terdiri dari daging, insang dan hepatopankreas dan selanjutnya mengikuti prosedur American Public Health Association
APHA 1989.
3.3.3. Penentuan konsentrasi logam berat
Penentuan konsentrasi logam berat dilakukan dengan cara langsung untuk sampel air dan cara kering pengabuan untuk sampel padatan. Pembuatan larutan
standar logam berat dengan konsentrasi masing-masing 0,0; 2,0; 4,0; 6,0 dan 8,0 ppm, kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan Atomic Absorption
Spectrofotometry AAS. Konsentrasi sampel diketahui dari hasil pengukuran absorbansi resapan standar dan sampel. Konsentrasi sampel dapat diketahui
dengan hasil bagi dari jumlah resapan sampel As dengan resapan standar Ab dan dikalikan dengan hasil bagi antara konsentrasi standar Cb dengan berat sampel W
prosedur ini menggunakan Standar Nasional Indonesia 1992 No SNI 19-2896-1992. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus dibawah ini.
ppm As =
W Cb
x Ab
As
Keterangan : As = Resapan sampel ppm Cb = Konsentrasi standar µg
Ab = Resapan standar µg W = Berat sampel gram
3.3.4. Pengukuran Kualitas Air
Sebagai data pendukung dilakukan pengukuran terhadap kualitas air laut, dengan parameter 1. Oksigen terlarut DO; 2. Temperatur; 3 pH; 4 kesadahan dan
5 kekeruhan dengan menggunakan prosedur analisa APHA American Public Health Assiociation, 1989. Untuk lebih jelasnya parameter kualitas air, logam berat dalam air
laut, sedimen dan kerang darah Anadara granosa yang diamati dan alat yang digunakan serta tempat melakukan analisis dapat dilihat pada Tabel4.
Tabel 4. Parameter, metode, tempat analisa dan alat yang digunakan No. Parameter
Satuan AlatMetode Tempat Analisis
1. Kualitas Air
a. Fisika - Suhu
o
C Thermometer APHA
In situ - Kekeruhan
NTU TurbidimeterAPHA
In situ b. Kimia
- pH -
pH-meterAPHA In situ
- DO mgL
DO-meterAPHA In situ
- Kesadahan mgL
TitrimetriAPHA laboratorium
2. Logam Berat
a. Air laut - Pb
mgL AASSNI
laboratorium - Cd
mgL AASSNI
laboratorium - Cu
mgL AASSNI
laboratorium b. Sedimen
- Pb mgkg
AASSNI laboratorium
- Cd mgkg
AASSNI laboratorium
- Cu mgkg
AASSNI laboratorium
3. Kerang
a. Daging - Pb
mgkg AASSNI
laboratorium - Cd
mgkg AASSNI
laboratorium - Cu
mgkg AASSNI
laboratorium b. Insang
- Pb mgkg
AASSNI laboratorium
- Cd mgkg
AASSNI laboratorium
- Cu mgkg
AASSNI laboratorium
c. Hepatopankreas hati - Pb
mgkg AASSNI
laboratorium - Cd
mgkg AASSNI
laboratorium - Cu
mgkg AASSNI
laboratorium
3.4. Analisis Data
Data analisis logam berat Pb, Cd dan Cu dalam air pada stasiun pengamatan di bandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu KEPMEN LH No. 51
Tahun 2004 tentang ”Penetapan Baku Mutu Air Laut” sedangkan konsentrasi logam berat dalam organ kerang menggunakan Standar Nasional Indonesia SNI 01-4104
1996 mengenai logam berat dalam makanan dan hasil-hasil perikanan lainnya yang dikonsumsi. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara konsentrasi logam berat Pb,
Cd dan Cu dalam air laut, sedimen dan organ kerang menggunakan analisis regresi korelasihubungan Sudjana, 2001. Rumus koefisien korelasi r adalah sebagai
beri
kut:
2 2
Sy Sx
Sxy
S
xy
=
1 −
− −
∑
n y
y X
X
i i
1
2
− −
∑
n x
x
i
1
2
− −
∑
n y
y
i
Sy
2
= Sx
2
= r =
Keterangan : r = Koefisien korelasi
S
xy
= Sebaran nilai pengamatan x dan y S
x 2
= Keragaman nilai x S
y 2
= Keragaman nilai y
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Propinsi Nusa Tenggara Timur NTT terletak di antara 8 -12
Lintang Selatan hingga 118
-125 Bujur Timur. Secara geografis, Nusa Tenggara Timur terletak di
belahan paling Selatan Indonesia. Di bagian barat berbatasan dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat, di sebelah utara berbatasan dengan Selat Makassar, di timur
berbatasan dengan Propinsi Maluku dan Negara Timor Lorosae serta di selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri atas
566 pulau. Dari jumlah tersebut 246 pulau telah mempunyai nama sedangkan 320 pulau lainnya belum memiliki nama, sementara hanya 42 pulau yang berpenghuni dan
selebihnya hanya merupakan tempat persinggahan nelayan. Kota Kupang memiliki iklim yang sangat tipikal yang dicirikan dengan musim
penghujan 3-4 bulan setiap tahunnya dan jumlah hari hujan 100 hari dengan suhu berkisar antara 23
o
C-34
o
C BPS Kota Kupang, 2003. Kondisi iklim di kota Kupang cenderung tergolong dalam semi-arid lahan kering. Jenis tanah meliputi jenis tanah
mediterania seluas 1.110.807 ha 23,45; litosol seluas 1.903.184 ha 40,19; Alufial seluas 136,250 ha 2,46 grumusol seluas 136,750 ha 2.88 dan regosol seluas
64,250 ha 1,36, kedalaman tanah sekitar 30-60 cm, kondisi ini disebabkan oleh struktur batuan induk berupa koral dan tanah yang terbuka karena vegetasi sangat
terbatas sehingga rentan terhadap erosi. Perairan Teluk Kupang berada di wilayah Pulau Timor yang terdiri dari kawasan
dengan iklim dan lahan yang kering serta tidak subur, sehingga sumberdaya laut dan pantainya dapat menjadi salah satu alternatif dalam upaya pemanfaatan sumberdaya
alam. Kondisi pantai dan perairan di Teluk Kupang dipengaruhi oleh sungai yang bermuara ke Teluk. Sungai yang cukup berpengaruh adalah sungai Kuka di pantai
utara, Sungai Beno, Sungai Nun Kurus di bagian timur serta Sungai Oesao, Sungai Noel Baki, Sungai Manikin, Sungai Oesapa dan Sungai Kalidendeng di pantai selatan.
Secara geografis daerah Kecamatan Alak di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kupang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kupang
BaratKecamatan Maulafa, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kelapa LimaKecamatan Oebobo dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kupang
dan Kecamatan Kupang Barat. Permukaan tanah terdiri dari batu-batuan karang yang tidak rata serta tanah yang berwarna merah dan putih yang berada pada ketinggian
dari permukaan laut di sebelah Selatan 100-250 meter dan di sebelah utara 0-50 meter.