Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

16 areal tanaman padi, yang mewakili perluasan areal tanaman pangan, 3 areal tanaman karet, dan 4 areal tanaman sawit, yang mewakili areal tanaman perkebunan. Degradasi hutan primer didefinisikan sebagai perubahan tutupan hutan alam yang menyebabkan terjadinya pengurangan daya serap CO 2 , peningkatan erosi, dan struktur tegakan hutan alam yang tanpa penataan kembali tidak dapat dipanen secara lestari. Degradasi hutan dapat terjadi di semua areal kategori fungsi hutan, yaitu: hutan produksi, hutan lindung, dan hutan konservasi. Areal degradasi hutan yang dianalisis adalah areal degradasi hutan yang terjadi di hutan alam produksi areal HPH. Model dibagi ke dalam tiga blok, yaitu: 1 blok makroekonomi, 2 blok deforestasi, dan 3 blok degradasi hutan. Data untuk pendugaan model adalah data deret waktu periode 1980 – 2008. Model diduga menggunakan metode 2SLS. Pendekatan makroekonomi yang digunakan adalah pendekatan sisi permintaan agregat. Kebijakan makroekonomi yang dianalisis meliputi: 1 kebijakan moneter, yakni penawaran uang, dan 2 kebijakan fiskal, yakni pengeluaran pemerintah. Faktor eksternal yang dianalisis meliputi: 1 perubahan harga minyak mentah dunia, dan 2 suku bunga dunia suku bunga rujukan Amerika Serikat, Federal Fund Rate. Pendapatan dibelanjakan diasumsikan eksogen. Kebijakan makroekonomi dan faktor eksternal menentukan keseimbangan suku bunga dalam blok makroekonomi. Perubahan suku bunga akibat perubahan kebijakan makroekonomi dan faktor eksternal secara langsung mempengaruhi tingkat deforestasi dan degradasi hutan, serta secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap harga komoditas dalam blok deforestasi dan blok degradasi hutan, yang mana nilai tukar dan inflasi diasumsikan eksogen. 17

1.6. Kebaruan Penelitian

Penelitian dampak kebijakan makroekonomi terhadap sektor pertanian antara lain pernah dilakukan oleh Sipayung 2000 menggunakan model ekonometrika persamaan simultan makroekonomi, dan dampak kebijakan makroekonomi terhadap ketahanan pangan oleh Jayawinata 2005 menggunakan model ekonometrika yang mengintegrasikan faktor-faktor mikroekonomi dan makroekoenomi. Penelitian dampak kebijakan makroekonomi terhadap deforestasi dan degradasi hutan umumnya menggunakan analisis deskriptif, seperti Sedjo 2005, Strand 2004, dan Sunderlin et al 2003. Wunder 2005 menganalisis dampak kebijakan makroekonomi terhadap deforestasi menggunakan persamaan tunggal dan menganalisis dampaknya secara tidak langsung melalui produksi kayu. Kaimovitz dan Angelsen 1998 mengklasifikasi model ekonomi deforestasi yang menggunakan suatu negara sebagai unit analisis ke dalam empat grup utama, yaitu: 1 model analitis yakni model yang tidak menyebutkan secara spesifik wilayah atau negara yang dianalisis, 2 model CGE Computable General Equilibrium, 3 model komoditas dan perdagangan, dan 4 model regresi multi- negara. Dengan demikian, model yang khusus menganalisis kasus suatu negara, seperti model yang dikembangkan dalam penelitian ini, belum pernah dilakukan. Penggunaan model CGE untuk menganalisis deforestasi, menurut Kaimovitz dan Angelsen 1998 memiliki banyak keterbatasan, dan menyarankan penggunaannya yang terbaik diperlukan ketika alternatif pendekatan tidak dapat ditemukan untuk menganalisis isunya. Selaras dengan Kaimovitz dan Angelsen 1998, model yang dibangun dalam penelitian ini diharapkan dapat mengisi upaya mencari alternatif pendekatan tersebut. 18 Menurut Kaimovitz dan Angelsen 1998, terdapat empat aspek yang mendorong deforestasi, yaitu: 1 sumber deforestasi ekspansi areal untuk penanaman dan penggembalaan, 2 agen deforestasi a.l. rumah tangga, 3 parameter keputusan agen a.l. harga input dan ouput pertanian, upah, dan harga kayu, dan 4 underlying factors a.l. populasi, pendapatan, hutang luar negeri, perdagangan, dan politik. Rumah tangga paling sering diteliti namun perusahaan dan pemerintah birokrasi sebenarnya dapat dikategorikan juga sebagai agen deforestasi. Model yang dibangun dalam penelitian ini berkontribusi dalam menjelaskan keterkaitan empat aspek tersebut. Model yang dibangun merupakan model ekonometrika persamaan simultan yang mengintegrasikan faktor-faktor makroekonomi dan eksternal underlying factors ke dalam aspek mikroekonomi deforestasi dan degradasi hutan sumber dan perilaku agen deforestasi dan degradasi hutan. Dengan model yang dibangun dampak deforestasi dan degradasi hutan kebijakan makroekonomi dan faktor eksternal dapat dianalisis secara simultan. Perubahan kebijakan makroekonomi dan faktor eksternal mempengaruhi keseimbangan suku bunga. Perubahan keseimbangan suku bunga selanjutnya mempengaruhi secara langsung deforestasi dan degradasi hutan, serta keseimbangan harga pasar komoditas, dan akhirnya menentukan tingkat deforestasi dan degradasi hutan yang terjadi.