Hepatosomatic index Ekspresi Gen IGF-1 dan GHR-1

Gambar 4. Ekspresi gen insulin-like growth factor-1 IGF-1, growth hormone receptor -1 GHR- 1, dan β-aktin pada hati dan otak ikan gurame kontrol dan perlakuan pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang rElHP pada jam ke-24 setelah pemberian pakan. A= Hasil elektroforesis DNA; B= Level ekspresi gen IGF- 1β-aktin dan GHR- 1β-aktin. OK24 otak ikan kontrol jam ke-24, OP24 otak ikan perlakuan jam ke-24, HK24 hati ikan kontrol ikan jam ke-24 dan HP24 hati ikan perlakuan ikan jam ke-24.

4.2 Pembahasan

Pertumbuhan ikan perlakuan rElGH pada akhir penelitian tetap lebih tinggi meskipun pemberian rGH telah dihentikan pada minggu ke-8 Gambar 1. Hasil yang serupa juga dilaporkan oleh Promdonkoy et al. 2004 pada ikan koki Carassius auratus yakni peningkatan pertumbuhan bobot tetap diperoleh meskipun perlakuan rGH telah dihentikan selama 4 minggu. Selain menunjukkan peningkatan biomassa total pada perlakuan dosis 3 mgkg pakan, juga menunjukkan peningkatkan SGR dan tinggi badan serta menurunkan tingkat konversi pakan secara signifikan P0,05 dibandingkan dengan kontrol Tabel 2. Peningkatan tersebut disebabkan karena hormon rGH yang diberikan melalui pakan ini diduga dapat diterima oleh reseptor dalam tubuh sehingga memberikan pengaruh yang terjadi melalui mekanisme secara langsung Gambar 4. Selanjutnya, penurunan FCR pada ikan perlakuan disebabkan meningkatnya nafsu makan pada ikan. Kecepatan dalam mengkonsumsi pakan akan menghindari kerusakan pakan akibat pencucian leaching saat pemberian. Selanjutnya cepatnya pakan diterima dan masuk ke dalam saluran pencernaan mengakibatkan proses penyerapan lebih cepat dan lebih baik sehingga menyebabkan pemberian pakan lebih efisien. Hal ini terbukti dari peningkatan konversi pakan Tabel 2. Pemberian rGH dalam menurunkan FCR juga dilaporkan pada ikan salmon Cook et al. 2000; Devlin et al. 2004 ikan nila Hardiantho et al. 2011 dan ikan sidat Handoyo 2012. Penurunan FCR dapat menghemat biaya pakan sebesar 17,5 Lampiran 9 dibandingkan dengan kontrol. Dalam hal ini, untuk mendapatkan produksi sebesar 1 kg daging hanya dibutuhkan biaya pakan sebesar Rp. 14.280,00, sedangkan pada kontrol dibutuhkan biaya pakan sebesar Rp. 17.330,00 Lampiran 9. Hal ini membuktikan bahwa dengan pengaplikasian pakan yang mengandung rGH dapat menghemat biaya dalam produksi ikan gurame. Berdasarkan analisis secara statistik pemberian rGH melalui pakan pada penelitian ini tidak berbeda nyata P0,05 untuk panjang baku dan kelangsungan hidup Tabel 2. Secara rerata, KH perlakuan rElGH 96,30-97,04 terlihat relatif lebih tinggi daripada kontrol 91,11. Hal ini diduga terkait dengan peningkatan daya tahan tubuh terhadap stres akibat kondisisi lingkungan khususnya pH 5-6 relatif rendah. Rerata KH yang relatif lebih tinggi pada ikan yang diberi perlakuan rGH juga telah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya, seperti Handoyo 2012 melaporkan peningkatkan KH benih ikan sidat Anguilla sp. yang diberi pakan mengandung rElGH. Peningkatan KH pada ikan yang diberi rGH disebabkan oleh peningkatan daya tahan ikan terhadap stres dan infeksi penyakit Acosta et al. 2009. Selain itu juga telah dilaporkan oleh Sakai et al. 1997 bahwa pemberian rGH pada ikan rainbow trout juga efektif meningkatkan resistensi terhadap Vibrio anguillarum. Berdasarkan hasil analisis histologis hati ikan yang diberikan pakan yang mengandung rElGH tidak memperlihatkan adanya efek negatif atau kerusakan. Gambaran histologi hati ikan perlakuan dan kontrol relatif sama Gambar 2. Namun demikian, hati ikan perlakuan memiliki ukuran hepatosit yang berukuran lebih besar yang diduga disebabkan oleh akumulasi nutrien dalam hati lebih banyak dibandingkan dengan kontrol. Hal ini didukung dengan meningkatnya HSI pada ikan perlakuan Gambar 3, di mana hati ikan perlakuan lebih besar 16,12 dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan HSI erat kaitannya dengan peningkatan ukuran hepatosit. Hal ini sejalan dengan Kwalska et al. 2011 yang mengemukakan bahwa meningkatnya HSI karena meningkatnya ukuran hepatosit dalam hati. Selanjutnya Genten et al. 2009 menyatakan bahwa hati memiliki