Indeks Kesamaan Bray-Curtis B = Kepadatan Makrozoobentos Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Indeks Keseragaman Makrozoobentos

peran yang besar dalam komunitas, umumnya memiliki nilai INP yang tinggi. Sebaliknya, spesies yang kurang menonjol dalam komunitas umumnya memiliki nilai INP yang rendah Brower et. al. 1998. INPi = Kri + Fri + Pri + Bri dengan : Kri = Kerapatan relatif spesies ke-i Fri = Frekuensi relatif spesies ke-i Pri = Penutupan relatif spesies ke-i Bri = Biomassa relatif spesies ke-i

i. Biomassa Lamun

Biomassa adalah ukuran berat atau bobot tubuh dari individu suatu spesies. Untuk lamun dan organisme makrozoobentos, nilai biomassa ini umumnya diperoleh dari hasil penimbangan suatu sampel atau bagian tubuh telah yang dikeringkan terlebih dahulu hingga beratnya konstan. Pada penelitian ini, bagian- bagian lamun di bakar dalam tanur pada suhu 400 ⁰C selama 4 jam sehingga hanya menyisakan bahan organik. Nilai Biomassa dinyatakan dalam gram berat kering bebas abu Ash Free Dry Weight atau AFDW.

j. Indeks Kesamaan Bray-Curtis B =

∑ | | ∑ Indeks Kesamaan Bray-Curtis = 1 – B dengan : B = Dissimilaritas Bray-Curtis Xij = Banyaknya individu spesies ke-i dalam setiap contoh ke j Xik = Banyaknya individu spesies ke-i dalam setiap contoh ke k n = Banyaknya spesies dalam contoh Data populasi lamun beserta distribusi spasialnya akan dianalisis dengan perangkat lunak PRIMERv6 Clarke dan Gorley 2006. Analisis Multivariate dilakukan dengan transformasi akar kuadrat data menggunakan Indeks Bray- Curtis, sedangkan rata-rata pengelompokan titik sampling dilakukan dengan analisis hierarchical cluster dan non-metric multidimensional scaling nMDS.

3.6.2 Analisis Struktur Komunitas Makrozoobentos a. Komposisi Spesies Makrozoobentos

Komposisi spesies ditentukan oleh banyaknya jenis makrozoobentos yang ditemukan di lokasi penelitian. Banyaknya spesies dan individu dalam tiap-tiap stasiun dijumlahkan dan disusun dalam bentuk tabel.

b. Kepadatan Makrozoobentos

Kepadatan adalah jumlah individu per satuan luas atau volume. Pada penelitian ini, kepadatan dinyatakan sebagai jumlah individu per meter persegi dan dirumuskan sebagai berikut: D = ab dengan : D = Kepadatan individu per m 2 a = Jumlah individu makrozoobentos b = Luas area terpal 12 m 2 .

c. Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos

Untuk menghitung nilai keanekaragaman digunakan Indeks Shannon- Wiener yang didasarkan pada Logaritma dasar 2 Bengen 2000. H’ = - ∑ Pi log 2 Pi dengan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener Pi = niN ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu Menurut Krebs 1985 dalam Magurran 1988, kategori penilaian tingkat keanekaragaman berdasarkan Indeks Shannon-Wiener adalah sebagai berikut: H’ ≤ 2 = Keanekaragaman Rendah 2 H’ ≤ 3 = Keanekaragaman Sedang H’ 3 = Keanekaragaman Tinggi

d. Indeks Keseragaman Makrozoobentos

Keseimbangan penyebaran suatu spesies dalam komunitas dapat diketahui dari Indeks keseragaman Brower et al. 1998 yang dinyatakan sebagai : E’ = H’H’ Max dengan : E’ = Indeks Keseragaman H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H’ Max = Log 2 S S = Jumlah spesies Krebs 1985 menyatakan bahwa kategori penilaian tingkat keseragaman berdasarkan Indeks Keseragaman E = Equitabilitas adalah sebagai berikut : 0 E ≤ 0,5 = Komunitas Tertekan 0,5 E ≤ 0,75 = Komunitas Labil 0,75 E ≤ 1 = Komunitas Stabil

e. Indeks Dominansi Simpson