2.2 Modal Kerja
2.2.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha.
Ridwan Sundjaja,2003 : 187. Jumingan, 2006 : 66 mengemukakan terdapat dua defenisi modal kerja
yang lazim dipergunakan yakni sebagai berikut : 1.
Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih net working capital. Kelebihan
ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan
kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka
pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang. 2.
Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto gross working capital. Defenisi ini bersifat kuantitaif karena
menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada
macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar.
Universitas Sumatera Utara
Disamping dua defenisi modal kerja di atas, masih terdapat pengertian modal kerja menurut konsep fungsional. Menurut konsep fungsional, modal kerja adalah
jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek current income yang sesuai dengan
maksud utama didirikannya suatu usaha. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian 2003:189 besarnya modal kerja yang dibutuhkan dalam suatu usaha
tergantung pada beberapa hal, yaitu : 1.
Besar kecilnya skala suatu usaha Kebutuhan modal kerja pada usaha yang besar berbeda dengan usaha
kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan kare lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan
usaha kecil yang sangat tergantung dengan beberapa sumber saja. 2.
Aktivitas usaha Usaha yang bergerak dibidang jasa tidak memiliki persediaan, dan usaha
menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu usaha.
3. Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka
kebutuhan modal kerja juga akan ikut meningkat demikian pula sebaliknya.
4. Perkembangan teknologi
Universitas Sumatera Utara
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Proses produksi
yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasistas maksimum dapat tercapai.
5. Sikap terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba, tetapi dengan menahan kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat usaha lebih mampu untuk membayar transaksi-
transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.
2.2.2 Elemen Modal Kerja