Pengaruh Pengeluaran Negara Pengaruh Kebijakan Fiskal

53 rupa sehingga dicapai sasaran-sasaran pembangunan, yaitu terdapat keseimbangan yang berarti bagi masing-masing pengeluaran sesuai tujuan pembangunan. Kebijakan pengeluaran negara secara tidak langsung mempengaruhi deforestasi dan degradasi hutan alam melalui pengaruhnya terhadap pemberian subsidi dan belanja pemerintah. Pemberian subsidi BBM berpengaruh pada harga BBM yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi dan transportasi, sedangkan belanja modal antara lain untuk pembangunan infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan efisiensi kegiatan-kegiatan ekonomi, termasuk tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan. Dengan demikian pengaruh kebijakan fiskal dapat dianalisis melalui beragam instrumen, termasuk instrumen subsidi. Struktur dan komponen subsidi pemerintah disajikan pada Gambar 19. Pada Gambar 19 terlihat bahwa subsidi energi meliputi: 1 subsidi BBM dan 2 subsidi listrik. Subsidi nonenergi memiliki 9 komponen. Empat komponen yang pertama meliputi: 1 pangan, 2 pupuk, 3 benih, dan 4 kredit program. Lima komponen yang terakhir meliputi: 1 PSO Public Service Obligation , 2 minyak goreng, 3 pajak, 4 kedelai, dan 5 subsidi lain. Subsidi pangan, kedelai, minyak goreng dan pajak akan menaikkan konsumsi, khususnya konsumsi pangan. Subsidi BBM dan listrik serta pupuk mempengaruhi produksi tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan. Sedangkan subsidi benih dan kredit program mempengaruhi produksi, khususnya produksi pangan dan perkebunan, karena keduanya yang menerima subsidi tersebut. Komponen subsidi yang sering mendapatkan perhatian publik adalah: 1 subsidi BBM, 3 harga pupuk, 3 suku bunga kredit program, dan 4 HPP gabah kering giling. 54 Sumber: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pengeluaran Negara Pembayaran Bunga Hutang Hutang DN Hutang LN Subsidi Energi Nonenergi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Hibah Bantuan Sosial ¾ Bencana ¾ Bantuan KL Belanja Lain Gambar 18. Struktur dan Komponen Pengeluaran Negara

3.3.2. Pengaruh Kebijakan Moneter

Dari sisi moneter, otoritas moneter Bank Sentral Indonesia mempengaruhi kinerja makroekonomi melalui instrumen kebijakan pengendalian money supply MS. Ketika uang yang beredar di masyarakat untuk bertransaksi money demand berlebihan, yang dikhawatirkan menyebabkan inflasi, Bank Sentral Indonesia BI mengabsorbsi uang beredar yang berlebihan, sehingga kembali sama dengan money supply dengan menaikkan suku bunga. Sebaliknya ketika masyarakat diperkirakan membutuhkan uang yang lebih untuk bertransaksi, BI menurunkan suku bunga dengan meningkatkan money supply. 55 Sumber: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Subsidi Energi Nonenergi Subsidi BBM Subsidi Listrik Pangan Pupuk Benih Pajak Kdelai Lainnya PSO Kredit Program Minyak Goreng Gambar 19. Struktur dan Komponen Subsidi Negara Menurut Bank Indonesia, tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian target inflasi. Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi Gambar 20. Guna memahami pengaruh kebijakan moneter terhadap deforestasi dan degradasi hutan, jalur suku bunga dan jalur nilai tukar yang lebih ditekankan, karena akan langsung mempengaruhi suku bunga sebagai harga kapital, dan harga ekspor dan impor pangan, karet, sawit, pulp dan kayu.