3.6 Analisis Pendugaan Fungsi Produksi
Tujuan dari penggunaan fungsi produksi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent X terhadap variabel dependent
Y. Berdasarkan hasil pengamatan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga ada beberapa variabel independen X yang disebut dengan faktor
produksi yang mempengaruhi variabel dependent antara lain benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga
kerja panen. Model yang digunakan dalam analisis fungsi produksi usaha pembesaran ikan gurame adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh nilai koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan elastisitas produksi. Nilai
Elastisitas produksi untuk produksi gurame, yaitu benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen
masing-masing adalah 0,5088, 0,24692, 0,09803, 0,0970, -0,0604, 0,1515, 0,3000, dan -0,0758. Dengan t hitung masing-masing 4,25, 2,56, 1,16, 0,6, -0,39, -0,55,
2,39, 1,30 Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode Kuadrat Terkecil
pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Kecamatan Dramaga
No Peubah
Koefisien Regresi t hitung
P-Value 1
Intercept -0,8568
-1,66 0,114
2 X
1
Benih 0,5088
4,25 0,000
3 X
2
Pelet 0,24692
2,56 0,020
4 X
3
Daun sente 0,09803
1,16 0,260
5 X
4
Pupuk 0,0970
0,65 0,523
6 X
5
Kapur -0,0604
-0,39 0,703
7 X
6
Tenaga Kerja Persiapan 0,1515
1,30 0,211
8 X
7
Tenaga Kerja Pemeliharaan 0,3000
2,39 0,028
9 X8 Tenaga Kerja Panen
-0,0758 -0,55
0,588
Sumber : Data Primer tahun 2010
Keterangan : R square
= 97,2 f hitung
= 77,65
Adjusted R Square = 95,9
t tabel =
5,3269 Standard Error
= 1,2349 Sehingga persamaan linearnya sebagai berikut :
Y = - 0.857 + 0.509 X
1
+ 0.2479X
2
+ 0.0980X
3
+ 0.097X
4
- 0.0609X
5
- 0.076X
6
+ 0.1515X
7
+ 0.3000X
8
…………………..14
Hasil analisis persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa ada delapan variabel berpengaruh nyata variabel dependen. Variabel yang mempunyai
pengaruh nyata adalah benih, pelet, daun sente, pupuk, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen. Hasil koefisien regresi yang
bertanda positip menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel independen maka akan meningkatkan dependen dan sebaliknya variabel yang bertanda negatif
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel independen maka variabel dependen akan semakin berkurang.
Berdasarkan persamaan di atas bisa bisa dilihat bahwa koefesien regresi paling tinggi terdapat pada variabel benih, pelet dan tenaga kerja pemeliharaan.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap output produksi usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga.
Sedangkan variabel produksi yang tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan out produksi yaitu kapur. Hal ini menerangkan bahwa variabel kapur sudah efisien
sehingga tidak perlu dilakukan penambahan lagi. Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh tidak terlalu besar yaitu daun sente, tenaga kerja persiapan,
tenaga kerja panen tetapi untuk meningkatkan output produksi perlu dilakukan efisiensi.
a Kriteria Statistik Berdasarkan hasil pendugaan fungsi produksi dengan menggunaan model
kuadrat terkecil diperoleh nilai R Square
0,972
yang menunjukkan bahwa variabel input produksi berupa benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja
persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen yang digunakan dapat menjelaskan besarnya output sebesar 97,2 sedangkan sisanya yaitu 2,8
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dihitung. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,959 menunjukkan bahwa dengan memasukkan semakin banyak variabel
sebagai variabel penjelas dalam regresi akan mengurangi derajat kebebasan. Nilai standard error yang diperoleh dari hasil analisis model kuadrat terkecil sebesar
1,2349 dan nilai ini merupakan nilai galat baku dari regresi secara keseluruhan. Berdasarkan nilai R Square sebesar
0,972,
Adjusted R Square sebesar 0,959, standard error sebesar 1,2349 menunjukkan bahwa input produksi usaha
pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga memiliki kevalidan data yang tinggi.
Nilai F
hitung
yang diperoleh dari hasil analisis fungsi produksi adalah sebesar 77,65 dan F
tabel
sebesar 5,3269 . Apabila nilai F
hitung
ini lebih besar daripada F
tabel
maka dapat disimpulkan tolak H , artinya faktor produksi berupa benih, pelet,
daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen berpengaruh nyata terhadap output yang dihasilkan.
b Kriteria Ekonometrik Untuk memenuhi kriteria ekonometrik ada empat asumsi yang harus
terpenuhi yaitu normalitas, hoteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Syarat normalitas terpenuhi apabila nilai Y variabel dependen didistribusikan
secara normal terhadap nilai X variabel independen. Untuk memenuhi asumsi tersebut dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot of Regression Lampiran 5.
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa data seluruhnya menyebar normal pada garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi normalis terpenuhi.
Heteroskedastisitas dalam suatu model regresi terjadi bila terdapat ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk menentukan apakah heteroskedastisitas terjadi, dapat dilihat Grafik scatterplot Lampiran 5. Dari grafik scatterplot dapat dilihat bahwa data
menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menerangkan bahwa problem heteroskedastisitas pada data pembesaran gurame tidak terjadi.
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas bila mempunyai nilai VIF di sekitar angka satu dan nilai toleransi mendekati angka satu. Dalam uji
ekonometrik ini akan diperoleh nilai VIF Variance Inflation Factor yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai VIF dan Nilai Toleransi untuk Setiap Variabel Input No
Keterangan Nilai VIF
1
X
1
Benih
9,012 2
X
2
Pelet
3,846 3
X
3
Daun sente
4,874 4
X
4
Pupuk
4,890 5
X
5
Kapur
9,915 6
X
6
Tenaga Kerja Persiapan
9,286 7
X
7
Tenaga Kerja Pemeliharaan
8,323
8
X8 Tenaga Kerja Panen
2,224
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan nilai VIV pada tabel di atas dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Hal dikarenakan nilai VIV setiap variabel tidak ada di sekitar
angka satu dan tidak ada yang mendekati angka satu. Nilai Durbin-Watson pada hasil analisis ekonometrik sebesar 1.2349
Lampiran 6 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem autokorelasi apabila memiliki nilai Durbin-Watson
model di antara -2 sampai dengan +2. Apabila suatu model regresi memiliki nilai Durbin-Watson di atas +2 berarti memiliki problem autokorelasi negatif dan jika
di bawah -2 berarti memliki problem autokorelasi positif. Autokorelasi ini biasanya terjadi akibat tidak dimasukkannya variabel penting dalam model atau
karena data tidak linear. Bila suatu regresi memiliki masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai.
3.7 Analisis Efisiensi Penggunaan Input