Allah yang tahu kapan seseorang akan meninggal. Disinilah praktek gharar terjadi pada asuransi konvensional.
Untuk menghindari praktek asuransi syariah dari unsur gharar, maka Akad tersebut harus diubah menjadi akad tabarru’at sukarela, karena menurut ulama
fiqh bahwa gharar hanya berpengaruh terhadap mu’awadah tukar menukar saja, tidak terhadap tabarru’at , dan tabarru’-at ini tidak mencari keuntungan”.
2. Maisir gambling, untung-untungan
Allah SWT. Telah memberi penegasan terhadapkeharaman melakukan aktivitas ekonomi yangmempunyai unsur judi maisir.
21
Firman Allah dalam al-Quran surat al-Maidah 90 :
:S b |
L G35 9PL †
\s…M L
2m DdGCW
„CW ‡ˆP‰O
P; 01
L t; 2ZŠ‹
Y w Œ kP‰ z
6 3 F
. .
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamer, berjudi berkorban untuk berhala, mengudi nasib dengan panah adalah perbuatan
keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan”. al-Maidah : 90
Ayat diatas mejelaskan bahwa Allah SWT memperintahkan kepada umat manusia untuk tidak melakukan praktek judi dalam bentuk apapun. Larangan
21
AM. Hasan Ali Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis, Teoritis, dan Praktis.
hal. 133
tersebut terdapat sifat ketergantungan yang menyebabkan malas untuk melakukan usaha guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Akad asuransi syariah termasuk akad tabarru’ sukarela yang berbeda dengan judi gambling karena asuransi syariah tidak hanya bertujuan untuk
mengurangi risiko risk tetapi bersifat tolong menolong sosial serta membawa kemaslahatan bersama bagi kedua belah pihak. Dalam konsep asuransi syariah,
apabila peserta mengalami kecelakaan atau musibah selama menjadi peserta, maka ia tetap berhak mendapatkan santunan kebajikan. Sementara judi, justru
menciptakan risiko, tidak bersifat sosial dan membawa masalah dan petaka bagi mereka yang melalukannya.
3. Riba ziyadah
Islam menganggap riba sebagai salah satu unsur terburuk yang merusak sendi-sendi kehidupan, baik secara ekonomi, sosial, maupun moral. Riba diartikan
sebagai kelebihan atau tambahan uang yang telah ditentukan terlebih dahalu dari pinjaman pokok secara bersyarat dan dalam tempo tertentu. Allah SWT dengan
tegas melarang paktek riba dalam masyarakat, salah satu Firman-Nya dalam al- Qur’an surat Ali Imran ayat 130 :
_h9 ?F
P• ?:IF
n 5H
z 6 3 F
.
H G
GI
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan. Ali-Imran : 130
Praktek riba ini rentan sekali terjadi dalam praktek muamalah. Unsur riba tercermin dalam asuransi konvensional dimana praktek ribawi terjadi pada saat
melakukan investasi dimana meminjamkan dana premi yang terkumpul atas dasar bunga. Dalam konsep asuransi syariah dana premi yang terkumpul di investasikan
dengan prinsip bagi hasil profit and loss sharing terutama mudharabah dan musyarakah.
Untuk menghindari dari praktek ribawi, maka asuransi syariah mengelola dana melalui investasi dengan prinsip-prinsip syar’i. Dalam hal ini perusahaan
asuransi berperan sebagai pengelola mudharib dan peserta asuransi sebagai pemilk modal shahibul mal, sehingga dana tersebut, merupakan amanah dan bukan milik
perusahaan, Oleh karenanya apabila terjadi surplus dari investasi akan dibagikan kepada peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan nisbah yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak. Islam menekankan aspek keadilan, suka sama suka dan kebersamaan
menghadapi risiko dalam setiap usaha dan investasi yang dirintis. Aspek inilah yang menjadi tawaran konsep untuk menggantikan gharar, riba, maysir. yang selama ini
terjadi di lembaga keuangan konvensional
D. Jenis-Jenis Akad Asuransi Syariah