Tahun 2010 diisi dengan peningkatan nilai DSCR secara drastis oleh LSIP, MBAI, dan BISI. Peningkatan juga terjadi pada AALI, dimana AALI dan
LSIP berhasil keluar dari kondisi emergence financial distress. SGRO mengalami penurunan, namun masih memiliki nilai DSCR yang cukup tinggi bila
dibandingkan dengan perusahaan lainnya. SMAR, UNSP, TBLA, CPRO, dan DSFI mengalami penurunan DSCR dan berada sangat jauh dari kelima
perusahaan lainnya. Secara umum dapat dinyatakan bahwa subsektor crops dan husbandry mengalami peningkatan, subsektor plantations berfluktuatif, dan
subsektor fishery mengalami penurunan kemampuan pelunasan hutang.
4.2. Hasil Uji Hausman Test Data Panel
Uji Hausman Test dilakukan dengan menggunakan alat analisis Eviews
5.1. sebagaimana dilihat pada Lampiran 1. Nilai p-value adalah 0,0046 yang
lebih kecil dari nilai α, serta nilai lebih besar dari nilai
,
, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah fixed effect model FEM. Pada
model ini, diasumsikan bahwa koefisien slope konstan antar waktu dan anggota panel dengan intersep bervariasi antar anggota panel time invariant. Penggunaan
model FEM harus menggunakan penaksiran model OLS Ordinary Least Square, dimana variabel penelitian yang digunakan bersifat BLUE Best Linear Unbiased
Estimator. Asumsi yang harus dipenuhi dalam penaksiran metode OLS adalah sampel penelitian terdistribusi normal, tidak terjadi masalah autokorelasi, syarat
homoskedastisitas, dan tidak terjadi masalah multikolinieritas.
4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik Otokorelasi Pada Lampiran 3 dapat dilihat hasil uji otokolerasi dengan metode
Breusch Godfrey. Nilai R
2
yang diperoleh sebesar 0,064, sehingga nilai chi-square dapat diperoleh dengan mengalikan nilai R
2
dengan hasil pengurangan jumlah sampel, yaitu 50, dengan banyaknya lag residual yang digunakan, yaitu 2.
Diperoleh nilai chi-square sebesar 3,072 yang lebih kecil dari nilai chi-square tabel yaitu 5,991. Maka dapat disimpulkan model persamaan regresi tidak
memiliki masalah otokorelasi.
4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Pada Lampiran 4 terdapat hasil uji asumsi klasik multikolinieritas yang
dilakukan dengan menggunakan SPSS 16. Penggunaan alat analisis yang berbeda ditujukan untuk mempermudah penelitian dalam melakukan uji asumsi klasik
multikolinieritas dengan menggunakan data panel yang sama. Hasil uji klasik menunjukkan nilai VIF seluruh variabel kurang dari 10, maka dapat disimpulkan
bahwa model tidak memiliki masalah multikolinieritas.
4.5. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas Dapat dilihat hasil uji heteroskedastisitas pada Lampiran 5 membuktikan
bahwa model tidak mengandung masalah heteroskedastisitas. Dengan menggunakan metode Glejser, diperoleh p-value seluruh variabel independen
terhadap nilai absolut residualnya lebih besar dari nilai α 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa model bebas dari gejala heteroskedastisitas, atau mengalami
homoskedastisitas.
4.6. Prediksi Financial Distress Sektor Agrikultur Indonesia