Desain Penelitian Metode penelitian di Danau Limboto

32 4.1.1.3 Kualitas air Hasil pengamatan suhu air pada saat pengambilan contoh air sekitar pukul 08.00- 14.00 berkisar antara 24 – 28 o C dan pH : 7,5 – 8, sedangkan pada pemantauan selama 24 jam dijumpai suhu air minimum mencapai 20 o C dan suhu air maksimum mencapai 32 o C Hasil pengukuran oksigen terlarut selama 24 jam pada air akuarium penelitian di laboratorium menunjukkan adanya kondisi kritis kandungan oksigen pada pukul 02.30 – 05.30 karena kandungan oksigen terlarut kurang dari 2 mg L -1 untuk kepadatan dua ekor dan empat ekor, sedangkan kepadatan 8 dan 16 ekor kandungan oksigen selama penelitian dibawah 2 mg L -1 . 4.1.1.4 Kelimpahan Fitoplankton Hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton selama penelitian dengan padat tebar yang berbeda dan waktu penelitian tertera pada Tabel 6. Tabel. 6 Kelimpahan fitoplankton sel L -1 selama penelitian di akuarium Kelas Fitoplankton Kepadatan 2 ekor 4 ekor 8 ekor 16 ekor Chlorophyceae 92.552 80.480 90.540 105.630 Cyanophyceae 38.228 61.366 29.174 28.168 Bacillariophyceae 133.798 156.936 115.690 86.516 Desmidiaceae 1.006 225.344 Dinophyceae 14.084 7.042 6.036 455.718 Jumlah 279.668 305.824 241.440 901.376 Kelas Fitoplankton Waktu 0 hari 6 hari 12 hari 18 hari Chlorophyceae 293.752 26.156 24.144 25.150 Cyanophyceae 75.450 9.054 18.108 8.048 Bacillariophyceae 88.528 119.714 132.792 151.906 Desmidiaceae 5.030 1.006 Dinophyceae 30.180 4.024 1.006 2.012 Jumlah 1.016.460 523.520 176.050 363.566 33 4.1.1.5 Produktivitas perairan Hasil pengukuran produktivitas primer fitoplankton selama penelitian tertera pada Table 7. Tabel. 7 Produktivitas primer fitoplankton mg C m -3 jam -1 di akuarium selama penelitian Waktu Padat tebar 3 hr 9 hr 12 hr 18 hr 2 ekor 215,820 191,381 238,865 219,632 4 ekor 166,400 66,666 236,381 192,786 8 ekor 190,960 141,666 44,292 85,423 16 ekor 166,400 166,400 13,121 272,835 4.1.2 Pembahasan 4.1.2.1 Laju perambanan ikan koan dan pertumbuhan eceng gondok Berdasarkan analisis sidik ragam p 0,05 laju perambanan berbeda nyata Lampiran 1.1, tetapi antar padat tebar 4 ekor dan 16 ekor tidak berbeda nyata. Kepadatan 4 ekor lebih efektif bila dilihat dari jumlah benih yang harus disediakan dan feses ikan sedikit. Pada kepadatan 16 ekor feses ikan koan jumlahnya lebih besar dibanding dengan 4 ekor dan feses akan menyebabkan penurunan kualitas air, seperti hasil penelitian Nurminem 2003. Hasil pengukuran biomassa pakan pada perlakuan kepadatan 2 ekor menurun sampai pengamatan ke-3 hari ke 6 kemudian naik lagi seiring dengan jumlah biomassa yang terjadi pada eceng gondok kontrol, tetapi biomassa kontrol menurun tajam pada pengamatan hari ke-6 dan ke 7 ini disebabkan nutrien yang ada di akuarium sudah terserap oleh eceng gondok Gambar 8A. Hasil pengukuran biomassa pakan pada perlakuan padat tebar ikan koan 4 ekor menurun mulai dari pengamatan ke-2 dan hari ke-3 stabil selanjutnya menurun terus sampai akhir penelitian, sedangkan biomassa kontrol naik pada pengamatan kedua dan relatif stabil sampai pengamatan ke-7 dan turun tajam pada akhir penelitian Gambar 8B. Hasil pengukuran biomassa pakan pada perlakuan padat tebar ikan koan 8 ekor menurun sampai pengamatan ke-3 kemudian meningkat pada pengamatan ke-4 dan selanjutnya turun sampai akhir penelitian Gambar 8C.