Erosi dan Sedimen TINJAUAN PUSTAKA

kadar Cu biasanya 0,02 mgL, air tanah sekitar 12,0 mgL, perairan laut antara 0,001 – 0,025 mgL sedangkan air minum adalah 0,1 mgL Moore, 1991 dan McNeely et al. 1979 dalam Efenndi, 2003. Defisiensi Cu dapat mengakibatkan anemia, namun jika berlebihan dapat mengakibatkan air berasa jika diminum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada hati. Canadian Council of Resource and Enviromental Ministry 1987 mengemukakan bahwa hubungan antara kadar Cu dengan nilai kesadahan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar Cu pada beberapa nilai kesadahan Kesadahan mgL CaCO 3 Kadar Tembaga mgL 0-60 lunakSoft 2 60 – 120 sedangMedium 2 120 – 180 sadahhard 4 180 sangat sadahvery hard 6

2.5. Erosi dan Sedimen

Peristiwa erosi mengangkut tanah pucuk atau tanah lapisan atas yang subur top soil dan memindahkannya ke tempat lain yang lebih rendah. Bersama dengan lapisan tanah permukaan tersebut akan terangkut bersama-sama dengan unsur hara. Erosi tanah permukaan yang masuk ke suatu perairan dapat menimbulkan dampak yang positif, yakni adanya peningkatan konsentrasi unsur hara di perairan. Namun di sisi lain erosi tanah permukaan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas perairan, antara lain penurunan nilai kecerahan serta dapat meningkatkan nilai kekeruhan dan padatan tersuspensi. Kekeruhan yang tinggi dapat menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan secara langsung dapat mengakibatkan gangguan pada biota akuatik, antara lain terganggunya penglihatan dan sistem osmoregulasi misalnya terhadap kerja insang Effendi, 2003. Sedimen adalah padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan dan tidak tergganggu selama beberapa waktu. Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Sedimen yang terdapat di dalam air biasanya terbentuk sebagai akibat erosi, dan merupakan padatan yang umum terdapat di dalam air permukaan. Adanya sedimen dalam air dengan jumlah yang tinggi akan sangat merugikan karena 1 sedimen dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan selokan, serta dapat mengendap di dalam bak penampungan air sehingga mengurangi volume air yang dapat ditampung di dalam bak tersebut, 2 sedimen yang mengendap di dasar sungai atau danau dapat mengurangi populasi ikan dan hewan- hewan air lainnya, karena telur-telur ikan dan makanan dapat mengendap bersama dengan sedimen, 3 adanya sedimen dapat mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengurangi kecepatan fotosintesis, dengan demikian jumlah tanaman air akan menurun, 4 sedimen menyebabkan air menjadi keruh sehingga menambah biaya penjernihan jika air tersebut akan digunakan untuk keperluan industri. Keberadaan sedimen pada badan air mengakibatkan peningkatan kekeruhan perairan yang selanjutnya menghambat penetrasi cahaya sehingga menghalangi tanaman air untuk melakukan fotosintesis dan transfer oksigen dari atmosfer ke perairan, juga menghambat daya lihat visibilitas organisme air sehingga dapat mengurangi kemampuan ikan dan organisme air lainnya untuk memperoleh makanan karena tertutup oleh lumpur. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya kerja organ pernapasan seperti insang, pada organisme air akan mengakumulasi bahan beracun misalnya pestisida dan senyawa logam. Sedimen yang mengendap di dasar perairan, baik sungai, danau atau perairan lainnya dapat mengurangi populasi ikan dan biota-biota air lainnya karena telur-telur ikan dan sumber makanan tertutup oleh sedimen Darmono, 2001. Erosi zat tersuspensi pada sungai atau saluran secara normal disebut sebagai endapan tersuspensi Keller dan Witbel, 1991. Sedimen terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang berpengaruh negatif terhadap kualitas air. Bahan organik berasal dari biota atau tumbuhan yang membusuk lalu tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur. Bahan anorganik umumnya berasal dari pelapukan batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas kerikil, pasir, lumpur dan liat. Padatan yang mengendap biasanya terdiri dari pasir dan lumpur, berbeda dengan tanah liat yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya, lumpur merupakan padatan yang dapat mengendap jika airnya tidak terguncang. Sedimentasi merupakan suatu proses transport partikel sedimen yang mengandung bahan-bahan organik dan mineral dari daratan ke dalam perairan melalui asosiasi dengan air menjadi material tersuspensi lalu terbawa oleh arus dan gelombang dan akan mengendap ke dasar perairan karena adanya gaya gravitasi. Sedimen yang hanyut tersebut umumnya dari adanya proses erosi baik dari daerah perkotaan maupun daerah pegunungan. Proses sedimentasi melalui tiga tahapan yang pertama adalah pengikisan material dari permukaan tanah karena adanya erosi dari air hujan, yang kedua adalah proses transpor material tersebut dengan adanya arus air baik melalui sungai maupun bentuk aliran air lainnya. Proses yang ketiga adalah pengendapan yang terjadi jika aliran arus mulai terhenti sehingga material yang tersuspensi tersebut akan mengendap ke dasar perairan oleh gaya gravitasi Robertson and Pierce, 1988. Partikel–partikel sedimen memiliki ukuran, bentuk kepadatan dan komposisi yang beraneka ragam. 2.6. Kerang Anadara, sp Menurut Hariati 1984 jenis kerang yang termasuk ekonomis dan digemari masyarakat adalah kerang darah Anadara granosa, kerang bulu Anadara inflata, dan kerang gelatik antiquata. Klasifikasi kerang menurut Barnes 1991 adalah : dunia : Mollusca kelas : Bivalvia sub kelas : Pteriomorphia ordo : Arcoida genus : Anadara species : Anadara Sp Bentuk kerang darah Anadara granosa dan kerang bulu Anadara inflata dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : a b Gambar 3. Bentuk a kerang darah Anadara granosa dan b Kerang bulu Anadara inflata, Barnes, 1991. Ciri khas dari organisme ini adalah merupakan jenis bivalvia yang epibentik lebih melekat pada benang byssus atau semen dari lapisan substratum tetapi keduanya saling bebas, hinge ligmen berbentuk lurus dan insangnya berupa cabang yang berambut. Karakteristik lain dari moluska menurut Brusca 1990 diantaranya adalah simetris bilateral atau keduanya asimetris, memiliki sistem sirkulasi yang terbuka dengan metanephridia yang kompleks dan besar, serta mantel dari kelenjar kerang yang mengeluarkan spikul epidermal calcareous. Kerang memiliki dua ciri khas dua katup yang engsel dorsalnya secara bersama-sama elastis oleh ikatan sendi dan gigi kerang tersebut, kerang menutup dengan otot aduktor, dan kepala rudimentary tanpa mata atau radula.

2.7. Kerang darah Anadara granosa