BAB II TINJAUAN UMUM AKAD ASURANSI SYARIAH
A. Tinjauan Akad Asuransi Syariah
Akad dalam transaksi merupakan sesuatu yang sangat esensial. Sah atau tidaknya suatu transaksi tergantung bagaimana bentuk akad yang telah disepaki
kedua belah pihak. Apakah telah memenuhi syarat dan rukunnya atau belum. Dalam pembuatan klausul akad harus dibuat secara jelas agar tidak ada yang dirugikan
diantara kedua belah pihak. Asuransi adalah bentuk akad modern yang tidak dapat terhindar dari akad yang membentukya. Hal ini disebabkan karena dalam
prakteknya, asuransi melibatkan dua orang yang terikat dalam perjanjian untuk saling melaksanakan hak dan kewajiban, yaitu antara peserta asuransi dengan
perusahaan.
11
Pada umumnya, sebuah akad merupakan cara yang paling efektif untuk
melakukan transaksi kepemilikan dan pemindahan harta. Akad merupakan perpaduan dari penawaran dan penerimaan dan dinyatakan sebagai sumber
kewajiban perjanjian dari dua belah pihak yang mengadakan akad atas suatu hal tertentu.
12
11
AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis, Teoritis, dan Praktis
Jakarta, Prenada Kencana, 2004 hal. 136
12
Mohammad Muslihuddin, Menggugat Asuransi Moderen Jakarta,: PT. Lentera Baristama 1995. cet.2. hal. 110
Akad dalam asuransi syariah disebut polis. Salah satu dari kata polis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “surat perjanjian antara orang yang
masuk asuransi dan perseroan asuransi”.
13
Disamping pengertian tersebut ada pula pengertian polis lainnya, yaitu perjanjian atau persetujuan tertulis antara perusahaan
asuransi dan pemilik polis. Polis termasuk semua kertas endorsement dan pengikat, mengangkat perjanjian asuransi keseluruhan.
14
Polis asuransi merupakan perjanjian yang sah, oleh karena itu polis asuransi tunduk pada prinsip-prinsip hukum perjanjian, walaupun dalam hal perjanjiannya
telah disesuaikan dengan perjanjian asuransi.
B. Pengertian Akad dalam Asuransi Syariah
Pengertian akad dalam asuransi syariah jauh berbeda dengan praktek asuransi konvensional. Dalam Undang-Undang Hukum Perdata Mesir pasal 747
mendefinisikan kontrak asuransi sebagai berikut: Akad yang ketentuannya penanggung pihak pertama wajib memberikan
uang, atau imbalan lain yang bernilai uang kepada tertanggung pihak kedua atau pihak ketiga yang mendapat kuasa untuk kebaikannya mustafid, adanya kejadian
peristiwa yang dijelaskan dalam polis. Apa yang diberikan penanggung tersebut sebagai pengganti dari premi atau pembayaran uang lainnya yang diberikan
tertanggung kepadanya.
15
13
Tim Penyususn Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa “Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka 1989 , cet ke.2 hal. 693
14
A. Hasymi Ali dkk, Kamus Asuransi Jakarta, Bumi Aksara 2002 cet.2 . hal. 69
15
Aisyul Muzakki, Asuransi Dalam Hukum Islam Tinjauan Atas Riba, Maisyir dan Gharar
Jakarta, CV. Firdaus, 1999, cet. 2 hal. 7
Dari pengertian tersebut, nampak bahwa yang membedakan pengertian Akad asuransi syariah dengan konrak konvesional adalah tujuan dari dibuatnya akad
tersebut. Dalam akad asuransi syariah, tujuan utama dalam pembuatan akad adalah “ta’awun” dan “tadhamun” saling bertanggung jawab, saling berkerja sama atau
bantu membantu dan saling melindungi penderitaan satu sama yang lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan dalam syariat, karena prinsip-prinsip dasar
syariat mengajak kepada setiap orang dalam keeratan jalinan sesama manusia dan sesuatu yang dapat meringankan bencana mereka.
Firman Allah SWT. Dalam Al-Quran surah Maidah ayat 2 :
G Y
3h\U i
5jk G
Y UVVl
06 Pb
A 5H
H635 b
bI Um
5
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya”.
Maidah : 2
Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 71 :
6 ?
L ,
L
n o
M p
A 7 oqr
s 9
L 3
6 ?
t; _9?L
7 LMU5 Y,A Y cd
7
Y,A IJHi 7
M 2 Fu
v O A
wx Q
4I \y9
v z
H635 ]i
nVMs N
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan. Sebagian mereka adalah menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi maha bijaksana.
At-Taubah : 71
Asuransi syariah juga mengarah kepada sebuah masyarakat yang tegak di atas saling membantu dan saling menopang, karena setiap umat Islam terhadap umat
Islam lainya merupakan sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagian kepada sebagian lainnya. Dalam model asuransi syariah tidak ada perbuatan memakan
harta manusia dengan batil, karena apa yang telah diberikan adalah semata-semata sedekah dari hasil harta yang dikumpulkan. Selain itu keberadaan asuransi syariah
akan membawa kemajuan dan kesejahteraan perekonomian umat.
Dengan demikian, keberadaan asuransi syariah, akan memberikan kententraman pada setiap peserta karena sedikit meringankan beban yang dipikulnya di kemudian hari. Dan Allah SWT pun akan memberikan imbalan kepada setiap
hambaNya yang membantu meringankan beban saudaranya di hari kiamat nanti.
C. Syarat Sahnya Akad Asuransi Syariah