Teknik dan Alat Pengumpulan Data.

28 3 Jurnal-jurnal hukum dan lain-lain. c. Bahan Hukum Tersier atau bahan non hukum, yaitu berupa kamus, ensiklopedi, dan lain-lain. 31

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.

Di dalam penelitian, pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data yakni studi dokumen, pengamatan dan wawancara. Ketiga alat tersebut dapat dipakai secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. 32 Untuk memperoleh data sekunder yang berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier peneliti akan menggunakan alat penelitian studi dokumen kepustakaan atau penelitian kepustakaan library research dengan cara mengumpulkan semua peraturan perundangan, dokumen-dokumen hukum dan buku-buku yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. 33 Penelitian ini didukung dengan data penunjang melalui wawancara dengan informan dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini yaitu para wajib pajak, Notaris dan PPAT wilayah kerja Kota Pematangsiantar, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara II berkedudukan di Kota Pematangsiantar, Kantor Pertanahan Kota Pematangsiantar dan Pemerintah Kota Pematangsiantar dalam hal 31 Ibid. 32 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986, hal.21 33 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Loc.Cit.. Universitas Sumatera Utara 29 ini Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar, masing-masing sebanyak 1 satu orang. Lokasi penelitian adalah di Kota Pematangsiantar, lokasi ini dipilih didasarkan pertimbangan kesesuaian dengan judul penelitian di mana peneliti bertugas sehari-hari sebagai Notaris dan PPAT di Kota Pematangsiantar yang secara langsung mengalami pelaksanaan Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Pasca Keluarnya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kota Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar terletak lebih kurang 120 seratus dua puluh Km dari Kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara dan merupakan kota terbesar kedua setelah Medan di Provinsi Sumatera Utara. Luas daratan Kota Pematangiantar adalah 79.971 tujuh puluh sembilan ribu sembilan ratus tujuh puluh satu Km2 terletak 400 empat ratus – 500 lima ratus meter di atas permukaan laut. Wilayah Kota Pematangsiantar terbagi menjadi 8 delapan kecamatan yaitu Kecamatan Siantar Martoba, Siantar Marimbun, Siantar Selatan, Siantar Barat, Siantar Utara, Siantar Timur, Siantar Martoba, dan Siantar Sitalasari. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22.723 dua puluh dua ribu tujuh ratus dua puluh tiga Km2 atau sama dengan 28,41 dua puluh delapan koma empat puluh satu persen dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar. Saat ini Kota Universitas Sumatera Utara 30 Pematangsiantar dipimpin oleh Hulman Sitorus, S.E., sebagai Walikota dan Maruli Tua Hutapea, S.E., sebagai Ketua DPRD. 34

4. Analisis Data.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Yang Mengacu Kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Serta Pejabat Negara Yang Berperan Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Dan Ban

1 41 152

Mekanisme Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Dalam Kaitannya Dengan Pendaftaran Hak Atas Tanah Atau Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

3 77 78

Analisis Perbedaan Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 di Kota Bandung.

1 6 68

Analisis Perbedaan Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 di Kota Cimahi.

0 0 16

Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Hibahwasiat Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

0 0 16

Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Hibahwasiat Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

0 0 2

Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Hibahwasiat Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

0 2 30

Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Hibahwasiat Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

0 0 55

Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Hibahwasiat Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

0 0 7

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

0 0 20