Analisis Kriteria Investasi Analisis Usaha

modal yang dikeluarkan untuk usaha ini dapat kembali dalam 0.56 tahun. Sedangkan pada kondisi optimal Payback Period PP menunjukkan angka 0.54 tahun. Artinya bahwa modal yang dikeluarkan untuk usaha ini dapat kembali dalam 0,54 tahun . Jika dilihat dari Payback Period diantara kondisi aktual dan optimal menunjukkan bahwa pengembalian modal pada saat kondisi optimal lebih cepat bila dibandingkan dengan aktual.

3.8.6 Analisis Break Even Point BEP

Break even point BEP merupakan suatu nilai di mana hasil penjualan output produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi aktual nilai BEP produksi kg untuk usaha pembesaran ikan gurame di kecamatan Dramaga sebesar 650 kg. Artinya titik impas pada usaha pembesaran ikan gurami terjadi pada saat total produksi sebesar 650 kg. Sedangkan pada kondisi optimal nilai BEP kg sebesar 842 Kg. Artinya titik impas pada usaha pembesaran ikan gurami terjadi pada saat total produksi sebesar Rp 842 kg.

3.8.7 Analisis Kriteria Investasi

Beberapa kriteria investasi yang penting untuk dianalisis diantaranya adalah nilai Net Present Value NPV, Net BenefitCost Net BC, dan Internal Rate of Return IRR. Analisis kriteria investasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis kriteria investasi pada kondisi aktual dan optimal. Kondisi aktual dihitung dengan analisis tanpa proyek, sedangkan untuk kondisi optimal dihitung menggunakan kondisi dengan proyek. Analisis kriteria investasi dilakukan dengan menggunakan cashflow dari usaha yang dilakukan. Dalam cashflow ini terdapat dua komponen penting yaitu arus kas masuk inflow dan arus kas keluar outflow. Dari hasil penelitian diperoleh nilai arus kas yang masuk tanpa proyek sebesar Rp 33.412.500 Pada kondisi dengan proyek yaitu kondisi optimal 7 ekorm 2 , arus kas masuk sebesar Rp 46.777.500. Pada tahun akhir total arus kas yang masuk adalah Rp 44.558.500 Pada analisis kriteria investasi ini, arus kas keluar outflow terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya investasi dihitung dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk barang-barang yang memiliki umur teknis minimal satu tahun. Pada kondisi tanpa proyek, biaya investasi diperoleh dari biaya penyusutan dan sewa lahan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menyusun cashflow dalam penelitian usaha budidaya pembesaran ikan gurame ini diantaranya adalah : 1. Usaha dianalisis berdasarkan dua skenario kondisi usaha, yaitu a. Skenario pertama adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan sendiri. b.Skenario kedua adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan sewa. Penggunaan padat tebar ikan gurame mengacu kepada referensi yang dianjurkan oleh pemerintah yang tertuang di dalam SNI Standar Nasional Indonesia 01-07241 2006 yaitu kepadatan 5-7 ekorm 2 . 2. Dalam satu tahun terdiri dari 1 kali panen. 3. Umur proyek selama 10 tahun yang didasarkan kepada umur teknis terlama dari komponen investasi yaitu konstruksi kolam 4. Target berat ukuran panen 500 gekor 5. Target SR survival rate yang digunakan 90 menurut Hatimah et.al.,1981 6. FCR yang digunakan 1,5 dimana dalam membuat satu kg ikan dibutuhkan 1,5 pakan 7. Penggunaan pakan dengan kandungan protein 20-26 berdasarkan SNI 01-2354.4-2006 8. Discont Faktor sebesar 6 yang menggunakan Bank BRI sebagai acuan pada bulan Mei 2011. Bunga 6 merupakan bungan pinjaman yang dilakukan untuk program KUR Kredit Usaha Rakyat yang sedang galak dilakukan. 