Kerang darah Anadara granosa Habitat dan Penyebaran Kerang

katup yang engsel dorsalnya secara bersama-sama elastis oleh ikatan sendi dan gigi kerang tersebut, kerang menutup dengan otot aduktor, dan kepala rudimentary tanpa mata atau radula.

2.7. Kerang darah Anadara granosa

Kerang darah Anadara granosa merupakan jenis kerang laut berbentuk seperti kerang bulu Anadara inflata tetapi tidak memiliki epidermis berupa rambut. Ciri-ciri morfologi kerang darah adalah tidak memiliki lapisan mutiara dan garis radialnya terlihat jelas Budiman, 1988. Morfologi luar kerang darah adalah cangkangnya berwarna putih kehitaman pada permukaannya dan ukurannya lebih besar dari Kerang bulu. Pertumbuhan panjang cangkang kerang darah biasanya diikuti dengan pertumbuhan lebar cangkang Pandjara el al., 1993. Hal yang paling menonjol pada kerang darah adalah pertambahan panjang cangkang dan umumnya pasar menghendaki ukuran panjang cangkang tertentu untuk menentukan harganya Kastoro 1991.

2.8. Habitat dan Penyebaran Kerang

Perairan Indonesia memiliki penyebaran kerang yang sangat luas, karena kaya akan jumlah serta jenis moluska. Daerah penangkapan kerang pada umumnya di perairan pantai dengan kedalam 0-11 m. Perairan yang memiliki banyak muara sungai merupakan habitat yang baik bagi kerang Anadara spp dan jenis kerang-kerangan lainnya. Hanada 1975 mengatakan bahwa tipe-tipe dasar yang disukai bilvalvia bentik bergantung pada speciesnya. Seperti Anadara Scraharca, Atrina dan Fulvia menyenangi dasar berlumpur, Meretrix dan Tapes menyenangi dasar berpasir dan Pecten menyenangi dasar kerikil. Habitat kerang berada antara air pasang penuh sampai air pasang terendah serta pada teluk yang ditumbuhi hutan bakau di perairan payau, seperti jenis-jenis kerang yang lain, Anadara spp hidup serta mendapat makanan dengan cara menyaring substrat filter feeder, oleh karena itu pengaruh perairan pada kehidupan kerang sangatlah besar Wahyuni dan Pratiwi, 1989. Makanan kerang darah adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan, makanan yang masuk ke dalam tubuhnya bersama-sama dengan air melalui lubang bagian ventral atau incurrent sipon. Mulut pada kerang darah tidak memiliki rahang. Dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan, makanan akan dicerna sampai menjadi bentuk yang paling sederhana sampai siap dicerna dan diserap. 2.9. Distribusi dan Akumulasi Logam dalam Jaringan Logam baik esensial maupun nonesensial yang diserap ke dalam tubuh hewan air, akan didistribusikan ke dalam jaringan dan ditimbun dalam jaringan tertentu. Dalam keadaan normal, jumlah logam seng Zn yang diperlukan untuk proses enzimatik biasanya sangat sedikit. Dalam keadaan lingkungan yang tercemar keperluan logam esensial ini Fe, Cu, Zn, Co, Mn, Mo, Se, dan Ni akan menjadi berlebihan walaupun semua logam berat tersebut bersifat menghambat sistem enzim enzim inhibitor. Yang mengherankan adalah kandungan logam yang tinggi yang ditemukan pada jaringan beberapa spesies hewan air yang mempunyai regulasi sangat buruk terhadap logam Fujiki, 1973 dalam Darmono, 1994. Mekanisme proteksi sementara terhadap toksisitas logam tersebut mungkin disebabkan oleh tersedianya kapasitas pengikatan logam yang lebih banyak pada organisme tertentu seperti protein, polisakarida dan asam amino. Penelitian telah dilakukan dengan menginjeksi seng Zn ke dalam tubuh hewan air jenis krustasea Austropotamobius pallipes dengan dosis tiga puluh kali dari normal. Hal ini mengakibatkan konsentrasi seng tertinggi ditemukan dalam darah yang berikatan dengan protein darah, tetapi hal ini ternyata hanya sementara, kemudian seng tersebut diserap oleh hepatopankreas dalam waktu dua hari Bryan, 1967. Pada krustasea lain Procamburus clarkii, tembaga Cu dan besi dalam bentuk granula banyak ditemukan dalam sel-sel hepatopankreas Ogura, 1989. Sedangkan pada udang galah Penaeus merguiensis kadmium Cd dan nikel Ni yang tinggi juga ditemukan dalam hepatopankreas Darmono, 1990. Pada binatang lunak moluska sel leukosit sangat berperan dalam sistem translokasi dan detoksikasi logam. Hal ini terutama ditemukan pada kerang kecil oyster yang hidup dalam air yang terkontaminasi dengan Cu, adalah tembaga ini akan terikat pada sel leukosit sehingga menyebabkan kerang tersebut berwarna kehijau-hijauan Darmono, 1995. Distribusi dan akumulasi setiap logam berat yang masuk ke dalam tubuh sangat berbeda-beda untuk setiap organisme air. Hal ini tergantung pada spesies, konsentrasi logam dalam air, pH, fase pertumbuhan dan kemampuan untuk melakukan migrasi ke tempat yang lebih aman Darmono, 1995.

2.10. Ekskresi dan Regulasi Logam