3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian struktur komunitas makrozoobentos ini dilakukan selama 2 tahun 2009-2011 dengan uraian tahapan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Pulau Bone Batang, Kecamatan Ujung Tanah Kotamadya Makassar, Sulawesi Selatan. Pulau Bone Batang terletak di pantai
barat Sulawesi Selatan kurang lebih 12 km arah barat daya kota Makassar. Sebagian besar pulau terbentuk dari hamparan pasir karbonat yang dikelilingi oleh
karang tepi Kneer 2006; Vonk 2008. Pulau Bone Batang merupakan pulau kosong yang tidak dihuni oleh penduduk, tanpa vegetasi dan nyaris tenggelam
saat pasang tertinggi sehingga hampir tampak seperti gosong “sand bank”. Bone Batang memanjang dari arah utara-selatan dengan luas sekitar 1,80 ha. Area
rataan terumbu diperkirakan mencapai luas sekitar 98,02 ha. Sebagian besar rataan terumbu yang dangkal di Pulau Bone Batang,
terdapat di sisi barat dan selatan. Sebaliknya, rataan terumbu di sisi timur tergolong sempit dengan topografi yang curam dan dalam. Sedimen pasir dalam
volume yang besar menumpuk di sisi utara dan selatan. Pergerakan sedimen ini sangat dinamis mengikuti pola arus dan gelombang sehingga sangat berpengaruh
terhadap habitat lamun di sekitarnya. Akibat penambangan pasir secara ilegal yang dilakukan oleh nelayan dari pulau-pulau di sekitarnya, luasan Pulau Bone
Batang terus menyusut. Pengamatan terakhir yang dilakukan pada bulan Agustus 2010 menunjukkan, bahwa pulau ini telah tenggelam saat pasang tertinggi.
Bone Batang termasuk salah satu pulau pasir kecil tanpa vegetasi, dengan rataan terumbu dan hamparan padang lamun yang luas. Berdasarkan zona ekologi
yang ditetapkan oleh Hutchinson 1945 dalam Moll 1993, Bone Batang terletak di zona ketiga atau zona tengah bagian luar dari Kepulauan Spermonde. Pengaruh
daratan utama Sulawesi terhadap kondisi perairan di Pulau Bone Batang relatif kecil, yang ditandai dengan rendahnya kandungan bahan organik dan partikel
sedimen halus lempunglanau di perairan sekitar pulau tersebut Samawi 2001.
Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian Sumber: Moll 1983. Pulau-pulau kecil di Kepulauan Spermonde termasuk Bone Batang
memiliki bentuk yang khas. Rataan terumbu yang dangkal dan luas umumnya dapat ditemukan di sisi barat dan selatan. Sebaliknya, rataan terumbu di sisi timur,
tergolong curam dan dalam. Pulau-pulau ini terbentuk dari hasil endapan material kalsium karbonat. Iklim tergolong tropis yang mendapat pengaruh dari angin
Muson. Pada bulan Mei-Oktober, angin yang banyak membawa hujan bergerak dari arah barat daya. Sedangkan bulan November-April, angin yang menimbulkan
gelombang besar bergerak dari arah tenggara Erftemeijer dan Herman 1994.
3.1.3 Pembagian Stasiun Penelitian
Pada penelitian ini, daerah sampling dibagi menjadi 16 stasiun berdasarkan tipe habitat lamun yang terdapat di Pulau Bone Batang Gambar 3. Waycott et al.
2004, membagi habitat lamun di daerah Indo-Pasifik Barat termasuk Indonesia menjadi 6 tipe habitat, berdasarkan faktor lingkungan yang mempengaruhinya,
yaitu: daerah intertidal, subtidal, rataan terumbu karang, perairan dalam, muara sungai dan pantai daratan utama. Tiga tipe habitat lamun pertama, yaitu: intertidal,
subtidal dan rataan terumbu karang dapat ditemukan di Pulau Bone Batang.
Sedangkan tipe habitat lamun di perairan dalam dengan kedalaman lebih dari 15 m, belum dapat dipastikan keberadaannya.
Gambar 3 Pembagian stasiun penelitian di Pulau Bone Batang.
Penempatan lokasi stasiun dilakukan secara selektif berdasarkan hasil observasi awal. Observasi awal secara umum dilakukan melalui pengamatan
visual dengan mengelilingi pulau menggunakan speedboat pada kecepatan rendah. Kegiatan observasi yang lebih detail, dilakukan dengan cara snorkelling di daerah
lamun dan rataan terumbu di sekitar pulau. Hasil observasi awal menunjukkan adanya beberapa tipe habitat lamun di Pulau Bone Batang.
Lamun di Pulau Bone Batang umumnya tumbuh mengelompok patchy, didominasi oleh komunitas campuran yang terdiri dari beberapa spesies. Vegetasi
lamun yang tumbuh, tidak membentuk suatu hamparan yang utuh, karena banyak diselingi oleh daerah kosong bare area yang tidak ditumbuhi lamun. Daerah ini
umumnya berbentuk seperti lubang-lubang besar yang didominasi substrat kerikil atau pasir kasar. Lubang ini sedikit lebih dalam dibandingkan dengan daerah di
sekelilingnya yang ditumbuhi oleh lamun dan dikenal dengan sebutan “blow-out.” Kneer 2006. Jenis lamun didominasi oleh Cymodocea, Halodule dan Thalassia.
