19
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Keadaan umum lokasi penelitian
Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Muara Angke dengan luas 65 ha, terletak di delta Muara Angke. PPI Muara Angke merupakan salah satu tempat
pendaratan hasil tangkapan. Secara administratif terletak dikelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan Muara Angke
berbatasan dengan Kali Angke di sebelah barat dan selatan, Jalan Pluit di sebelah timur dan Laut Jawa di utara.
Lokasi Muara Angke ini dibangun pada tahun 1977 dan dikembangkan khusus untuk aktivitas perikanan, antara lain dalam bentuk tempat pendaratan
ikan, tempat pemasaran, pengolahan hasil dan tempat perbaikan kapal perikanan serta pemukiman nelayan. Dengan kata lain, PPI Muara Angke diperuntukkan
bagi masyarakat nelayan tradisional, baik dalam bidang penangkapan, pengolahan hasil perikanan maupun pedagang yang menjual hasil perikanan.
Tujuan lain pembangunan PPI Muara Angke ini adalah untuk menggantikan tempat pendaratan ikan Kalibaru di kecamatan Cilincing yang sudah tidak
memenuhi persyaratan sebagai suatu tempat pangkalan ikan. Adanya pembangunan PPI ini diharapkan tercipta peluang yang lebih tinggi bagi
perkembangan perikanan tangkap di DKI Jakarta PPI Muara Angke DKI Jakarta 2003 in Novri 2006.
4.1.2. Daerah penangkapan
Nelayan yang bergerak dalam usaha penangkapan ikan terutama ikan-ikan pelagis ekonomis penting ini jumlahnya cukup banyak dan menyebar sepanjang
wilayah perairan laut Jawa. Daerah penangkapan ikan fishing ground para nelayan di PPI Muara Angke pada umumnya berada disekitar Laut Jawa, namun
menyebar ke berbagai kawasan perairan yang cukup luas. Fishing ground yang menjadi tempat operasi penangkapan nelayan PPI Muara Angke antara lain derah
Kepulauan Seribu, Laut Natuna, Kepulauan Masalembu, Bawean, Karimun Jawa, Perairan Bangka, Belitung, Lampung, Pulau Damar, Indramayu, Selat Karimata,
Selat Makasar, Kalimantan, dan Marauke DKP-DKI Jakarta 2009.
20
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000 30.000
35.000
2005 2006
2007 2008
2009 Jum
la h
n ela
ya n
o ra
n g
4.1.3. Nelayan
Kegiatan operasi penangkapan ikan membutuhkan dua komponen, yakni nelayan dan unit penangkapan armada penangkapan dan alat tangkap. Nelayan
merupakan salah satu unsur stakeholder yang terlibat dalam penangkapan secara langsung. Nelayan adalah bagian dari unit penangkapan yang mempunyai
peranan sangat penting. Keberhasilan operasi penangkapan ikanjuga ditentukan oleh sumberdaya nelayan dalam menggunakan dan mengoperasikan unit
penangkapan ikan yang dimiliki. Nelayan yang berada di PPI Muara Angke meliputi nelayan penetap dan
nelayan pendatang. Nelayan penetap merupakan nelayan yang berdomisiili di wilayah Muara Angke, sedangkan nelayan pendatang merupakan nelayan yang
berasal dari luar daerah Muara Angke. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan yang digunakan untuk usaha penangkapan ikan, nelayan
dikelompokkan menjadi nelayan kepemilikan unit penangkapan dan pekerja. Nelayan pemilik ialah nelayan yang memiliki modal berupa kapal maupun alat
tangkap, sedangkan nelayan pekerja ialah nelayan buruh yang berperan aktif dalam kegiatan operasi penangkapan. Hal ini dikarenakan Muara Angke tidak
saja menjadi lahan bagi nelayan-nelayan lokal, tetapi juga nelayan-nelayan daerah yang datang dari luar seperti pekalongan, Jepara, Indramayu, Cilacap,
Tegal, dan Cirebon. Data nelayan yang tercatat berfluktuasi setiap tahunnya. Berikut perkembangan jumlah nelayan yang mendaratkan ikan di PPI Muara
Angke dari tahun 2005-2009 Gambar 5 yakni sebanyak 24.036 orang, 24.990 orang, 22.690 orang, 30.091 orang, dan 23.827 orang PPI Muara Angke DKI
Jakarta 2003 in Novri 2006.
Gambar 5. Perkembangan jumlah nelayan yang mendaratkan ikan di PPI Muara Angke, tahun 2005-2009
21
4.1.4. Sarana dan prasarana