35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Batas Sempadan atau Bantaran Sungai
Dalam  UU  No.  7  Tahun  2004  tentang  Sumber  Daya  Air,  dinyatakan bahwa  sungai  merupakan  salah  satu  bentuk  alur  air  permukaan  yang  harus
dikelola  secara  menyeluruh,  terpadu  berwawasan  lingkungan  hidup  dengan mewujudkan  kemanfaatan  sumber  daya  air  yang  berkelanjutan  untuk  sebesar-
besarnya  kemakmuran  rakyat.  Dengan  demikian  sungai  harus  dilindungi  dan dijaga kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya, dan dikendalikan
dampak negatif terhadap lingkungannya. Dalam rangka mewujudkan kemanfaatan sungai  serta  mengendalikan  kerusakan  sungai,  perlu  ditetapkan  garis  sempadan
sungai,  yaitu  garis  batas  perlindungan  sungai.  Garis  sempadan  sungai  ini selanjutnya  akan  menjadi  acuan  pokok  dalam  kegiatan  pemanfaatan  dan
perlindungan sungai serta sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai. Lebar  sempadan  sungai,  dapat  ditentukan  berdasarkan  hitungan  banjir
rencana  dan  berdasarkan  kajian  fisik  ekologi,  hidraulik  dan  morphologi  sungai langsung  di  lapangan.  Penentuan  lebar  sempadan  sungai  dengan  metode  banjir
rencana pada umumnya mengalami kesulitan implementasi di masyarakat, karena masyarakat kesulitan dalam memahami arti hitungan banjir rencana. Sementara di
era  otonomi,  pihak  yang  berwenang  tidak  dapat  mengimplementasikan  segala sesuatu  tanpa  persetujuan  masyarakat.  Penentuan  berdasarkan  data  ekologi,
morphologi dan hidraulik, dapat lebih mudah dimengerti oleh masyarakat, karena batasan  morphologi,  ekologi  dan  hidraulik  dapat  dilihat  secara  langsung  di
lapangan. Untuk  penentuan  sempadan  sungai  di  Kota  Bogor  didasarkan  pada
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kawasan  Lindung.  Yang  dimaksud  dengan  Sempadan  Sungai  adalah  Sempadan
Sungai  adalah  kawasan  sepanjang  kiri  kanan  sungai,  termasuk  pada  sungai buatankanalsaluranirigasi  primer  yang  mempunyai  manfaat  penting  untuk
mempertahankan  kelestarian  fungsi  sungai.  Penetapan  sempadan  sungai  ini dimaksudkan untuk pengamanan prasarana fisik sungaisaluran serta penataan dan
36 penertiban  terutama  akibat  keberadaan  pengembangan  bangunan-bangunan  yang
dapat  berakibat  terganggunya  daerah  aliran  air  dalam  saluran.  Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai darikegiatan
manusia yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai serta mengamankan aliran sungai.
Dalam  peraturan  tersebut,  pada  Bagian  Kedua  tentang  Kawasan Perlindungan Setempat  Paragraf 2 tentang Sepadan Sungai  Pasal  14  menyatakan
bahwa  kriteria  sempadan  sungai  untuk  wilayah  Provinsi  Jawa  Barat  adalah sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya 5 meter diukur dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul
pada  sungai  bertanggul  di  kawasan  perdesaan  dan  sekurang-kurangnya  3 meter diukur dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul pada sungai bertanggul
di kawasan perkotaan; 2.
Sekurang-kurangnya  10  meter  dihitung  dari  tepi  sungai  untuk  sungai  tidak bertanggul  di  dalam  kawasan  perkotaan  yang  mempunyai  kedalaman  tidak
lebih besar dari 3 meter; 3.
Sekurang-kurangnya  15  meter  dihitung  dari  tepi  sungai  untuk  sungai  tidak bertanggul  di  dalam  kawasan  perkotaan  yang  mempunyai  kedalaman  lebih
besar dari 3 meter sampai dengan 20 meter; 4.
Sekurang-kurangnya  30  meter  dihitung  dari  tepi  sungai  untuk  sungai  tidak bertanggul  di  dalam  kawasan  perkotaan  yang  mempunyai  kedalaman
maksimum lebih dari 20 meter; 5.
Sekurang-kurangnya  100  meter  dari  tepi  sungai  untuk  sungai  yang terpengaruh pasang surut air laut;
6. Garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan, adalah
tepi bahu jalan yang bersangkutan.
Berdasarkan Perda Provinsi Jawa Barat No 2 Tahun 2006 tersebut, Sungai Ciliwung  yang melewati Kelurahan Sempur seharusnya memiliki sempadan atau
bantaran sungai ssekurang-kurangnya 15 meter di hitung dari tepi sungai. Namun berdasarkan  pengamatan  di  lapangan,  daerah  penelitian  yaitu  Sungai  Ciliwung
yang  melintas  di  Kelurahan  Sempur  tidak  memenuhi  peraturan  tersebut.  Pada
37 sempadan  sebelah  kiri  sungai,  pada  daerah  ini  sudah  tidak  memiliki  sempadan
sungai  karena  bangunan  berdiri  secara  langsung  di  tepi  sungai.  Sedangkan sempadan di sebelah kanan meskipun masih memiliki sempadan sungai sekitar 2
meter  sampai  dengan  3  meter,  namun  tetap  tidak  memenuhi  kriteria  sempadan menurut peraturan tersebut.
5.2. Penentuan Tipe Bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Sempur