9. Peningkatan teknologi menggunakan pemupukan, pengapuran dan pencegahan hama dan penyakit Islam dan Alam, 2008 . Berdasarkan kondisi aktual yang terjadi di Kecamatan Dramaga skenario lahan milik sendiri dan lahan pinjaman merupakan skenario yang lebih tepat digunakan. Hal ini berdasarkan persentasi jumlah pembudidaya yang menggunakan lahan milik sendiri yang tidak berbeda jauh dengan yang menggunakan lahan milik sewa. Persentasi jumlah pembudidaya yang memiliki lahan sendiri sebanyak 14 pembudidaya. Sedangkan jumlah pembudidaya yang menggunakan lahan sewa untuk areal budidaya sebanyak 13 pembudidaya. Kedua skenario di atas akan memberikan gambaran umum mengenai maamfaat secara ekonomi yang lebih menguntungkan bagi pembudidaya di Kecamatan Dramaga. Untuk menguji daya kekuatan usaha pembesaran ikan gurame terhadap variabel faktor produksi maka dilakukan analisis sensitivitas. Faktor produksi yang dijadikan sebagai variabel uji yaitu variabel pakan. Hal ini dikarenakan, dari berbagai variabel yang ada, pakan memberikan pengaruh lebih besar terhadap usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Analisis sensitivitas yang akan dilakukan dengan menaikkan harga pakan sebesar 16 . a. Skenario 1 Usaha dijalankan menggunakan lahan milik sendiri Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh pembudidaya pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dengan luas lahan 550 m 2 selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discountrate 6 pertahun. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai Kriteria Investasi Pada Skenario 1 Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No keterangan Nilai 1 Net Present Value NPV Rp 139.159.687 2 Net Benefit Cost Ratio Net BC 3,48 3 Internal Rate Of Return IRR 56 Nilai Net BC adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif Kadariah et al., 1976. Nilai Net BC usaha pembesaran gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 3.48 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 3,48 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama dengan nol Kadariah et al., 1976. Nilai IRR sebesar 56 yang berarti usaha pembesaran gurame memberikan manfaat bersih internal sebesar 56 per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek. Berdasarkan hasil perhitungan di atas menyatakan bahwa nilai NPV 1, Net BC 1, dan IRR 1. Dengan demikian dapat disimpulkan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dengan menggunakan lahan milik sendiri layak dikembangkan. b. Skenario 2 Usaha dijalankan menggunakan lahan sewa Pada kondisi usaha dijalankan menggunakan lahan sewa dengan kepadatan 7 ekorm 2 diperoleh nilai NPV nya sebesar Rp130.997.659. Nilai Net BC sebesar 3,28 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 3,28 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. Nilai IRR nya sebesar 53 yang berarti usaha pembesaran gurame memberikan manfaat bersih internal sebesar 53 per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek yang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Nilai Kriteria Investasi Pada Skenario 2 Pada Usaha Pembesaran Ikan Guramae di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No keterangan Nilai 1 Net Present Value NPV Rp 130.997.656 2 Net Benefit Cost Ratio Net BC 3,28 3 Internal Rate Of Return IRR 53 Berdasarkan hasil perhitungan diatas menyatakan bahwa nilai NPV 1, Net BC 1, dan IRR 1. Dengan demikian dapat disimpulkan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dengan menggunakan lahan sewa layak dikembangkan. Pada skenario pertama dan kedua menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate Of Return IRR yang tidak teralu siginifikan. Dimana nilai Net Present Value NPV pada skenario satu sebesar Rp 139.159.687 sedangkan pada skenario kedua sebesar Rp 130.997.659. Nilai Net Benefit Cost Ratio Net BC pada skenario pertama sebesar 3,48 sedangkan pada skenario kedua nilai Net Benefit Cost Ratio Net BC 3,28. Nilai Internal Rate Of Return IRR pada skenario pertama sebesar 56 sedangkan nilai Internal Rate Of Return IRR pada skenario kedua sebesar 53 . Berdasarkan nilai kriteria investasi tersebut, maka skenario pertama lebih layak untuk dijalankan.

3.8.8 Analisis Sensitivitas