Pembuatan Pakan Mengandung rGH Pembuatan pakan mengandung rGH dilakukan dengan cara

pakan yang telah diberi protein rElGH-HP55 dengan dosis berbeda 0; 0,3; 3,0; dan 30 mgkg pakan. Setiap perlakuan diberi 3 kali ulangan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari. Pakan mengandung rElGH-HP55 diberikan 2 kali dalam seminggu dengan tingkat pemberian pakan 5 dari bobot tubuh. Pemberian pakan mengandung rElGH diberikan satu kali pada pagi hari. Bobot ikan diukur setiap 2 minggu. Penghitungan kelangsungan hidup KH dilakukan pada akhir pemeliharaan. Panjang baku dan tinggi badan diukur pada semua ikan tiap perlakuan pada akhir pemeliharaan. Proksimat daging ikan awal, ikan dari perlakuan dosis terbaik, dan kontrol dianalisis pada akhir penelitian. Organ hati diambil masing-masing secara acak dari satu ekor ikan untuk perlakuan terbaik dan kontrol pada akhir penelitian untuk analisis histologis. Begitu juga untuk sampel analisis ekspresi gen IGF-1, dan GHR-1. Selanjutnya, pengukuran hepatosomatic index juga dilakukan dengan mengukur bobot tubuh dan hati masing-masing 15 ekor ikan tiap perlakuan terbaik dan kontrol. Selain itu, sebagai data penunjang dilakukan pengukuran kualitas air kolam suhu, pH, amoniak, nitrit dan oksigen terlarut selama pemeliharaan.

3.5 Analisis Hepatosomatic Index HSI

HSI diukur dengan menimbang bobot hati dibandingkan dengan bobot tubuh ikan gurame hasil perlakuan terbaik dan kontrol. Pada akhir pemeliharaan sampel ikan perlakuan terbaik dan kontrol diambil masing-masing sebanyak 15 ekor, kemudian dimatikan, dan ditimbang bobot tubuh dan hati dari masing- masing ikan. Selanjutnya dilakukan perhitungan HSI pada kedua perlakuan tersebut. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

3.6 Analisis Proksimat Pakan dan Komposisi Tubuh AOAC 1984

Analisis proksimat terhadap pakan yang digunakan dan ikan perlakuan terbaik dan kontrol dilakukan pada Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Analisis tersebut berupa kadar protein kasar yang dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldahl, kadar lemak dengan metode sochlet, kadar abu dengan pemanasan sampel dalam tanur bersuhu 600 °C, karbohidrat menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan, dan kadar air dengan metode pemanasan