berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lain ini akan berkurang dengan meningkatnya salinitas, sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dari
kadar oksigen di perairan tawar. Berdasarkan pengukuran nilai oksigen terlarut DO yang dilakukan di perairan
Teluk Kupang menunjukkan bahwa DO rata-rata berkisar antara 6,07-6,55 mgL. Gambar 8 menunjukkan bahwa nilai pada setiap stasiun sangat bervariasi, nilai DO
tertinggi terjadi pada ST3 sedangkan nilai terendah pada ST5. Adanya nilai DO yang bervariasi disebabkan karena tiap stasiun menerima cemaran yang berbeda-beda
ditinjau dari tingkat aktivitas dan masuknya air limbah melalui air sungai. Adanya fluktuasi kadar oksigen terlarut yang terjadi pada lokasi penelitian antar stasiun ini
dipengaruhi oleh percampuran mixing, pergerakan turbulensi massa air, terjadinya akitivitas fotosintesis, repirasi dan limbah effluent yang masuk ke dalam badan
perairan. Pada Gambar 8 memperlihatkan konsentrasi oksigen terlarut yang sangat
bervariasi namun nilai-nilai tersebut masih dalam kisaran baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 6,0 mgL Kepmen LH No. 51 tahun 2004.
Gambar 8. Rata-rata oksigen terlarut DO pada setiap stasiun pengamatan
4.5. Salinitas
Salinitas air laut berfluktuasi tergantung pada musim, topografi, pasang surut, dan jumlah air tawar. Salinitas merupakan gambaran jumlah garam dalam suatu
perairan Dahuri, et al, 1996. Sebaran salinitas di air laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai Nontji,
1987. Salinitas minimum terdapat pada daerah sekitar khatulistiwa dan salinitas maksimum terdapat pada lintang 20
o
LU dan 20
o
LS, salinitas mengalami penurunan ke
5 5.5
6 6.5
7
Oksigen terlarut mgL
ST 1 ST 2
ST 3 ST 4
ST 5
Stasiun pengamatan Baku Mutu
arah kutub. Keadaan salinitas yang rendah pada daerah sekitar khatulistiwa disebabkan oleh tingginya curah hujan Sidjabat, 1973. Vernberg dan Venderg 1977
mengklasifikasikan konsentrasi salinitas pada perairan menjadi empat kategori. Pertama perairan hiperhaline dengan salinitas di atas 40, kedua euhaline salinitas
30-40
o oo
, mixohaline dengan salinitas antara 0,5-30
o oo
, dan limnetic water dengan salinitas lebih kecil dari 0,5
o oo
. Barnes dan Hughes 1988 mengemukakan bahwa perairan yang memiliki salinitas lebih kecil dari 0,5
o oo
bersifat tawar sedangkan salinitas antara 0,5-30
o oo
bersifat payau. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di setiap stasiun menunjukkan
bahwa rata-rata salinitas di perairan Teluk Kupang berkisar antara 32,03-32,87
o oo.
Gambar 9 menunjukkan bahwa pada setiap stasiun nilai salinitasnya bervariasi, hal ini
disebabkan adanya pengaruh air tawar dari muara sungai, kecepatan arus dan curah hujan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung Pebruari-Maret 2005, akan tetapi
nilai salinitas di perairan Teluk Kupang masih bersifat euhaline 30-40
o oo
, dan masih dalam kisaran peraturan pemerintah yang berlaku.
29 30
31 32
33 34
35 36
Salinitas mgL
ST 1 ST 2
ST 3 ST 4
ST 5
Stasiun pengamatan Batas atas
Batas bawah
Gambar 9. Rata-rata salinitas pada setiap stasiun pengamatan
4.6. Kesadahan
Kesadahan hardness adalah gambaran kation logam divalen valensi dua. Kation-kation tersebut dapat bereaksi dengan sabun sehingga membentuk endapan
presipitasi maupun anion-anion yang terdapat dalam air yang juga dapat membentuk endapan atau menimbulkan perkaratan pada peralatan logam. Tingkat kesadahan
ditentukan oleh keberadaan kalsium dan magnesium sebagai anion penyusun alklinitas yaitu bikarbonat dan karbonat. Kesadahan perairan berasal dari kontak air dengan
tanah dan bebatuan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di laboratorium menunjukkan bahwa
kesadahan tertinggi pada ST2 yakni 584,13 mgL dan nilai terendah pada ST4 dengan nilai sebesar 481,51 mgL. Nilai kesadahan di perairan Teluk Kupang berkisar antara
481,51-584,13 mgL. Pada Gambar 10 terlihat bahwa nilai kesadahan dari lima stasiun tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan antara stasiun satu dengan stasiun
lainnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh struktur tanah dan batuan koral yang mengandung kalsium karbonat CaCO3. Selain kalsium karbonat, kation dan anion
sebagai penyusun kesadahan seperti Mg, Sr, Fe, Mn dan sebagai pasangannya adalah HCO
3
, SO
4
Cl
-
NO
3
dan SiO
3
. Perairan yang memiliki nilai kesadahan kurang dari 120 mgL dan lebih dari 500 mgL CaCO
3
dianggap kurang baik bagi peruntukan domestik, pertanian dan industri, namun air sadah lebih disukai oleh organisme dari
pada air lunak Effenfi, 2003. Kadar maksimum kesadahan untuk kehidupan organisme akuatik sebesar 500 mgL WHO, 1992 dalam Effendi, 2003.
100 200
300 400
500 600
Kesadahan mgL
ST 1 ST 2
ST 3 ST 4
ST 5
Stasiun pengamatan
Baku mutu
Gambar 10. Rata-rata kesadahan pada setiap stasiun pengamatan
4.7. Kekeruhan