Gambar 4 Stasiun utama lamun dan kontrol tanpa lamun
Berdasarkan hasil observasi awal, ditetapkan 16 lokasi atau titik sebagai stasiun. Delapan stasiun pertama stasiun 1-8 diputuskan menjadi stasiun utama
yang ditempatkan pada tipe habitat yang ditumbuhi lamun. Selanjutnya, delapan stasiun berikutnya stasiun 9-16 difungsikan sebagai stasiun kontrol yang
ditempatkan di daerah kosong bare area yang tidak ditumbuhi lamun, di sekitar stasiun utama. Karakteristik dari masing-masing stasiun diuraikan sebagai berikut:
Stasiun 1 ditempatkan di habitat lamun yang tumbuh di sekitar komunitas terumbu karang reef. Substrat di sisi barat Pulau Bone Batang ini sebagian besar
didominasi oleh karang keras. Ketebalan substrat berpasir umumnya jarang melebihi 1 meter. Stasiun 9 kontrol ditempatkan di daerah kosong tanpa lamun
tidak jauh dari stasiun 1 Gambar 3. Stasiun 2 terletak di habitat lamun daerah intertidal di sisi barat pulau. Posisi
stasiun ini berada tidak jauh dari tepi pantai Gambar 3. Sebuah cekungan kecil memanjang yang menyerupai kolam tide pool ditemukan di stasiun ini. Titik ini
didominasi oleh substrat berpasir dengan ketebalan sedimen lebih dari 1 meter. Saat surut terendah, sebagian besar substrat dan komunitas lamun akan muncul ke
permukaan selama beberapa jam. Stasiun 10 kontrol berada di daerah kosong tanpa lamun tidak jauh dari stasiun 2.
Stasiun 3 berposisi di sisi timur pulau Bone Batang. Habitat lamun di daerah ini tergolong tipe habitat intertidal yang akan terekspose saat surut rendah. Stasiun
ini tergolong labil karena pergerakan sedimen yang aktif sepanjang tahun. Sebagian komunitas lamun yang ada tidak akan bertahan lama, karena tertimbun
oleh material pasir yang bergerak akibat terbawa arus dan gelombang. Stasiun 11 kontrol berada di daerah kosong tanpa lamun tidak jauh dari stasiun 3.
Stasiun 4 dicirikan oleh topografinya yang sangat curam. Habitat lamun termasuk tipe subtidal yang selalu berada di dalam kolom air sepanjang tahun.
Daerah ini tidak pernah terekspose ke permukaan, meskipun terjadi surut terendah sekalipun. Ciri yang sangat khas dari stasiun ini adalah banyaknya kerang kapak
Pinna bicolor berukuran besar yang tumbuh di dasar substrat. Stasiun 12 kontrol berada di daerah kosong tanpa lamun tidak jauh dari stasiun 4 Gambar 3.
Stasiun 5 berada di ujung utara Pulau Bone Batang. Daerah ini dicirikan oleh pasang surut yang tinggi dengan arus gelombang yang kuat. Habitat lamun
tergolong tipe intertidal yang akan terekspose ke permukaan saat surut terendah. Substrat didominasi oleh pasir dengan proporsi kerikil dan pecahan karang
rubble yang cukup besar. Spesies lamun didominasi oleh Halodule uninervis dengan kerapatan yang tinggi. Stasiun 13 kontrol berada di daerah kosong tanpa
lamun tidak jauh dari stasiun 5 Gambar 3. Stasiun 6 terletak di ujung selatan Pulau Bone Batang. Area ini sangat
landai dan dangkal dengan hamparan substrat berpasir yang luas. Tipe habitat lamun termasuk tipe intertidal yang akan terekspose saat surut terendah. Stasiun
14 kontrol berada di daerah kosong tanpa lamun tidak jauh dari stasiun 6. Stasiun 7 berada di sisi barat Pulau Bone Batang. Daerah di sekitar stasiun
ini didominasi oleh suatu gundukan atau akumulasi pasir dengan volume yang sangat besar. Kumpulan pasir ini sifatnya labil dan dinamis, berubah-ubah bentuk
mengikuti arus dan gelombang musiman yang juga berubah sepanjang tahun. Posisi stasiun, berada di daerah lamun yang landai, dengan habitat lamun
tergolong tipe intertidal. Stasiun 15 kontrol terletak di daerah kosong tanpa lamun tidak jauh dari stasiun 7 Gambar 3.
Stasiun 8 berada di sisi tenggara Pulau Bone Batang. Topografi daerah ini termasuk curam dan dalam. Tipe habitat lamun tergolong subtidal yang akan
selalu berada di bawah permukaan air sepanjang tahun. Substrat stasiun ini didominasi oleh pasir dengan ukuran butiran yang lebih halus dibandingkan
dengan stasiun lainnya. Ciri khas dari stasiun ini adalah dominannya tegakan lamun dari jenis Enhalus acoroides. Stasiun 16 kontrol terletak di daerah kosong
tanpa lamun tidak jauh dari stasiun 8 Gambar 3.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat