Hipotesis Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam

12 Kandungan air eceng gondok adalah 90 dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu 105 o C. Milne et al. 2006 menunjukkan adanya hubungan linier antara bobot kering daun dan bobot kering total eceng gondok dengan kedalaman, dengan bertambahnya kedalaman air bobot kering eceng gondok bertambah serta antara penurunan serasah bobot kering dengan kandungan fosfor di sedimen. Hasil analisis proksimat eceng gondok dari Danau Limboto Tabel 4 dan hasil analis tangkai eceng gondok mengandung: protein 0,16, lemak 0,35, abu 0,44, serat kasar 2,09, karbohidrat 0,17, P 2 O 5 0,52 dan K 2 O 0,42. Menurut Brades Tobing 2008, kandungan protein eceng gondok tua dan segar 11,5, serta hasil analisis Laboratorium Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor eceng gondok dari perairan Danau Limboto sebesar 11, 4. Tabel 4. Hasil analisis proksimat eceng gondok Danau Limboto Contoh Protein Lemak Abu Serat kasar Karbohidrat Akar 17,76 3,46 26,38 16,74 35,66 Daun 19,83 1,2 6,28 9,89 62,8 Petiole 4,86 1,56 14,02 9,6 69,96 Sumber : Krismono, 2007. Berdasarkan analisis jaringan eceng gondok mengandung N, P, K dan C organik berturut-turut; 2,32 , 0,24 , 1,95 , dan 46,21 , serta rasio CN -1 = 19,92 Haryatun, 2008, sedangkan Hakim et al.,1986 in Haryatun 2008 menyatakan bahwa rasio CN eceng gondok termasuk rendah, dekomposisi cepat, maka eceng gondok dapat berfungsi sebagai sumber hara dan bahan organik, Hasil penelitian Karki Dixit 1984 in Haryati 2006 menunjukkan rasio CN -1 eceng gondok 25, yang berarti mempunyai kecepatan dekomposisi lebih cepat jika dibandingkan dengan jerami padi dan jagung yang mempunyai rasio CN -1 70 dan 60, tetapi lebih lambat bila dibandingkan CN -1 rasio kotoran ayam 10, kotoran kambing 12, dan kotoran manusia serta bebek 8. Berdasarkan hasil analisis kimiawi eceng gondok segar mengandung bahan organik 36,59 , C organik sebesar 21,23, N total sebesar 0,28 , P total sebesar 0,0011, dan K total 0,016 Winarno, 1993.