dengan kebutuhan materi saja tetapi sesungguhnya mencakup juga kepada seluruh aspek kehidupan anaknya, termasuk di dalamnya aspek pendidikan seksual.
Persepsi orangtua adalah tanggapan pihak utama yang bertanggung jawab terhadap keselamatan putra dan putrinya baik dalam hal khususnya dalam hal seks
bebas oleh karena itu orangtua harus mempunyai persepsi yang positif tentang pendidikan seks bagi remaja.
2.3. Remaja
2.3.1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence inggris bera sal dari bahasa latin “adolescere”
yang berarti tumbuh ke arah kematangan. kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologis.
sedangkan menurut World Health Organization WHO, defenisi remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak-kanak dan dewasa.
batasan usia remaja menuru WHO adalah 12-24 tahun. menurut menteri kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Widyastuti, 2011. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. perubahan tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari
karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. yang dimaksud perubahan seks primer oleh keturunan anak. misalnya testis, kelenjar prostat,
penis remaja laki-laki vagina, ovarium, uterus remaja wanita sedangkan perubahan seks sekunder ialah perubahan-perubahan organ seksual yang semakin
matang sehingga dapat berfungsi untuk melakukan proses reproduksi, dimana seorang individu dapat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis dan
dapat memper tanda-tanda identitas seks seseorang yang diketahui melalui penampakan postur fisik akibat kematangan seks primer. untuk remaja laki-laki
misalnya: jakun, bentuk tubuh segitiga, suara membesar, kumis, jenggot, sedangkan remaja wanita misalnya: kulit halus, bentuk tubuh guitar body, suara
melengking tinggi dan rambut kemaluan pada vagina Dariyo, 2004. Mengenai para remaja yang telah mencapai usia baligh dan kecenderungan
seksual mereka yang mulai muncul, kelenjar-kelenjar seksual mulai beraktifitas dan memproduksi hormon-hormon yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik
dan kejiwaan pada para remaja. hal tersebut mendapatkan sebuah kondisi yang mungkin sangat sulit untuk dihadapi oleh sebagian orangtua dan pendidik.
perubahan kecenderungan terhadap lawan jenis dan kadang kecenderungan pada penyimpangan akan tampak, dan masalah ini sampai batas tertentu akan
menyibukkan benak dan pikiran mereka. dari sisi ini, mereka tidak mengetahui reaksi yang seharusnya mereka tunjukkan dan cara bersikap terhadap kebutuhan
dalam diri mereka Samadi, 2004. Usia remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. perubahan ini secara psikologis membuat anak-anak usia remaja selalu ingin mencoba tantangan baru yang belum pernah diperoleh di masa kanak-kanak.
kecenderungan ingin mencoba hal baru, bahkan cenderung memberontak dari kemapanan, semakin diperparah dengan berbagai informasi dan tayangan media
tanpa sensor yang dapat diperoleh dengan berbagai cara.