Artinya: “Dan orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan. Sebagian mereka adalah menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi maha bijaksana.
At-Taubah : 71
Asuransi syariah juga mengarah kepada sebuah masyarakat yang tegak di atas saling membantu dan saling menopang, karena setiap umat Islam terhadap umat
Islam lainya merupakan sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagian kepada sebagian lainnya. Dalam model asuransi syariah tidak ada perbuatan memakan
harta manusia dengan batil, karena apa yang telah diberikan adalah semata-semata sedekah dari hasil harta yang dikumpulkan. Selain itu keberadaan asuransi syariah
akan membawa kemajuan dan kesejahteraan perekonomian umat.
Dengan demikian, keberadaan asuransi syariah, akan memberikan kententraman pada setiap peserta karena sedikit meringankan beban yang dipikulnya di kemudian hari. Dan Allah SWT pun akan memberikan imbalan kepada setiap
hambaNya yang membantu meringankan beban saudaranya di hari kiamat nanti.
C. Syarat Sahnya Akad Asuransi Syariah
Terdapat beberapa solusi untuk menyiasati agar dalam melakukan akad asuransi syariah terhindar dari unsur-unsur yang dilarang oleh agama dalam setiap
transaksinya. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gharar uncertainty Ketidakpastian.
16
16
Muhamad Syafi’i Antonio, Prinsip dasar Operasionl Asuransi Takaful’ Jakarta, Badan Arbitrasi Muamalat Indonesia, 1994 hal. 148
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-akhida’ penipuan, yaitu
tindakan yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.
17
Para ulama fiqih mememliki pendapat yang berbeda dalam memberikan pengertian gharar.
Namun pada dasarnya adalah satu pengertian, yaitu sesuatu yang belum dapat dipastikan.
Rasullulah SAW. Bersabda tentang gharar dalam hadist yang diriwayatkan oleh bukhori sebagai berikut:
ی ﻥ
+ﺱ- .
0 . .ﺱ1
2 34
1 2
- 5 6 1-
. ﻡ
18
Artinya: “Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW. Melarang jual
beli hashab dan jual beli gharar”. HR. Muslim
8+9 ﻡ :-
. 0 .
.ﺱ1 :
; ﺕ
? 0ﻥ?
- A 6 1-
B
19
Artinya: ”Dari ibnu Mas’ud Ra Rasulullah Saw bersabda: Jangan membeli
ikan yang masih di dalam air karena gharar tidak jelas. HR. Ahmad
Jual beli gharar yang dimaksud adalah sebuah bentuk transaksi yang menyadarkan pada suatu yang tidak pasti. Transaksi yang demikian itu diibaratkan
17
Hasan Ali. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis, Teoritis, dan Praktis.
hal. 134
18
Muslim ibn al-Hajaj abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisyaburi, Shahih Muslim, tahqiq: Muhammad Fuad Abdul Baqi, Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, tt, juz 3, hal. 1153.
19
Ahmad ibn Hanbal Abu Abdullah al-Sijistani, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Kairo: Muasasah Qurthubah, 1987, jilid 1, hal. 388, no hadis 3676.
seperti seseorang yang menjual kucing di dalam karung. Sehingga tidak diketahui bagaiman bentuk kucing tersebut. Jual beli seperti di atas tidak saja mengandung
unsur gharar tetapi juga telah menipu pembeli. Allah SWT telah melarang jual beli yang sedemikian itu dalam Al Quran surat al-Muthafifin ayat 1-3 :
1 |} F ~F2L
` .
| •35
kJ Y
H H?
6 kE,‚
. •35
ƒ IJ
ƒ G „H
6 \s… f
CDDE FG
- G
Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta
dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. al-Muthafifin : 1-3
Ayat tersebut diatas menggambarkan bagaimana seorang penjual yang telah mengurangi takaran kepada pembeli sehingga jelas penjual tersebut telah
melakukan tindakan penipuan terhadap pembeli. Dan ini merupakan salah satu bentuk penipuan yang sering terjadi dalam masyarakat.
Syafii Antonio menyatakan bahwa kontrakperjanjian dalam asuransi konvensional dapat dikatagorikan sebagai akad tabaduli atau akad pertukaran, yaitu
pertukaran pembayaran premi dengan uang pertanggungan. Secara syariah dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang harus dibayarkan dan berapa yang harus
diterima.
20
Keadaan ini akan rmenjadi rancu karena kita tahu berapa yang akan diterima uang pembayaran klaim tetapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan
jumlah premi karena kita tidak tahu berapa yang akan dibayarkan karena hanya
20
Muhammad Syafii Antonio, Asuransi Dalan Prespektif Hukum Islam, Jakarta : STI, 1994, hal. 1
Allah yang tahu kapan seseorang akan meninggal. Disinilah praktek gharar terjadi pada asuransi konvensional.
Untuk menghindari praktek asuransi syariah dari unsur gharar, maka Akad tersebut harus diubah menjadi akad tabarru’at sukarela, karena menurut ulama
fiqh bahwa gharar hanya berpengaruh terhadap mu’awadah tukar menukar saja, tidak terhadap tabarru’at , dan tabarru’-at ini tidak mencari keuntungan”.
2. Maisir gambling, untung-untungan