c. Jika b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
1, maka usaha berada dalam keadaan increasing return to scale, dimana proporsi penambahan output yang dihasilkan akan
lebih besar dari penambahan proporsi input. Tingkat alokasi input yang optimal dapat diketahui melalui analisis dari
fungsi keuntungan, yaitu : Π = TR – TC atau Π = P
y
Y – P
xi
X
i .................................................................................................
5 Keuntungan maksimum pada usaha pembesaran pembesaran ikan gurame
yang dapat tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan usaha terhadap faktor produksi sama dengan nol, yaitu :
Π = P
y
Y – P
xi
X
i
δ π
δ
Xi
=0
P
y
d
y
d
xi
= P
xi
P
y
PM
xi
= P
xi
NPM
xi
= P
xi
NPMxi Pxi
=
1 …….…………………………………………………………... 6
2.5.2 Analisis Finansial
Analisis finansial adalah analisis yang dilakukan terhadap suatu proyek, dimana proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan uangnya
dalam proyek maupun yang memiliki kepentingan terhadap jalannya proyek. Analisis finansial ini penting untuk memperhitungkan insentif bagi badan maupun
orang-orang yang terlibat di dalam proyek.
2.5.2.1 Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha
dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya RC, analisis payback period PP, dan
analisis break even point BEP.
a. Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan
output yang terlibat di dalam usaha dan besar keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha. Secara matematis konsep pendapatan dapat dirumuskan sebagai
berikut : Π = Y.P
y
– ∑
Xi . Pxi
n i= 0
…………...…………………………………...... 7 Dimana :
Π = Pendapatan Rp per musim
Y = Total Produksi Kg per musim
X
i
= Jumlah input i yang digunakan unit P
y
= Harga persatuan output Rp P
yi
= Harga persatuan input Rp P
y
.Y = Penerimaan total Rp P
x
.ΣX
i
= Biaya Total Rp b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan.
Secara matematis analisis imbangan penerimaan dan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut Soekartawi, 1995
R C
=
TR TC
…………………………………………………………............ 8 Dimana :
TR = Total Revenue atau Penerimaan total Rp TC = Total Cost atau Biaya Total Rp
Dengan kriteria usaha RC 1, usaha menguntungkan
RC = 1, usaha impas RC = 1, usaha rugi
c. Payback period PP Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada suatu usaha Husnan, 1998. Metode payback period secara sistematis dinyatakan dalam rumus berikut:
Payback Period =
Investasi
Net Bene it
x 1 tahun
d. Analisis Break Event Point BEP Break Event Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan output
produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi Break Event Point ini pengusaha mengalami impas. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan
batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi Husnan, 1998. Selain itu BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang
dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. BEP dapat dihitung dengan persamaan matematis seperti ini:
BEP Ni lai Produksi =
Biaya Tet ap 1-Biaya var iabel Pener imaan
…...……...…………..9
BEP Volume Produksi =
TFC Py-AVC
………...…………………………. 10 Dimana:
TFC = Biaya tetap total Rp AVC = Biaya variabel rata-rata Rp
P
y
= Harga komoditas Rpkg
2.5.2.2Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi penting dilakukan untuk mengetahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Indikator yang biasa
digunakan untuk analisis kriteria investasi diantaranya adalah : a. Net Present Value NPV
Net Present Value adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan didapatkan pada masa yang akan datang. NPV ini pada dasarnya merupakan
kombinasi pengertian present value penerimaan dan present value pengeluaran Husnan, 1998. Secara matematis NPV dinyatakan dalam rumus berikut :
NPV=
∑
B
t
-C
t
1+ i
t
n i = 0
……………………………………………………........11 Dengan kriteria usaha sebagai berikut :
- NPV 0 , usaha tidak layak - NPV = 0 , usaha tersebut memberikan hasil yang sama dengan modal yang
digunakan impas
- NPV 0 , usaha layak untuk dijalankan karena akan dapat menghasilkan Keuntungan
Keterangan: B
t
= manfaat unit usaha pada tahun t Rp C
t
= Biaya usaha pada tahun ke t Rp i
= Discount rate t
= umur proyek 10 tahun b. Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net BC adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang dari keuntungan bersih pada tahun-tahun yang mana keuntungan bersih bernilai positif dengan
keuntungan bersih bernilai negatif Kadariah et al., 1976. Secara matematis Net BC dinyatakan dengan rumus :
Net B C
=
∑
Bt- Ct 1+i
t t=10
t=0
∑
Ct- Bt 1+i
t t=10
t=0
……………………………………………………...…. 12
Syarat : Bt – Ct 0 Ct – Bt 0
Dengan kriteria usaha : - Net BC 1, berarti usaha itu sebaiknya tidak dilaksanakan karena tidak
layak - Net BC 1, berarti usaha itu akan mendatangkan keuntungan, sehingga
usaha ini dapat dilaksanakan Keterangan :
B
t
= Benefit sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t Rp C
t
= Biaya sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t Rp t = Umur Proyek 10 tahun
i = Discount rate
c. Internal Rate of Return IRR IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama
dengan nol Kadariah et al., 1976. Secara matematis IRR dinyatakan dengan rumus
= +
− −
…………………………………….... 13 Dengan kriteria usaha:
IRR ≥ i discount rate, berarti usaha dapat dilaksanakan
IRR i discount rate, berarti usaha lebih baik tidak dilaksanakan Keterangan :
i’ = discount rate yang menghasilkan NPV
+
i” = discount rate yang menghasilkan NPV
-
NPV’ = NPV pada tingkat bunga i’Rp NPV” = NPV pada tingkat bunga i”Rp
2.5.3 Analisis Sensitivitas