b. Mengembangkan korporasi dan koperasi yang menerapkan prinsip dasar gotong royong.
c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera.
d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil baik secara ekonomi dan social.
D. Prinsip atau Landasan Operasional.
1. Pemasaran Asuransi Jiwa Syari’ah harus berpedoman kepada : Keputusan Menteri Keuangan RI No. 422KMK.062003, tanggal 30
September 2003, yang isinya: a. Setiap produk baru asuransi Syari’ah sebelum mendapat ijin dari Departemen
Keuangan RI terlebih dahulu harus mendapat pengesahan dari Dewan Syari’ah Nasional DSN
b. Prinsip Syari’ah adalah prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam antara perusahan asuransi dengan pihak lain dalam menerima amanah dengan
mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi atau kegiatan lain yang di selenggarakan sesuai dengan Syari’ah.
c. Perusahaan asuransi yang menjalankan usaha asuransi dengan prinsip Syari’ah, laporan penghitungan tingkat solvabilitas harus di lengkapi dengan surat
pernyataan DPS bahwa pengelolaan kekayaan dan kewajiban telah dilakukan sesuai dengan prinsip Syari’ah.
d. Perusahaan asuransi yang menyelenggarakan usaha asuransi dengan prinsip Syari’ah harus melakukan pemisahan kekayaan dan kewajiban usaha asuransi
dengan prinsip Syari’ah dari kekayan dan kewajiban usaha asuransi dengan prinsip konvensional.
2. Pemasaran Asuransi Jiwa Syari’ah juag harus berpedoman kepada : a. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 21DSN-MUIX2001, tanggal 17 Oktober
2001, tentang Pedoman UmumAsuransi Syari’ah.. 1 Usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara orangpihak melalui
investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan
yang sesuai Syari’ah. 2 Tidak mengandung gharar penipuan maysir perjudian riba
melipatgandakan zuhlum penganiayaan riswah suap, barang haram dan maksiat.
3 Pengelola Asuransi Syari’ah hanya boleh dilakukan oleh lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah dan wajib melakukan investasi dari
dana yag terkumpul sesuai dengan prinsip Syari’ah. 4 Perusahaan Asuransi Syari’ah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana
atas dasar akad tijarah. b. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 39SN-MUIX2002 tanggal 23 Oktober
2002 tentang Asuransi Haji.
1 Asuransi Haji adalah akad tabarru’ hibah menurut Syari’ah tidak dibenarkan mengunakan sistem konvensional.
2 Premi Asuransi Haji yang diterima oleh Asuransi Syari’ah harus dipisahkan dari premi asuransi lainnya.
3 Asuransi Syari’ah berhak memperoleh Ujrah fee atas pengelolaan dana tabarru’
yang besarnya ditentukan sesuai dengan prinsip adil dan wajar. c. Izin Menteri Keuangan Kep-298KM.62002
1 Bahwa Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 telah mengajukan permohonan izin pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dengan
surat 272DIRBSX02 tanggal
14 Oktober
2002 dan
Nomor 280DIRBSX2002
2 Bahwa AJB Bumiputera 1912 telah memenuhi persyaratan untuk membuka cabang dengan prinsip syariah.
3 Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk menetapkan Pemberian Izin pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah.
4 Ketetapan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Tentang Pemberian Izin Pembukaan Kantor Cabang dengan Prinsip Syariah.
5 Memberikan izin kantor Cabang izin pembukaan cabang dengan prinsip syariah kepada :
Nama Perusahaan : Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera 1912
NPWP : 01.308.537.8-018.000
Alamat Kantor : Jln. Worter Monginsidi No. 84-86
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
E. Produk-Produk dan Manfaatnya