Pengujian Hipotesis Metode Analisis Data

Seluruh parameter dan varians diduga dengan menggunakan MLE. Pada tingkat signifikan tertentu seperti 1, 5, 10 atau 15 diuji dengan kriteria yang digunakan adalah uji one-sided generalized likelihood ratio LR-test dengan persamaan 4.11. [ ] [ ] { } ln ln 2 ln 2 1 1 H L H L H L H L LR − − =             − = .......................... 4.11 di mana L H dan L H 1 adalah nilai-nilai dari fungsi likelihood dari hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Tolak H 2 χ LR jika Chi-Square dan sebaliknya, H 2 χ LR diterima jika Chi-Square Hasil pengolahan program FRONTIER 4.1. menurut Jondrow et al. 1982 memberikan nilai perkiraan varians dalam bentuk parameterisasi sebagai berikut: . Sedangkan hipotesis yang melibatkan variabel gamma, maka critical value diambil dari mixed Chi-Square Tabel 1 Kodde dan Palm, 1986. 2 2 2 u v σ σ σ + = ..................................................................................... 4.12 2 2 σ σ γ u = .............................................................................................. 4.13 Parameter dari varians ini dapat menentukan nilai yakni 1 ≤ ≤ γ . Nilai parameter ini merupakan kontribusi dari inefisiensi teknis terhadap efek residual total. Hasil perhitungan dari persamaan 4.11 sampai dengan 4.13 akan dibandingkan antar zona dataran tinggi dan dataran rendah serta antar ukuran usahatani jeruk keprok SoE untuk mengetahui seberapa besar gangguan inefisiensi pada berbagai basis analisis tersebut untuk semua basis analisis baik antar zona maupun ukuran usahatani. Perlu dicatat bahwa analisis pengujian terhadap kedua hipotesis tersebut di atas dilakukan pada tahap awal, setelah analisis perbedaan antar zona dan ukuran usahatani, sebelum analisis terhadap tujuan-tujuan penelitian dijalankan.

4.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan pengukuran variabel- variabel yang digunakan di dalam penelitian ini, baik yang digunakan untuk analisis dan pembahasan secara deskriptif-kualitatif pada bagian keragaan usahatani maupun untuk kepentingan analisis efisiensiinefisiensi teknis produksi jeruk keprok SoE. Secara detail, penjelasan tentang variabel-variabel penelitian dan cara pengukurannya adalah sebagai berikut ini. 1. Petani jeruk keprok SoE adalah petani yang membudidayakan jeruk keprok SoE. Petani yang menjadi responden di dalam penelitian ini adalah petani yang memiliki sistem budidaya jeruk secara monokultur atau minimal memiliki lebih dari 80 tanaman jeruk keprok SoE dikebunya. 2. Zona agroklimat adalah daerah dengan kondisi iklim pertanian berdasarkan ketinggian tempat dari permukan laut dpl dan jumlah bulan kering, sehingga ada zona dataran tinggi di atas 500 m dpl, jumlah bulan kering ≤ 7 bulan; dan zona dataran rendah berada ≤ 500 m dpl , jumlah bulan kering 7 bulan, dengan tidak mengabaikan variabel agroklimat lainnya seperti jumlah bulan basah, curah hujan, kelembaban dan suhu udara yang tidak diidentifikasi di dalam studi ini. 3. Daerah lahan kering adalah daerah yang tidak tergenang air sepanjang tahun danatau dengan kondisi ≥ 7 bulan kering setahun. 4. Ukuran usahatani adalah luasan usahatani jeruk keprok SoE yang dimiliki petani dan diukur dalam satuan hektar. Ukuran usahatani ini dikelompokan atas dua yakni kelompok pertama dengan luasan lahan jeruk 1 ha dan kelompok kedua dengan luasan lahan jeruk ≥ 1 ha. 5. Output adalah banyaknya produksi jeruk keprok SoE yang dihasilkan petani pada musim produksi tahun 2009-2010, diukur dalam kg. 6. Pupuk organik kompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang kotoran ternak, sisa-sisa tanaman, dan lain-lain; dan dihitung dalam kg. 7. Pupuk buatan anorganik adalah pupuk kimia yang terbuat dari bahan- bahan kimia hasil produksi pabrik antara lain pupuk urea, TSP, KCL, NPK, dan diukur dalam kg. 8. Pestisida adalah obat-obatan hasil produksi pabrik untuk pemberatasan hama dan penyakit tanaman jeruk keprok SoE pada tahun 2009-2010 dan diukur dalam liter. 9. Luas lahan usahatani adalah luas areal tanaman jeruk keprok SoE yang dimiliki petani diukur dalam hektar. 10. Jumlah pohon produktif adalah banyaknya pohon jeruk keprok SoE yang dimiliki petani responden dan yang sudah menghasilkan buah yakni yang berumur 5 sampai dengan lebih dari 20 tahun setelah tanam pada musim produksi 2009-2010, diukur dalam sataun pohon. 11. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja sewaan dan tenaga kerja keluarga untuk pekerjaan usahatani jeruk keprok SoE, diukur dalam hari orang kerja HOK. Perhitungan HOK adalah sama dengan jumlah hari kerja x jumlah tenaga kerja x jumlah kerja per hari kerja dibagi 7. Perhitungan tenaga kerja meliputi penggunaan tenaga kerja pada kegiatan persiapan lahan,