biasanya digunakan sebagai data penunjang penelitian. Data primer pada penelitian ini meliputi meliputi karakteristik pembudidaya gurame, teknis
pemeliharaan, faktor produksi input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan penyusutan. Data sekunder meliputi
informasi yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bogor
2.4 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu mengandalkan logika
atas kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari pertimbangan peneliti. Sampel yang diambil berjumlah 27. Dimana sampel yang dilakukan diambil dari 2 desa
yaitu Desa Petir dan Desa Sukawening. Jumlah sampel yang diambil dari desa Sukawening sebanyak 7 pembudidaya dari 15 orang pembudidaya. Sedangkan
dari Desa petir jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 orang dari 35 pembudidaya di Kecamatan Dramaga. Sampel yang dipilih merupakan individu
yang dianggap memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Pembudidaya yang memiliki pengalaman dalam kegiatan pembesaran
minimal 2 tahun. 2. Pembudidaya yang masih aktif melakukan kegiatan budidaya pembesaran
2.5 Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Data dan informasi yang telah
terkumpul ditabulasikan untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis fungsi produksi model Cobb-Douglas dan Analisis finansial.
2.5.1 Analisis Fungsi Produksi
Analisis fungsi produksi dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi model Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk
menduga hubungan antara produksi pembesaran ikan gurame dengan penggunaan
faktor-faktor produksinya. Model pendugaan dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut :
Y =
aX
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
X
4 b4
X
5 b5
X
6 b6
X
7 b7
e
u
.............................................................. 1 Model pendugaan tersebut didasarkan pada kegiatan budidaya selama satu siklus
produksi 7 bulan. Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas, maka persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk linear berganda dengan cara
melogaritmakan persamaan tersebut menjadi :
LnY = ln a + b
1
lnX
1
+ b
2
lnX
2
+ b
3
lnX
3
+ b
4
lnX
4
+ b
5
lnX
5
+ b
6
lnX
6
+ b
7
lnX
7
……..………
2 Dimana :
Y = Produksi ikan gurame ekorm
2
X
1
= Benih gurame gurame ekorm
2
X
2
= Pelet kg X
3
= Daun sente kg X
4
= Pupuk kg X
5
= Kapur kg X
6
= Tk 1 jam kerja X
7
= Tk 2 jam kerja X
8
= Tk 3 jam kerja Ketepatan model yang digunakan sebagai alat analisis diuji dengan
menggunakan uji statistik sebagai berikut : 1 Uji statistik t, digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing
faktor produksi X
i
sebagai variabel bebas mempengaruhi produksi Y sebagai variabel tidak bebas. Prosedur pengujiannya adalah sebagai
berikut : H
: bi = 0 tidak ada pengaruh H
1
: bi ≠ 0 ada pengaruh
t hitung = bi – 0Sbi Keterangan : Sbi = standard error dari b
bi = koefisien regresi Jika t
hitung
t
tabel
, maka H diterima, artinya X
1
tidak berpengaruh nyata terhadap Y.
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak, artinya X
1
berpengaruh nyata terhadap Y.
2 Uji statistik f, digunakan untuk mengetahui faktor produksi X
1
secara bersama mempengaruhi output Y. Hipotesis yang diuji adalah :
H : bi = 0 tidak ada pengaruh
H
1
: bi ≠ 0 ada pengaruh
F
hitung
=
JKR k-1
JKDn-k
…………………………………...……………………. 3 Keterangan :
JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKD = Jumlah Kuadrat Residual
n = Jumlah Sampel k = Jumlah Variabel
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima, artinya faktor produksi
secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak, artinya faktor produksi secara
simultan berpengaruh nyata terhadap produksi. Pada analisis fungsi produksi, selain digunakan analisis kriteria statistik juga
dilakukan analisis kriteria ekonometrik untuk menguji ketepatan model yang digunakan. Analisis kriteria ekonometrik dilakukan untuk mengetahui apakah
model regresi memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, homoskedastisitas, dan autokorelasi.
Menurut Santoso 2000, normalitas adalah suatu kondisi dalam model regresi dimana nilai Y variabel tidak bebas didistribusikan secara normal
terhadap nilai X variabel bebas. Suatu model regresi yang baik harus memenuhi asumsi normalitas ini
Menurut Santoso 2000, multikolinearitas adalah problem dalam suatu model regresi yang diakibatkan adanya korelasi antar variabel independent.
Beberapa cara untuk mengatasi problem multikolinearitas diantaranya dengan menambah jumlah sampel dan mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi
tinggi.
Homoskedastisitas adalah asumsi dalam model regresi dimana variasi di sekitar garis regresi seharusnya konstan untuk setiap nilai X Santoso, 2000. Bila
asumsi ini tidak terpenuhi berarti model regresi mengalami problem heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah masalah yang terjadi pada model
regresi apabila terjadi asumsi variance error term konstan untuk setiap nilai pada variabel penjelas dilanggar. Masalah heteroskedastisitas ini sering terjadi pada
data cross-section. Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas ini diantarnya adalah dengan :
a Menggunakan Weight Least Square Regression nilai variabel dibagi dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedastisitas.
b Menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan heteroskedastisitas.
Autokorelasi adalah masalah dalam model regresi linear karena adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi ini biasanya terjadi pada model regresi yang menggunakan data time series atau berdasarkan waktu berkala Santoso,
2000. Analisis Return to Scale RTS sangat penting untuk dilakukan untuk
mengetahui apakah kegiatan usaha yang sedang diteliti tersebut berada dalam kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Analisis RTS ini
dilakukan dengan menjumlahkan besaran elastisitas bi. Berdasarkan persamaan 1 maka :
1 b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
1 ………………………………………………... 4 a. Jika b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
1, maka usaha berada dalam keadaan decreasing return to scale. Artinya apabila faktor produksi yang digunakan
ditambahkan maka besarnya penambahan output akan lebih kecil dari proporsi penambahan input.
b. Jika b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
= 1, maka usaha berada dalam keadaan constant return to scale, dimana penambahan proporsi input yang digunakan akan
sama dengan penambahan proporsi output yang dihasilkan.
c. Jika b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
1, maka usaha berada dalam keadaan increasing return to scale, dimana proporsi penambahan output yang dihasilkan akan
lebih besar dari penambahan proporsi input. Tingkat alokasi input yang optimal dapat diketahui melalui analisis dari
fungsi keuntungan, yaitu : Π = TR – TC atau Π = P
y
Y – P
xi
X
i .................................................................................................
5 Keuntungan maksimum pada usaha pembesaran pembesaran ikan gurame
yang dapat tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan usaha terhadap faktor produksi sama dengan nol, yaitu :
Π = P
y
Y – P
xi
X
i
δ π
δ
Xi
=0
P
y
d
y
d
xi
= P
xi
P
y
PM
xi
= P
xi
NPM
xi
= P
xi
NPMxi Pxi
=
1 …….…………………………………………………………... 6
2.5.2 Analisis Finansial