Penelitian Terdahulu Yang Relevan

attention , biasanya seseorang cenderung mengekspos dirinya terhadap terhadap hal-hal yang dikehendaki. Dalam selective perception, individu yang berhadapan dengan suatu peristiwa komunikasi akan cenderung untuk menafsirkan komunikasi sesuai dengan pra- konsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan kecenderungan berpikir secara stereotype. Sedangkan selective retention , menunjukkan pemahaman seseorang yang kecenderungannya akan dipengaruhi oleh daya ingat dari individu yang berminat terhadap masalah tertentu yang memang ingin diingatnya. d. Dalam sistem komunikasi massa jauh lebih rumit dibandingkan dengan komunikasi antar personal, mengingat gagasan dari kegiatan sosialisasi merupakan produk bersama dan akan mendapatkan respon yang saling berbeda atau bahkan dapat saling bertentangan.

2.13. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian mengenai program acara reality show di televisi sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dan umumnya berkaitan dengan fungsi televisi sebagai media informasi, serta komunikasi, diantaranya; penelitian yang dilakukan oleh Lesmana 2009 dengan judul Hubungan Tayangan Reality Show dengan Emosi Penonton, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sudrajat 2009 mengenai Peranan Media Televisi dalam Pembelajaran Masayarakat dan penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2009 berjudul Tanggapan Pemirsa terhadap Program Acara Reality Show di Televisi. Ketiga peneliti tersebut ingin mengetahui sejauhmana dampak dari penayangan program acara televisi, yaitu program acara Reality Show terhadap khalayak sasaran. Menurut Siregar 2009, metode deskripstif analisis dengan responden 70 orang diketahui bahwa program acara reality show “Termehek-Mehek” dapat diterima dengan baik oleh pemirsa, karena program acara ini dianggap dapat menghibur pemirsa dengan menampilkan kasus-kasus menarikyang terjadi di dalam masyarakat. Tanggapan pemirsa mengenai program acara realityshow “Termehek-Mehek” dari segi program acara adalah pembawa acara, konsep acara, kerjasama klien dengan pembawa acara, waktu tayang, kasus dan sound track cukup baik. Hal ini ditunjukan dari hasil pengukuran skala sikap dengan metode skala Likert, rataannya menunjukan sikap puas terhadap tayangan program acara reality show “Termehek-Mehek”. Demikian pula tanggapan pemirsa dari segi fungsi informasi diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa program acara reality show memberikan gambaran kehidupan sesungguhnya yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Sudrajat 2009 dengan studi deskriptif peran media televisi dalam sosialisasi pemilihan umum tahun 2009 diketahui bahwa televisi tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang komersial, namun media televisi memiliki peran sosial untuk memberi pembelajaran atau informasi kepada masyarakat tentang pemilihan umum Pemilu yang diselenggarakan pada tahun 2009. Media televisi memiliki peran penting dalam sosialisasi perubahan-perubahan sistem pemilihan umum yangbaru diberlakukan. Di samping itu, dari hasil penelitiannya diketahui bahwa hambatan sosialisasi melalui media televisi kepada masyarakat adalah keterbatasan waktu atau durasi yang dirasakan kurang mencukupi untuk tercapainya tujuan sosialisasi tersebut. Lesmana 2009 dalam studi korelasionalnya menyimpulkan terdapat korelasi positif r = 0,884 antara program acara reality show dengan emosi pemirsa program acara tersebut, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara program acara reality show “Jika Aku Menjadi” dengan emosi pemirsa. Besarnya pengaruh program acara reality show“Jika Aku Menjadi” terhadap emosi pemirsa pada saat menyaksikan tayangan program televisi 78,2 dan sisanya 21,8 dipengaruhi oleh faktor lain.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Televisi sebagai media massa memiliki fungsi dalam memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Aktualisasi fungsi televisi tersebut dilaksanakan dengan penyusunan, pembuatan dan penyiaran program-program acara televisi dan reality show sebagai salah satu program acara yang banyak ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia, termasuk stasiun televisi TV One yang menayangkan program Sidak. Keberadaan program acara yang ditayangkan televisi tidak luput dari perhatian pemerintah dan salah satu bukti, bahwa televisi hingga saatini menjadi salah satu fasilitasi yang dapat digunakan untuk sosialisasi kebijakan pemerintah yang terdapat dalam Perda. Kegiatan sosialisasi Perda didasarkan pada kurangnya pemahaman dan partisipasi warga masyarakat Jakarta terhadap masalah hukum dan peruntukan wilayah kota DKI Jakarta, selain itu sosialisasi juga diharapkan dapat membangun mekanisme untuk menjamin bahwa aspirasi masyarakat dapat ditampung, diterima sekaligus ditindaklanjuti dan menyampaikan hasilnya langsung kepada masyarakat. Salah satu kegiatan sosialisasi Perda DKI Jakarta yang dipelopori oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta adalah Inspeksi Mendadak Sidak dan Iklan Layanan Masyarakat oleh Biro Hukum Provinsi DKI Jakarta di stasiun televisi TV One. Program acara televisi tersebut dinamakan “Program Sidak” dari DPRD DKI Jakarta, karena memberikan gambaran mengenai pentingnya pengetahuan hukum yang diatur dalam Perda. Untuk jelasnya dijabarkan dalam kerangka pemikiran pada Gambar 1.