berbeda dengan arah sebenarnya yang dikehendaki dalam semangat dan tujuan para pembuat acara tersebut, yaitu masyarakat menjadi salah
kaprah dalam memandang perbuatan sosial, atau memandang perbuatan baik.
2.11 Pengertian Jasa
Mengenai pengertian jasa service, Kotler berpendapat 2001, yakni: a service is any act or performance that one party can offer to another
that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical
product.
Dari definisi tersebut di atas dapat diartikan, bahwa jasa merupakan setiap tindakan, perbuatan atau upaya yang dapat ditawarkan kepada orang
lain dan bersifat intangible tidak tampak, atau tidak terwujud. Serta tidak menghasilkan kepemilikan apapun bagi pemakainya. Produksi jasa bisa
berkaitan dengan barang yang berwujud tangible goods, bisa juga tidak berkaitan sama sekali .
Lain halnya menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati, 2005, mengemukakan definisi jasa, yakni:
Include all economc activities whose output is not a physical product or construction, is generally consumed at the time it is produced, and
provides added value in forms such as convenience, amusement, timelines, comfort or healt that are essentially intangible concerns of
its first purchaser
Jadi pengertian jasa tersebut di atas adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan
diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud intangible bagi pembeli pertamanya.
Dari kedua definisi yang dikemukakan para pakar tersebut di atas, maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri
berikut : a.
Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan
bantuan suatu produk fisik. c.
Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
2.12. Sosialisasi
Pada hakekatnya, sosialisasi merupakan penyampaian informasi dengan melipatgandakan pihak-pihak penerima pesan receiver yang
dalam hal ini adalah publik, dimana publik yang terdiri dari banyak individu yang memiliki skala intelektualitas berbeda. Sebagai contoh,
seseorang yang berpendidikan sekolah dasar dengan universitas tentu saja berbeda dalam menanggapi sosialisasi tentang informasi Perda.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan sosialisasi dibedakan dari kegiatan komunikasi antar personal inter
personal communication , dimana komunikasi antar personal merupakan
proses penyampaian informasi, gagasan dan sikap dari seseorang kepada orang lain. Kegiatan sosialisasi Perda lebih cenderung pada
proses komunikasi yang bersifat massal mass communication, dimana perbedaannya dengan komunikasi antar personal adalah :
a. Sumber pelaksana komunikasi massa dihadapkan pada suatu ’beban’ tugas yang berat dalam menyampaikan gagasan kepada
audiens, karena beragamnya audiens dari kegiatan sosialisasi tersebut.
Para pelaksana komunikasi massa secara demografis mungkin saja mengetahui usia rata-rata, kondisi ekonomi mapun latar belakang
pendidikan audiens secara rata-rata, namun pelaksana komunikasi tidak akan tahu secara pasti tingkah laku individu para pembaca,
penonton, atau pendengarnya. b. Dibandingkan dengan komunikasi antar personal, feed back umpan
balik komunikasi massa lebih sukar diperoleh. c. Audiens komunikasi massa dibandingkan komunikasi antar personal
lebih besar kemungkinannya menyalahartikan pesan komunikasi melalui selective attention, perception dan retention. Dalam selective
attention , biasanya seseorang cenderung mengekspos dirinya terhadap
terhadap hal-hal yang dikehendaki. Dalam selective perception, individu yang berhadapan dengan suatu peristiwa komunikasi akan
cenderung untuk menafsirkan komunikasi sesuai dengan pra- konsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini erat kaitannya
dengan kecenderungan berpikir secara stereotype. Sedangkan selective retention
, menunjukkan pemahaman seseorang yang kecenderungannya akan dipengaruhi oleh daya ingat dari individu yang berminat
terhadap masalah tertentu yang memang ingin diingatnya. d. Dalam sistem komunikasi massa jauh lebih rumit dibandingkan
dengan komunikasi antar personal, mengingat gagasan dari kegiatan sosialisasi merupakan produk bersama dan akan mendapatkan respon
yang saling berbeda atau bahkan dapat saling bertentangan.
2.13. Penelitian Terdahulu Yang Relevan