d. Indeks Keseragaman Makrozoobentos
Keseimbangan penyebaran suatu spesies dalam komunitas dapat diketahui dari Indeks keseragaman Brower et al. 1998 yang dinyatakan sebagai :
E’ = H’H’ Max
dengan : E’ = Indeks Keseragaman
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
H’ Max = Log
2
S
S = Jumlah spesies Krebs 1985 menyatakan bahwa kategori penilaian tingkat keseragaman
berdasarkan Indeks Keseragaman E = Equitabilitas adalah sebagai berikut : 0 E
≤ 0,5 = Komunitas Tertekan
0,5 E ≤ 0,75 = Komunitas Labil
0,75 E ≤ 1
= Komunitas Stabil
e. Indeks Dominansi Simpson
Dominansi dari suatu spesies dalam komunitas dapat diketahui dari hasil analisis dengan menggunakan Indeks Dominansi Simpson yang dinyatakan
sebagai :
C = ∑ niN
2
dengan : C
= Indeks Dominansi Simpson Ni
= Jumlah individu spesies ke-i N
= Jumlah total individu setiap spesies Kategori penilaian tingkat dominansi berdasarkan Indeks Simpson adalah
sebagai berikut Odum 1983: 0 C
≤ 0,5 = Komunitas Tertekan
0,5 C ≤ 0,75 = Komunitas Labil
0,75 C ≤ 1
= Komunitas Stabil
f. Korelasi Kerapatan Lamun dengan Kepadatan Makrozoobentos
Analisis Korelasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan asosiasi atau hubungan linier antara dua variabel, dalam hal ini hubungan linier
antara kerapatan lamun dengan kepadatan makrozoobentos. Analisis Korelasi ini tidak menunjukkan hubungan fungsional atau tidak membedakan antara variabel
dependen dan variabel independen. Analisis Korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Korelasi Pearson-Product Moment yang dinyatakan sebagai :
r
=
∑ ∑
∑ ∑
– ∑ ∑
– ∑
dengan : r
= Koefisien Korelasi Xi
= Jumlah tegakan lamun Yi
= Jumlah individu makrozoobentos N
= Jumlah data Nilai koefisien r berkisar antara -1 sampai dengan 1 yang menggambarkan
beberapa kemungkinan bentuk hubungan antara dua variabel, yaitu Supranto 1986 dalam Irawan 2003:
r = -1, hubungan x dan y sempurna dan negatif r = 0, hubungan x dan y lemah sekali atau tidak ada hubungan
r = 1, hubungan x dan y sempurna dan positif Besar kecilnya konstribusi kerapatan lamun xi terhadap fluktusi kepadatan
makrozoobentos dapat ditentukan melalui Koefisien Determinasi:
KD = r
2
dengan : KD = Indeks Dominansi Simpson
r = Korelasi Pearson Product Moment
3.6.3 Sebaran Karakteristik Fisik-Kimia Padang Lamun Habitat
Sebaran karakteristik fisik-kimia dari padang lamun sebagai habitat bagi makrozoobentos, dapat dianalisis melalui suatu statistika multi-variabel yang
disebut Principal Component Analysis PCA atau Analisis Komponen Utama. Principal Component Analysis PCA tergolong statistika deskriptif yang
menggambarkan hubungan antara parameter lingkungan fisik-kimia dengan habitat stasiun dalam bentuk grafik.
Matriks data tabel terdiri atas dua bagian, yaitu: stasiun penelitian yang ditempatkan sebagai individu statistik dalam bentuk baris dan parameter
lingkungan fisik-kimia sebagai variabel kuantitatif yang ditempatkan dalam bentuk kolom Bengen 2000.
Data dari parameter fisik dan kimia yang dimasukkan seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut dan kedalaman, tidak mempunyai unit pengukuran dan
skala yang sama sehingga harus dinormalisasi melalui pemusatan dan pereduksian terlebih dahulu. Dengan demikian, hasil dari Principal Component Analysis
PCA atau Analisis Komponen Utama, lebih bersifat sintetik karena berasal dari kombinasi linier dari nilai-nilai parameter inisial Ludwig dan Reynolds 1988;
Legendre dan Legendre 1998; Bengen 2000. Pemusatan merupakan salah satu proses normalisasi data yang dilakukan
dengan mencari selisih antara nilai parameter inisial dengan nilai rata-rata parameter atau dapat dinyatakan sebagai:
C
ij
=
ij
-
i
dengan :
C
ij
= Nilai pemusatan
X
ij
= Nilai parameter inisial
X
i
= Nilai rata-rata parameter Proses normalisasi data selanjutnya adalah pereduksian yang dilakukan
dengan membagi nilai pemusatan dengan nilai simpangan baku dari parameter yang dirumuskan sebagai:
R
ij
= C
ij
- Sd
ij
dengan :
R
ij
= Nilai reduksi
C
ij
= Nilai pemusatan
Sd
ij
= Nilai simpangan baku parameter Pengolahan data yang dilakukan dalam Principle Component Analysis
PCA pada dasarnya adalah dengan membandingkan jarak Euclidean antara stasiun yang satu dengan yang lain. Jarak Euclidean diperoleh dari kuadrat
perbedaan antara stasiun untuk parameter fisika-kimia yang berkoresponden. Menurut Legendre dan Legendre 1998, jarak Euclidean dinyatakan dengan
persamaan:
I,I’
=
∑
′
′
dengan :
d = Jarak Euclidean
I,I’ = Dua stasiun pada baris
j = Parameter fisik-kimia pada kolom yang bervariasi dari 1 hingga p
Parameter lingkungan dari dua buah stasiun yang diperbandingkan akan semakin mirip jika keduanya memiliki jarak Euclidean yang berdekatan.
Sebaliknya, jika jarak Euclidean semakin besarjauh, maka parameter lingkungan diantara kedua stasiun akan semakin berbeda pula. Pada penelitian ini, sebaran
karakteristik fisik-kimia parameter lingkungan dari tiap stasiun akan di analisis dengan menggunakan perangkat lunak Statistica versi 6 Clarke dan Gorley 2006.
3.6.4 Sebaran Spasial Komunitas Makrozoobentos dan Asosiasinya dengan Karakteristik Habitat
Sebaran spasial makrozoobentos yang berasosiasi dengan lamun pada tiap- tiap stasiun penelitian stasiun lamun dan kontrol, dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik dengan menggunakan statistika multi-variabel yang disebut Analisis Korespondensi atau Correspondence Analysis Ludwig Reynolds 1988;
Legendre Legendre 1998; Bengen 2000.
Analisis Korespondensi mengolah suatu matriks data yang terdapat dalam sebuah tabel kontingensi yang menempatkan data spesies makrozoobentos
sebagai baris i dan stasiun penelitian atau karakteristik habitat sebagai kolom j. Analisis korespondensi bekerja dengan membandingkan jarak Khi-Kuadrat antara
tiap-tiap stasiun. Jarak Khi Kuadrat dihitung dengan persamaan:
I,I’
=
∑
′ ′
dengan :
d = Jarak Khi-Kuadrat
I,I’ = Dua stasiun pada baris
X
i
= Jumlah baris i untuk semua kolom
X
j
= Jumlah kolom j untuk semua baris Pada penelitian ini, pengolahan data sebaran struktur komunitas Analisis
Korespondensi Correspondence Analysis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Statistica versi 6 Clarke dan Gorley 2006.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian