Siklus Hidrologi Kecepatan Arus Velocity Perairan Tergenang

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Air

Sekitar 70 permukaan bumi digenangi air yang jumlahnya kurang lebih 1.368 km 3 . Air tawar bersumber dari sungai, danau, air tanah ground water, dan pegunungan es glacier. Air yang berada di daratan memiliki keterkaitan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu.

2.1.1. Siklus Hidrologi

Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi. Air tawar yang dikonsumsi tersebar secara tidak merata karena adanya perbedaan curah hujan presipitasi tahunan. Wilayah yang kaya akan air terdapat di daerah tropis dan daerah yang memiliki empat musim atau ugahari temperate, sedangkan wilayah yang miskin air terdapat di daerah kering arid dan semi-arid Effendi, 2003. Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi penguapan air sungai, danau, dan laut serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Proses evaporasi yang berlangsung di laut lebih banyak daripada proses evaporasi di perairan daratan. Di laut, proses evaporasi juga melebihi proses presipitasi sehingga lautan merupakan sumber air utama bagi proses presipitasi. Air yang jatuh sebagai hujan tidak semuanya dapat mencapai permukaan tanah, sebagian tertahan oleh vegetasi dan bangunan. Sebagian air yang mencapai permukaan tanah, akan masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah melalui proses infiltrasi dan sebagian lagi mengalir ke badan air sebagai air permukaan Effendi, 2003.

2.1.2. Kecepatan Arus Velocity

Kecepatan arus velocityflow rate suatu badan air sangat berpengaruh terhadap kemampuan badan air tersebut untuk mengeleminasi dan mengangkut bahan pencemar. Pengetahuan akan kecepatan arus digunakan untuk memperkirakan kapan bahan pencemar akan mencapai suatu lokasi tertentu, apabila bagian hulu suatu badan air mengalami pencemaran Effendi, 2003. Kecepatan arus dinyatakan dalam satuan mdetik.

2.1.3. Perairan Tergenang

Perairan tergenang mencakup danau, waduk, rawa dan lain-lain. Perairan tergenang khususnya danau, biasanya dapat mengalami stratifikasi secara vertikal yang dapat mengakibatkan adanya perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu secara vertikal di dalam kolom air. Ciri khas dari danau adalah mempunyai arus yang sangat lambat yaitu sekitar 0,001-0,01 mdetik atau sama sekali tidak ada arus dan jika ada arus pada suatu danau tersebut arus akan bergerak ke berbagai arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi vertikal dan kualitas air hanya tergantung pada musim dan kedalaman Effendi, 2003.

2.1.4. Perairan Mengalir