurant ini.

Keempat, perputaran iutang (receivable turn over) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini terbukti dari uji t yang dilakukan bahwa sig t dari perputaran persediaan memiliki nilai > 0,05 yaitu 0,814. Hal itu berarti bahwa semakin besar perputaran piutang pada CV.Grand Maximum Seafood Restaurant ini tidak memberikan efek yang besar terhadap profitabilitas dari usaha restaurant ini.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian peneliti-peneliti sebelumnya. Seperti hasil penelitian Jepri Supomo (2011) dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat ROI pada perusahaan pertambangan di BEI. Secara parsial perputaran kas dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROI sedangkan perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat ROI pada perusahaan pertambangan di BEI.

Dikti Kusmeidi Ruwindas (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Kasus Pada CV Dandy Handycraft Tasikmalaya).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tingkat keyakinan 95 % diperoleh hasil


(2)

bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa setiap terjadi peningkatan modal kerja, maka Profitabilitas pun akan mengalami kenaikan pula. Berdasarkan penelitian ini pengaruh yang ditimbulkan oleh modal kerja sebesar 93,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 6,1 %.

Ade Prasetya Setiawan (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada CV. Maros Jaya di Penajam Pares Utara”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CV. MarosJaya mengalami peningkatan atau dengan kata lain terjadi efisiensi dalam pengelolaan modal kerjanya. Dilihat dari Working Capital Turn Over(perputaran modal kerja) untuk periode 2007-2010.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap tingkat ROI pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Hal itu dikarenakan adanya faktor lain diluar variabel yang ada yang dapat memppengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.

2. Perputaran Kas, Perputaran piutang, dan Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap tingkat ROI pada CV. Grand Maximum Seafood Restaurant. Hal ini dapat dilihat melalui uji signifikansi parameter individual (Uji t).

5.2 Saran

1. Setelah mendapatkan hasil penelitian bahwa ternyata Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan, maka disarankan kepada perusahaan untuk melakukan pengelolaan kas, persediaan , dan piutang yang lebih baik sehingga berperan dalam meningkatkan laba perusahaan. Banyaknya dana yang tersedia di piutang perlu di minimalisasi dengan lebih memperketat


(4)

syarat pemberian kredit, sehingga menambah persediaan kas yang dapat digunakan untuk membeli persediaan.

2. Industri restaurant mempunyai prospek bisnis dan pangsa pasar yang cukup bagus baik lokal maupun internasional, untuk CV. Grand Maximum Seafood Restaurant perlu menjalankan suatu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan laba selain meningkatkan perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, misalnya melalui peningkatan promosi melalui iklan, pameran , dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan melalui pemberian diskon melalui promo produk yang ditawarkan. Dengan begitu, tingkat profit perusahaan akan meningkat.


(5)

-DAFTAR PUSTAKA Buku:

Djarwanto,2004. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua . Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Gitosudarmo,Indriyo.2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Juliandi, Azuar. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Bisnis. Medan: Percetakan M2000

Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Surakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Munawir,S,2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Riyanto, Bambang.2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Edisi keempat.

Cetakan Ketujuh. Yogyakarta

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Sawir, Agnes. 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan Pelaksanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV : Alfabeta

Sundjaja Ridwan. 2003. Manajemen Keuangan. Bandung: PT Intan Sejati, Klaten Syahyunan.2005. Manajemen Keuangan I ( Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian

Keuangan), Edisi pertama, Cetaka Pertama, USU Press.

Umar, Husein. 2005. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal, Skripsi, Tesis :

Fatwa, Ade 2013. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(6)

Ati Susanti 2007. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas.Tasikmalaya : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UniversitasSiliwangi

Ruwinda, Dikti Kusmeidi . 2011. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Kasus Pada CV Dandy Handycraft Tasikmalaya) Setiawan, Ade Prasetya. 2013. Analisis Perputaran Modal Kerja terhadap

Profitabilitas pada CV. Maros Jaya di Penajam Pares Utara

Supomo, Jepri. 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.