62 Tabel 16. Perubahan nilai koefisien kekasaran pada kondisi banjir di Segmen 2
h cm
A m
2
i R
Q m
3
det n
kumulatif V
mdet n
design V
design mdet
Q design
m
3
det 100
9,170 0,012 0,63
0,042 0,173
0,005 -
- -
200 18,352 0,012 1,26
0,337 0,173
0,018 -
- -
300 30,032 0,012 1,68
1,555 0,109
0,052 -
- -
400 41,712 0,012 1,93
6,215 0,050
0,149 -
- -
500 172,710 0,012 6,31 605,555
0,041 1,942
- -
- 600 344,500 0,012 10,43 2498,427
0,030 7,252
0,120 1,813 624,607
Pada Tabel 16, banjir terjadi pada ketinggian diatas 500 cm. Pada ketinggian muka air 600 cm, debit air banjir mencapai 2498,427 m
3
det dengan kecepatan 7,252 mdet dan nilai koefisien kekasaran 0,030. Untuk dapat
mengurangi kecepatan air dan debit air maka nilai koefisien kekasaran harus diperbesar. Nilai koefisien kekasaran yang baru diperbesar menjadi 0,120
sehingga kecepatan aliran berkurang menjadi 1,831 mdet dan debit banjir berkurang menjadi 624,607 m
3
det. Nilai koefisien kekasaran tersebut dapat diperbesar dengan memperbesar hambatan yang ada di sungai yaitu dengan
menambahkan tanaman
5.6. Desain Pengelolaan Sungai Berbasis Konsep Ekohidraulika
Kondisi Sungai Ciliwung menuntut adanya tindakan pengelolaan. Konsep pengelolaan sungai secara ekohidraulik dapat dilakukan dengan melakukan
pengaturan tataguna lahan di bantaran sungai yang dapat memperkecil kecepatan air.Selanjutnya berdasarkan hasil analisis hidraulika maka dibuat desain
pengelolaan sungai pada setiap lokasi. Desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulik adalah mendesain vegetasi tanaman pada bantaran sungai dan area
dataran banjir, dan menjadikannya sebagai areal banjir. Adapun pengaruh vegetasi pada bantaran dan dataran banjir sungai tergantung pada tingkat kekasarannya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin besar diameter pohon, maka kekasaran daerah bantaran semakin tinggi pula. Akibatnya kecepatan air
63 juga dapat direduksi. Hal ini sesuai dengan uraian Maryono 2005 bahwa pada
sungai alamiah berbentuk mendekati trapesium, dimana bagian bantarannya bervegetasi lebat, akan terjadi interaksi yang lebar dan proses kehilangan energi
akibat gesekan kecepatan dari antar tampang. Aliran yang relatif cepat pada sungai utama mendesak ke daerah bantaran dan keluar lagi dengan kecepatan
yang lebih rendah. Adanya daerah interaksi ini maka akan terjadi reduksi kecepatan secara keseluruhan.
Tingkat kekasaran daerah bantaran dipengaruhi oleh diameter vegetasi, jarak tanaman dan lebar bantaran sungai. Pada penelitian ini, pelebaran bantaran
sungai akan sangat sulit dilakukan karena sepanjang kanan kiri sungai sudah merupakan kawasan permukiman padat penduduk. Oleh karena itu, desain
pengelolaan sungai berbasis ekohidraulika, dilakukan dengan menafaatkan area dataran banjir floodplain dengan semaksimal mungkin.
Salah satu hal yang dapat dilakukan di lokasi penelitian ini, dengan kondisi yang sama luas penampang dan debit banjir yang sama tetapi dapat
menahan air selama mungkin di hulu sehingga bisa terserap atau infiltrasi ke dalam tanah maka harus menurunkan kecepatan air. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperbesar koefisien kekasaran yang telah ada dengan cara menambahkan hambatan pada tebing sungai maupun pada bantaran sungai
terutama pada lokasi Segmen 1 dan Segmen 2. Desain pengelolaan sungai yang dibuat dengan menambahkan vegetasi
pada area dataran banjir untuk menurunkan kecepatan aliran pada saat banjir. Sebagai bahan pertimbangan dalam hal biaya dan adaptasi cepat dan sukses dari
lingkungan lokal, disarankan menggunakan vegetasi yang saat ini dilokasi.
64
LEGENDA
Gambar 30. Desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulika pada
bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Sempur
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
64
65 Gambar 31. Desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulika di lokasi Segmen 1
65
Penambahan tanaman di area dataran banjir
Penambahan tanaman di bantaran sungai
Badan sungai
66 Gambar 32. Desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulika di lokasi Segmen 2
66
6 2
Penambahan tanaman di bantaran sungai
Penambahan tanaman di area dataran banjir
Badan sungai Penambahan balok-balok
kayu untuk mengurangi kecepatan aliran air
67 Gambar 43. Desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulika di lokasi Segmen 3
Penambahan tanaman di bantaran sungai
Penambahan tanaman di area dataran banjir
Badan sungai
67
68 Gambar 34. Desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulika di lokasi Segmen 4
68
Penambahan tanaman di bantaran sungai
Penambahan tanaman di area dataran banjir
Badan sungai Pemasangan batu-batu
besar untuk mengurangi kecepatan aliran air
69 Gambar 35.Contoh desain pengelolaan sungai dengan konsep ekohidraulika
69
70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan